Fungsi edukasi. Melalui penanda identitas jenis pohon, pengunjung bisa belajar mengenali dan mempelajari aneka vegetasi tropis.
Fungsi wisata dan ekonomi. Jenis pohon estetik nan eksotis bisa menarik lebih banyak pengunjung untuk mendatangi ruang terbuka hijau. Naungan tajuk pepohonan bermanfaat bagi banyak peran di bawahnya. Misalnya, kegiatan masyarakat untuk singgah berwisata atau untuk berjualan.
Fungsi relaksasi. Ruang terbuka hijau dapat menjadi ruang alternatif bagi orang-orang yang memerlukan jeda. Dari rutinitas, dari hiruk pikuk dan segala embel-embel duniawi yang melekat. Datang untuk melepas lelah, dengan duduk di bawah bayang dedaunan atau rimbun tajuk pepohonan yang rindang, bisa menjadi opsi menyegarkan sekaligus menenangkan.
Pohon besar, emisi karbon, dan kualitas udara
Saat ini penanaman pohon digiatkan dengan maksud sebagai penyeimbang lingkungan. Pohon bisa menyerap karbon sisa emisi (gas buang) di udara yang berasal dari kendaraan, industri, dan dari sumber lain.
Pohon-pohon yang ditanam berjejer di tepi jalan dengan lalu lintas padat, misalnya. Difungsikan untuk menyerap karbon dari sisa pembakaran dan menurunkan suhu di area pohon tersebut ditanam.
Pohon trembesi, menurut perkiraan para ahli, bisa mereduksi lebih dari 26 persen emisi karbon. Melansir informasi dari web Resan Gunungkidul, satu pohon trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida setiap tahunnya.
Ada proses fotosintesis, di mana pohon menggunakan karbondioksida (CO2) sebagai bahan bakar untuk pertumbuhan mereka. Pada saat bersamaan, melepaskan oksigen (O2) ke udara. Oksigen yang dihasilkan pohon membantu memperbaiki kualitas udara.
Pohon juga mereduksi partikel debu dan polusi udara. Permukaan daun dapat menangkap partikel debu dan polusi udara, serta membersihkan udara secara alami. Hal ini dapat mengurangi tingkat polusi udara di sekitar daerah tersebut.
Pohon memberi naungan dan membantu mengurangi suhu udara di sekitar. Melalui proses transpirasi, air diserap oleh akar dan diuapkan melalui daun.
Sebagai penutup,