Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kita Sudah Lalui

14 Agustus 2020   16:16 Diperbarui: 14 Agustus 2020   16:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita Sudah Lalui

Dua puluh enam tangga
Cukup melelahkan
Keringat rasa menderas dalam ruang pengap
Aku masih saja belum menyadari kita sedang di mana

Secangkir minuman tak kukenal, seperti ada kue warna warni dalam sesaji malam
Menu dalam ruang ini benar-benar menyebalkan, seperti pengkhiatan yang kau bungkus dengan dalih yang menurutmu sah

Ingin rasanya aku berlari meninggalkan semua ruang tak beroksigen
Aroma kemenyan dan melati menusuk

Dalam linglung, segala puji diri kuamini
Pada-Mu, pada-Mu, Tuhan penolong segala himpit

Satu persatu makhluk dimensi lain itu menyumbat napasku
Istigfar lirih menggumpal di kalbu

Kulihat cahaya putih menembus bawah sadarku
Allaahu akbar! Suara adzan subuh membangunkan aku dari kisah buruk dalam tidur sekejap

Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun