Dua puluh enam tangga
Cukup melelahkan
Keringat rasa menderas dalam ruang pengap
Aku masih saja belum menyadari kita sedang di mana
Secangkir minuman tak kukenal, seperti ada kue warna warni dalam sesaji malam
Menu dalam ruang ini benar-benar menyebalkan, seperti pengkhiatan yang kau bungkus dengan dalih yang menurutmu sah
Ingin rasanya aku berlari meninggalkan semua ruang tak beroksigen
Aroma kemenyan dan melati menusuk
Dalam linglung, segala puji diri kuamini
Pada-Mu, pada-Mu, Tuhan penolong segala himpit
Satu persatu makhluk dimensi lain itu menyumbat napasku
Istigfar lirih menggumpal di kalbu
Kulihat cahaya putih menembus bawah sadarku
Allaahu akbar! Suara adzan subuh membangunkan aku dari kisah buruk dalam tidur sekejap
Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~