Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sajak untuk Erin

25 Februari 2020   12:18 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:21 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak untuk Erin

Serasa baru kemarin, kuncup-kuncup kata-katamu mekar dan mengharum di dunia maya
Kubaca pesanmu lewat tulisan
Meski kita tak pernah jumpa dalam nyata, tetapi jabat jarimu terasa erat di kalbuku

Aku baru sadar, bahwa untaian pesanmu kini menjadi roncean melati yang menghiasi senyummu untuk berjumpa sang maha kasih

Damailah kau di sisi-Nya
Tempat terindah buatmu menantimu tanpa ada rasa sakit dalam meniti hari-harimu

Bunga-bunga doa mengharum mengecup ketulusanmu
Air mata kehilangan berjatuhan, menjadi buliran permohonan kasih untukmu

Lihatlah, semua akan merindukanmu, dalam pandang, kata, dekap, juga candamu
Menginspirasi setiap kedip mata memandang
Engkaulah permata puisi itu

Yang sajak-sajaknya menjadi pelindung keluh tanpa kesah

Kaulah itu, melati wangi yang selalu memutih di hati pembacamu
Mengharum, membahana di sudut-sudut ruang yang pernah kau singgahi dengan jarimu yang tulus

Selamat jalan manisku Erin
Semoga setiap huruf yang kau pahat menjadi saksi kebaikanmu dan mengantarmu hingga ke surga-Nya

Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun