Mohon tunggu...
Ria Agustina
Ria Agustina Mohon Tunggu... Penikmat sayur lodeh dan gereh

Kompasianer pemula 🤗

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Eksotisme Trembesi, Beringin, dan Bintaro di Jalur Hijau Tepi Kanal, Jakarta

24 September 2025   17:07 Diperbarui: 24 September 2025   23:18 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area Trembesi di jalur hijau Kanal Banjir Timur. (Foto: Ria A)

Selalu ada cerita kala berkunjung ke ruang terbuka hijau di area Jakarta. Bisa merasakan kesegaran udara dan suara kicau burung yang bersahutan riang, tentunya iya. Ada yang lain, yaitu kesempatan mulai mengenal pepohonan tropis yang tumbuh menghias ruang terbuka hijau.

Pohon tropis ini, ada yang berhabitat asli Indonesia, ada pula yang berhabitat asli negara lain. Meski berasal dari negara lain, selama berjenis pohon tropis, bisa diupayakan kondisi lingkungan yang memadai untuk pertumbuhannya.

Di sepanjang jalur hijau tepi Kanal Banjir Timur, Jakarta Timur, pengunjung bisa merasakan pengalaman unik bak berada di hutan tematik! Ya, ada area di mana jenis pohon yang sama ditanam berjejer dan berhadapan.

Inilah beberapa jenis pohon tropis yang bisa saya kenali.

Trembesi

Bila Teman-teman pernah menonton film Lord of The Ring, mungkin masih mengingat hutan Fangorn yang tampil di film tersebut. Hutan Fangorn digambarkan dengan pepohonan yang batangnya meliuk dan bertajuk lebar memayungi area di bawahnya. Ditambah, adanya tanaman epifit yang tumbuh melebati batang pohonnya.

Hutan Fangorn bukan khayalan. Indonesia telah memiliki kawasan hutan yang se-amazing itu! Terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, hutan ini dikenal dengan nama De Djawatan Benculuk.

Krik.. krik.. krik… Apakah di antara Teman-teman ada yang sudah pernah ke sana?

Di jalur hijau tepi Kanal Banjir Timur, Jakarta, ditanam jenis pohon yang sama. Meski masih berusia muda, pesona naungan cabang dan tajuknya sudah bisa didapatkan.

Pepohonan itu adalah TREMBESI!

Trembesi memiliki nama ilmiah Samanea saman. Habitat asli berasal dari Amerika Selatan. Rata-rata ketinggian pohon ini adalah 30-40 meter dengan bentangan tajuk hingga 25-30 meter.

Sebagai pohon pelindung, pertumbuhan trembesi dari waktu ke waktu terbilang signifikan. Dalam satu tahun dapat tumbuh sekitar 0,75 hingga 1,5 meter. Dengan pertumbuhan yang sedemikian cepat, tak heran jika trembesi dewasa yang berumur 10 tahun bisa mencapai ketinggian 15 meter atau mungkin lebih.

Berada di bawah naungan trembesi ini rasanya sejuk. Langsung mak nyess bagai pagi yang damai dengan semburat mentari menyapa dari kejauhan.

Informasi dari beberapa sumber menyebutkan bahwa pohon trembesi bisa menurunkan suhu area yang ternaungi hingga 4 derajat dibanding sekitarnya. Ditambah lagi, pohon trembesi mampu menyerap air tanah dengan kuat dan membawanya melewati dahan hingga ke daun. Kemudian dari daun tersebut, meneteslah air, sedikit menghujani area di bawahnya.

Setelah mengetahui hal ini, terjawab sudah pertanyaan saya tempo hari. Kala itu saya berada di bawah naungan trembesi. Dalam suasana siang dan sedang terik-teriknya, saya dapat tetes air hujan. Dari mana? Bisa jadi berasal dari daun-daun trembesi.

Daun dan buah trembesi memiliki kandungan senyawa yang dapat berfungsi sebagai antibakteri, antijamur, dan antioksidan. Senyawa-senyawa ini dapat melawan efek radikal bebas pada tubuh manusia.

Trembesi: pohon, buah, dan biji. (Foto: Ria A)
Trembesi: pohon, buah, dan biji. (Foto: Ria A)

Buah trembesi memiliki aroma segar sedikit asam. Seperti ada aroma asam jawa namun jauh lebih ringan.

Menurut seorang ibu-perawat tanaman area jalur hijau- yang saya temui dan saya lupa menanyakan nama beliau, ada masyarakat yang mengonsumsi buah trembesi sebagai camilan. Ada pula yang menggunakan air rebusan buah dan biji trembesi sebagai obat untuk meredakan kembung.

Beringin

Bagi sebagian masyarakat, pohon memiliki makna filosofis yang dalam. Bukan sekadar tanaman yang tumbuh, ia bisa menjadi cermin dari sifat dasar kehidupan.

Ada yang berpendapat bahwa pohon besar biasanya menjadi hunian atau rumah, dalam tanda kutip, bagi entitas tak kasat mata. Dengan pesan nenek moyang yang menyertai, kira-kira seperti ini:

“Jangan tebang pohon beringin, nanti penunggunya marah”.

Terlepas dari hal beraroma horor, bila menilik fungsi keberadaan sebuah pohon, tentu ada kebaikan yang berkaitan erat dengan lingkungan.

Pohon beringin yang dikenal dengan nama Benjamin’s fig (Ficus benjamina), termasuk jenis pohon dengan tampilan unik. Terdapat akar gantung atau akar angin yang menjadi ciri khas pohon ini. Akar yang menjuntai ke tanah ini berfungsi sebagai jangkar yang akan menopang berat dari cabangnya.

Deret pohon Beringin di jalur hijau tepi Kanal Banjir Timur. (Foto: Ria A)
Deret pohon Beringin di jalur hijau tepi Kanal Banjir Timur. (Foto: Ria A)

Pohon beringin termasuk pohon yang bisa tumbuh hingga ukuran besar bahkan sangat besar. Sampai-sampai ada yang menyebutnya pohon raksasa. Pertumbuhan pohon beringin dapat mencapai tinggi hingga 40−50 m dengan diameter batang mencapai 100−190 cm.

Beringin merupakan tanaman asli Asia Tenggara termasuk Indonesia dan sebagian Australia. Di Indonesia sendiri, pohon beringin mempunyai nama berbeda di setiap daerah. Beringin, caringin, waringin, … ada nama lainnya?

Menurut beberapa sumber, beringin memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Daun dan akarnya mengandung senyawa fenol, zat gula, asam amino, flavonoid, alkaloid, dan saponin. Beberapa kandungan tersebut bisa berperan sebagai zat anti kanker.

Namun, masih belum dijelaskan lebih spesifik mengenai cara pemanfaatan untuk kesehatan dan pengobatan penyakit. Belum ada keterangan tentang cara dan resep menggunakannya.

Bintaro

Bentuk pohonnya indah dengan tajuk rindang. Bunganya berwarna putih, menambah nilai estetika lingkungan. Di perkotaan, pohon Bintaro kerap dijadikan tanaman penghijauan.

Pohon yang dikenal dengan nama ilmiah Cerbera manghas ini memiliki buah berkulit halus. Saat muda berwarna hijau, semakin besar dan matang akan berwarna merah. Bentuk buah menyerupai mangga gedong gincu namun lebih membulat. Kulitnya pun lebih keras dan licin, menyerupai kulit buah markisa.

Bintaro: pohon, buah, dan biji. (Foto: Ria A)
Bintaro: pohon, buah, dan biji. (Foto: Ria A)

Laman Rumahtani menyebutkan bahwa buah Bintaro mengandung saponin dan asam fenolik. Bijinya mengandung senyawa cerberin.

Buah Bintaro tak dapat dikonsumsi manusia. Ia bermanfaat sebagai pestisida alami untuk mengusir hama, misalnya: tikus.

Pohon tropis lain di jalur hijau tepi kanal ini yang dapat saya kenali adalah Leda (Eucalyptus deglupta). Leda juga memiliki pesona eksotis dengan ciri khas warna warni pada kulit batang dan aroma pada daunnya.

Baca juga: Pesona Pelangi Pohon Leda di Ruang Terbuka Hijau, Jakarta

Pemilihan jenis pohon tropis di sepanjang jalur hijau tepi kanal

Kanal Banjir Timur berupa coakan atau selokan besar yang memiliki tepian. Tepian ini menjadi dinding kanal. Dinding berupa tanah di sisi kiri dan kanan kanal berfungsi sebagai penahan sehingga tentunya perlu diperkuat.

Untuk apa? Untuk meminimalisir kemungkinan erosi, untuk mengamankan area daratan di sekitar kanal supaya tidak gugur, untuk berfungsi sebagai tanggul penahan air, untuk berfungsi sebagai serapan air hujan supaya area daratan tidak tergenang, untuk menjaga cadangan air tanah, dan sebagainya.

Dan, upaya penguatan dinding kanal secara alami adalah dengan menanam pohon!

Satu hal yang menjadi pertimbangan adalah perakaran. Jenis pohon yang dipilih sudah tentu yang memiliki perakaran kuat.

Pohon Bintaro, misalnya. Sejatinya termasuk jenis mangrove dan dikenal sebagai pohon pesisir. Pohon ini banyak dijumpai pada lahan gambut dan tentunya area mangrove. Namun di jalur hijau Kanal Banjir Timur, pohon ini ditanam dan dapat tumbuh optimal. Pemilihan berdasarkan kemampuan perakarannya.

Pun demikian dengan pohon Trembesi, Beringin, juga Leda yang ditanam di area ini. Pohon dengan perakaran menghunjam dan mencengkeram bumi erat, dipilih karena dapat menguatkan karakter tanah dinding kanal.

Barisan pohon Leda di tepi kanal. (Foto: Ria A)
Barisan pohon Leda di tepi kanal. (Foto: Ria A)

Fungsi lain pohon besar di ruang terbuka hijau

Fungsi estetik. Rimbun, bertajuk lebar, sebagai perindang untuk berteduh. Karakteristik pohon tropis yang unik dapat memperindah ruang terbuka hijau.

Fungsi ekologi dan lingkungan. Produktif menghasilkan oksigen pada siang hari, menurunkan suhu sekitar, menyerap polusi dari sisa pembakaran, meningkatkan kualitas udara.

Fungsi edukasi. Melalui penanda identitas jenis pohon, pengunjung bisa belajar mengenali dan mempelajari aneka vegetasi tropis.

Fungsi wisata dan ekonomi. Jenis pohon estetik nan eksotis bisa menarik lebih banyak pengunjung untuk mendatangi ruang terbuka hijau. Naungan tajuk pepohonan bermanfaat bagi banyak peran di bawahnya. Misalnya, kegiatan masyarakat untuk singgah berwisata atau untuk berjualan.

Fungsi relaksasi. Ruang terbuka hijau dapat menjadi ruang alternatif bagi orang-orang yang memerlukan jeda. Dari rutinitas, dari hiruk pikuk dan segala embel-embel duniawi yang melekat. Datang untuk melepas lelah, dengan duduk di bawah bayang dedaunan atau rimbun tajuk pepohonan yang rindang, bisa menjadi opsi menyegarkan sekaligus menenangkan.

Area pohon Beringin dan beberapa jenis pohon lain. (Foto: Ria A)
Area pohon Beringin dan beberapa jenis pohon lain. (Foto: Ria A)

Pohon besar, emisi karbon, dan kualitas udara

Saat ini penanaman pohon digiatkan dengan maksud sebagai penyeimbang lingkungan. Pohon bisa menyerap karbon sisa emisi (gas buang) di udara yang berasal dari kendaraan, industri, dan dari sumber lain.

Pohon-pohon yang ditanam berjejer di tepi jalan dengan lalu lintas padat, misalnya. Difungsikan untuk menyerap karbon dari sisa pembakaran dan menurunkan suhu di area pohon tersebut ditanam.

Pohon trembesi, menurut perkiraan para ahli, bisa mereduksi lebih dari 26 persen emisi karbon. Melansir informasi dari web Resan Gunungkidul, satu pohon trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida setiap tahunnya.

Ada proses fotosintesis, di mana pohon menggunakan karbondioksida (CO2) sebagai bahan bakar untuk pertumbuhan mereka. Pada saat bersamaan, melepaskan oksigen (O2) ke udara. Oksigen yang dihasilkan pohon membantu memperbaiki kualitas udara.

Pohon juga mereduksi partikel debu dan polusi udara. Permukaan daun dapat menangkap partikel debu dan polusi udara, serta membersihkan udara secara alami. Hal ini dapat mengurangi tingkat polusi udara di sekitar daerah tersebut.

Pohon memberi naungan dan membantu mengurangi suhu udara di sekitar. Melalui proses transpirasi, air diserap oleh akar dan diuapkan melalui daun.

Sebagai penutup,

Fungsi pohon tropis eksotis yang ditanam di jalur hijau, tak hanya meningkatkan nilai estetika lingkungan. Lebih dari itu, ia berfungsi sebagai pembangun kekuatan dinding tepi kanal. Keberadaan pepohonan tropis memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem lingkungan yang sehat.

Terima kasih.

Referensi bacaan:

https://lindungihutan.com/blog/pohon-beringin-ciri-jenis-fakta-dan-manfaat/

https://lindungihutan.com/blog/pohon-trembesi/

https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135432

https://www.resan.id/2023/12/fungsi-pohon-trembesi-konservasi-air.html

https://rri.co.id/lain-lain/1519915/5-fakta-unik-pohon-bintaro

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun