Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Aku Melihat Puisi

21 Maret 2021   15:38 Diperbarui: 21 Maret 2021   15:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku Melihat puisi


Oleh: Riami

Aku melihat puisi sedang bersukaria di altar-altar dunia, memeriahkan hari jadi, hari kemenangan diksi-diksi atas ketidakadilan

Di langit aku melihat puisi menemani mendung menjadi doa-doa menyerupai mantra turun hujan karena begitu terik jiwa raga

Aku membuka catatan usang benarkah puisi pernah menjadi buku harian masa lalu yang bahagia, menyedihkan, mengecewakan bahkan menjadi buku harian politik yang belum pernah usai

Puisi mengelilingi dunia, dengan segala baju yang beraneka rupa, kadang serupa pangeran yang sedang jatuh cinta pada tuan putri, bahkan menyerupai tuan putri  yang sedang tertawan jiwanya pada sebuah takdir

Aku masih melihat puisi terpenjara, kata-kata terajam menjadi serpihan yang diabaikan

Tiba-tiba aku melihat puisi menjadi orang sakti yang menerobos gedung-gedung bertingkat, menyebarkan pamflet-pamflet kesetiaan pada negeri

Aku lihat puisi menjadi kuburan dari segala duka di balik huruf-huruf, dipenuhi bunga kenanga, kamboja, juga mawar

Aku melihat puisi bisa jadi apa saja sesuai kehendak zaman

Bukit Nuris, 2021

Selamat hari puisi sedunia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun