Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polemik Setya Novanto, Sebaiknya Negara Jadi Perusahaan Saja

2 Oktober 2017   18:48 Diperbarui: 2 Oktober 2017   18:54 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ajaib, ternyata obat ampuh untuk sembuh yaitu tidak jadi tersangka. Paska hakim Cepi  memutuskan  papa  tidak bersalah maka alhamdulilah puji Tuhan saya mmengutip dari tv.kompas.com, barang-barang milik Novanto telah dibawa keluar, Minggu (1/10/2017) tadi pagi. Saat ini kondisi kesehatannya dikabarkan telah semakin membaik, dan diizinkan untuk memulai tugas lama sebagai ketua DPR dan ketua Golkar. 

Saya mengajak  saudara-saudara  untuk  mendoakan politisi yang ketika papa Setya sakit ingin mengganti dengan  orang lain seperti Ahmad Doli  Kurnia dan Yorrys  agar diberikan jalan yang terbaik  dan mampu rujuk kepada papa biar gak dihukum. Banyak rakyat yang terluka karena fenomena ini menguatkan slogan umum hukum indonesia itu  tajam kebawah namun tumpul ke atas.

Jujur saya sebagai rakyat jelata dan generasi muda sudah lelah melihat tingkah laku politisi dan para pejabat yang suka main mata dan diplomasi bawah meja. Pantas saja banyak unsur militer dan sipil bersenjata seperti polisi yang sekarang sudah berani membuat banyak statemen dan tindakan kontroversial dengan masing-masing korps agar disorot kamera media.  

Faktanya memang kelemahan sipil dalam  mengelola  pemmerintahan seringkali memberikan kesempatan unsur bersenjata naik ke atas panggung politik. Contohnya banyak dari mulai Napoleon di Eropa sampai Suharto di  Indonesia.  Syaratnya  sederhana hanya  butuh kambing hitam politisi yang dianggap  nista untuk  dipersekusi dan dieksekusi massa secara   langsung maupun tidak langsung. 

Paling gampang  ya unsur bersenjata memposisikan  diri  sebagai  korban seperti taktik SBY sehingga dapat simpati publik lalu membuat negara autopilot. Mohon maaf ya buat  pembaca  yang  fans  berat  unsur bersenjata baik sipil maupun militer   sampai saat ini saya tidak mau calon pemimpin utama dari kalangan itu karena khawatir negara menjadi seperti Sparta. Oh ya kalau gak tau negara sparta silahkan search sendiri saja rumit untuk menjelaskanya.

Saya mengakui sistem politik hukum pemerintahan Indonesia selama 60 tahun ini belum dapat dikatakan berhasil. Kasus papa Setya-Hakim Cepi ini menjadi salah satu bukti nyata. Kondisi sosiologis indonesia itu kan unik, sejak dulu elit atas menjadi indikator perilaku bawahan seperti hasil penelitian ilmuwan macam Geertz dan Snouck. Kalau  diatasnya  sebagai pejabat dan wakil rakyat bahkan sebagai wakil Tuhan saja terasa kurang  greget sehingga di bawah ini ada slogan kalau mau maling jangan kecil sekalian aja milyaran sampai trilyunan toh hukuman lebih ringan jadi rakyat menjadi nurut bukan karena takut hukuman tapi menunggu kesempatan berbuat dosa besar baru kemudian taubat.   

Sistem alternatif seperti hukum suku, agama, ras dan budaya bukan  solusi karena  Indonesia negara  yang sangat heterogen sehingga apabila salah satu diterapkan kembali maka akan terjadi diskriminasi. Solusi lain adalah membuat  sistem Indonesia sebagai perusahaan seperti jaman VOC dulu dengan catatan koreksi kegagagalan VOC menghilangkan kasta perantara seperti birokrasi feodal priyayi dan pedagang eksklusif etnis tionghoa seperti yang dilakukan Inggris dengan EIC sepertinya bisa dijadikan contoh karena mendekati konsep perusahaan seutuhnya.

Kira-kira bagaimana transformasi negara Indonesia menjadi Perusahaan Indonesia? Saya punya gambaran dasar, kalau kurang atau salah silahkan pembaca koreksi melalui komentar atau artikel tanggapan.

Pertama, transfer nilai kepemilikan saham perusahaan Indonesia dikonversikan berdasarkan  jumlah penduduk sehingga  secara  tidak langsung rakyat sebagai pegawai sekaligus pemilik perusahaan macam koperasi.  Sistem nominal sahamnya pun bisa dibagi sama rata dan sama  rata seperti sistem kiri eh sosialis. Kalau kurang sepakat bisa berdasarkan aset masing-masing sehingga nominalnya bisa berbeda tegrantung konversi aset pribadi ke saham negara. Kalau semuanya dapat jatah saham macam koperasi atau perusahaan go public nanti kan jelas pembagian hasil dan penanggungan rugi secara bersama-sama.

Kedua, pengisian jabatan perusahaan  dari mulai dewan direksi, CEO sampai pegawai rendahan melibatkan segenap bangsa sebagai pemilik saham sekaligus karyawan  perusahaan Indonesia. Sistem personilnya bisa melalui murni kompetensi yang  diukur dari skill, ijazah ataupun keahlian.  Sistem personilnya bisa memakai pengisian jabatan koperasi melalaui musyawarah muafakat ataupun tim formatur yang oenting semua jabatan terisi. Kalau bentuknya perusahaan kan jelas kenaikan jabatan dan penurunan jabatan berdasarkan performa mmasing-amsingkaryawan. 

Sanksi terberat ya pemecatan dengan pencabutan status karyawan perusahaan Indonesia alias dilepas kewarganegaraanya dan diusir keluar wilayah perusahaan Indonesia. Soal keterlibatan aseng dan asing dalam perusahaan Indonesia bisa didiskusikan lebih jauh apakah ya atau tidak. Goal nya pun jelas menjadikan perusahaan Indonesia menjadi go internasional yangmenggurita sampai ke seluruh dunia bahkan alam semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun