Buah Bintaro tak dapat dikonsumsi manusia. Ia bermanfaat sebagai pestisida alami untuk mengusir hama, misalnya: tikus.
Pohon tropis lain di jalur hijau tepi kanal ini yang dapat saya kenali adalah Leda (Eucalyptus deglupta). Leda juga memiliki pesona eksotis dengan ciri khas warna warni pada kulit batang dan aroma pada daunnya.
Baca juga: Pesona Pelangi Pohon Leda di Ruang Terbuka Hijau, Jakarta
Pemilihan jenis pohon tropis di sepanjang jalur hijau tepi kanal
Kanal Banjir Timur berupa coakan atau selokan besar yang memiliki tepian. Tepian ini menjadi dinding kanal. Dinding berupa tanah di sisi kiri dan kanan kanal berfungsi sebagai penahan sehingga tentunya perlu diperkuat.
Untuk apa? Untuk meminimalisir kemungkinan erosi, untuk mengamankan area daratan di sekitar kanal supaya tidak gugur, untuk berfungsi sebagai tanggul penahan air, untuk berfungsi sebagai serapan air hujan supaya area daratan tidak tergenang, untuk menjaga cadangan air tanah, dan sebagainya.
Dan, upaya penguatan dinding kanal secara alami adalah dengan menanam pohon!
Satu hal yang menjadi pertimbangan adalah perakaran. Jenis pohon yang dipilih sudah tentu yang memiliki perakaran kuat.
Pohon Bintaro, misalnya. Sejatinya termasuk jenis mangrove dan dikenal sebagai pohon pesisir. Pohon ini banyak dijumpai pada lahan gambut dan tentunya area mangrove. Namun di jalur hijau Kanal Banjir Timur, pohon ini ditanam dan dapat tumbuh optimal. Pemilihan berdasarkan kemampuan perakarannya.
Pun demikian dengan pohon Trembesi, Beringin, juga Leda yang ditanam di area ini. Pohon dengan perakaran menghunjam dan mencengkeram bumi erat, dipilih karena dapat menguatkan karakter tanah dinding kanal.
Fungsi lain pohon besar di ruang terbuka hijau
Fungsi estetik. Rimbun, bertajuk lebar, sebagai perindang untuk berteduh. Karakteristik pohon tropis yang unik dapat memperindah ruang terbuka hijau.
Fungsi ekologi dan lingkungan. Produktif menghasilkan oksigen pada siang hari, menurunkan suhu sekitar, menyerap polusi dari sisa pembakaran, meningkatkan kualitas udara.