Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Meneropong Kearifan Lokal Candi Borobudur

24 Agustus 2017   08:10 Diperbarui: 24 Agustus 2017   19:00 5656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Borobudur Dikunjungi banyak wisatawan pada 6 Agustus 2017 (Dok.Pri)

Petugas membantu para pengunjung mengenakan kain borobudur dengan benar (Dok.Pri)
Petugas membantu para pengunjung mengenakan kain borobudur dengan benar (Dok.Pri)
Bapak Agus selaku koordinator pada bagian ini, memberikan informasi bahwa penggunaan kain batik ini pada dasarnya memiliki beberapa tujuan. Pertama, untuk menghormati candi yang notabene adalah tempat ibadah. Kedua, menyangkut kepantasan. Kurang enak dipandang apabila pengunjung mengenakan pakaian minim di tempat sakral.

Kain Batik Motif Candi Borobudur. Ki-ka: Bpk Agus, Saya dan tiga petugas lainnya (Dok.Pri)
Kain Batik Motif Candi Borobudur. Ki-ka: Bpk Agus, Saya dan tiga petugas lainnya (Dok.Pri)
Kain ini sendiri, menurut beliau adalah jenis kain batik tulis bermotif stupa dan candi yang diproduksi secara khusus oleh masyarakat sekitar. Tujuannya adalah menjaga salah satu kearifan lokal di sini, yaitu menutup aurat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Adapun pantangan saat mengenakannya, yaitu kain ini tidak diperbolehkan dilepas di sembarang tempat, apalagi di area candi atas. 

Nah, Anda bisa manfaatkan kain ini untuk menutup tubuh bagian bawah, pun bisa sekalian gaya-gayaan sambil selfie sekaligus nguri-uri budaya. Nah, pada saat turun dari candi menuju pintu keluar, wisatawan bisa mengembalikan kain ini kepada petugas.

2. Dilarang Duduk di Sekeliling Batu Candi Teratas

Saat berkeliling di candi bagian atas, saya melihat banyak orang bercengkerama dengan sanak familinya sambil menikmati keindahan alam Borobudur. Mereka tampak duduk mengelilingi batu-batu candi yang seolah desainnya hampir mirip tempat duduk. Tak lama, datanglah beberapa petugas keamanan yang menertibkan mereka agar mengosongkan area ini. 

Mas Syafi'i, salah seorang petugas keamanan yang menertibkan pengunjung (dok.pri)
Mas Syafi'i, salah seorang petugas keamanan yang menertibkan pengunjung (dok.pri)
Penasaran dengan ini, saya mendekati Mas Syafi'i, seorang petugas keamanan candi yang membantu menertibkan hingga terjadilah perbincangan ringan. Ternyata, pengunjung yang asyik duduk di candi bagian atas tadi ditertibkan karena dua alasan. Pertama, candi ini merupakan tempat ibadah agama Budha sehingga tak etis jika dimanfaatkan sebagai tempat untuk bercanda.

Alasan kedua adalah untuk melestarikan batu-batu candi dimana peraturan ini sudah dicanangkan sejak erupsi merapi beberapa tahun lalu. Sesungguhnya ada larangan dalam bentuk tulisan yang dipasang disekeliling candi 'Dilarang Memanjat' ataupun 'Dilarang Duduk'. Namun karena bagian candi bawah sedang dipugar, maka papan tulisan sementara dipindahkan ke sana.

Para pengunjung candi dilarang duduk di sini (dok.pri)
Para pengunjung candi dilarang duduk di sini (dok.pri)
Nah, ini merupakan sebuah kearifan lokal yang harus dijaga. Candi Borobudur ternyata bukan hanya sebagai wisata hiburan, namun juga bermanfaat sebagai wisata sejarah dan religi yang harus selalu kita jaga keberadaanya.  

3. Dilarang Membawa Pulang Benda Bersejarah dari Kawasan Candi Borobudur

Setiap pengunjung hendaknya bisa menjaga kearifan lokal yang sudah tertanam di sana, baik dalam segi budaya maupun kesakralannya. Kita diharapkan bisa berbicara halus, berpikir positif serta berperilaku baik atau tak menyimpang saat berada di tempat ini. Tentu ini untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, seperti kejadian yang pernah dialami oleh rombongan wisata dari salah satu SMU di Jakarta.

Sudah diinformasikan agar berhati-hati, mereka justru melakukan tindakan kurang terpuji. Setelah seharian jalan-jalan ke candi Borobudur, akhirnya rombongan dari Jakarta ini kembali ke penginapan yang ada di Jogja. Di situ terjadilah hal tak diinginkan, di mana semua siswa dalam rombongan, mohon maaf, mengalami kesurupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun