Mohon tunggu...
Ria Wulandari
Ria Wulandari Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media and Reporter Online at Kompas.com

Education is not learning of facts, but the training of the mind to think. - Albert Einstein

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Polemik Kenaikan Harga Minyak Goreng, padahal Indonsia Produsen Minyak Sawit Terbesar di Dunia

21 Desember 2021   10:30 Diperbarui: 21 Desember 2021   12:35 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disusul masing-masing Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan dengan rata-rata luas lahan hingga 1,400 ha per provinsi. Saat ini komoditas Kelapa Sawit juga menjadi salah satu andalan pemerintah dalam meraup devisa. 

Pada data pelepasan ekspor komoditas turunan kelapa sawit yaitu cangkang sawit (Palm Kernel Shell) milik PT. JPJ berjumlah 31.200 ton dengan nilai Rp 29 milyar, bungkil sawit (Palm Kernel Expeller) milik PT. IMT berjumlah 14.000 ton dengan nilai Rp 20 milyar dan RBD (Refined, Bleached and Deodorized) Palm Kernel Oil milik PT.WNI berjumlah 11.500 ton dengan nilai setara Rp 205 milyar dengan negara tujuan Jepang, China, Thailand, Korea Selatan, Brazil dan Ukraina. 

Produk Kelapa Sawit Asal Riau Diminati Dunia

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 20 Desember 2021, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menguapkan, harga minyak goreng akan turun diperlkirakan di awal tahun depan, mengikuti turunnya harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO).
Makin Mahal, Harga Minyak Goreng Naik Seminggu Sekali

Adapun dalam Trading Economic komoditas minyak sawit Malaysia jatuh menuju MYR 4.300 per ton, menyentuh level terendah sejak 22 September di tengah kekhawatiran atas permintaan minyak nabati global karena kasus Omicron melonjak secara global dan beberapa negara mengumumkan pembatasan COVID baru. 

Pada saat yang sama, ekspor Malaysia diperkirakan akan tetap tertahan di bulan Desember. Data surveyor kargo menunjukkan ekspor Malaysia selama 1-15 Desember turun antara 9% dan 12,5% dari periode yang sama di bulan November, lebih dari yang diantisipasi pasar.

Miris bukan? Bangsa ini punya lahan luas tapi masih tidak menikmati harga minyak goreng yang rasional, seperti diluar nalar masih mengacu pada kiblat harga minyak sawit negara jiran. Mengapa demikian? 

Karena memang Malaysia everyday mereka punya data yang update dan akurat perkembangan produksinya, perkembangan stoknya dan lainnya. 

Lalu kapan kita bisa menikmati apa yang kita miliki?

Dengan adanya tulisan saya ini semoga pemerintah tidak mengeluarkan alibi seperti ini saat ada protes dari warganya ya pak;

1. Kurangi makan gorengan, pemicu lemak jenuh, kolestrol, jantung, dan tidak sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun