Mohon tunggu...
Reza Irfandi 28
Reza Irfandi 28 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anak Melankolis yang diam-diam suka Sanguinis.

GOD'S NOT DEAD

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nurhayati (Cahaya Hati)

23 Februari 2021   20:01 Diperbarui: 23 Februari 2021   20:27 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

NURHAYATI(Cahaya hati)

 

Kring...kring... bunyi sepedaku yang baru saja dibelikan oleh Ibu,hatiku senang sekali sambil mengendarai sepeda baru itu . Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama tepatnya kelas 2 SMP.

Ya.... aku memang suka sekali dengan sepeda.

Akhirnya apa yang aku inginkan selama ini tercapai " gumamku dalam hati.

Kami memang terbilang keluarga yang sederhana meskipun Mama merupakan seorang Pengawai negeri sipil ( Guru SD ) namun Mama juga menjadi sosok orangtua tunggal dalam hidup kami. Sementara Bapak dari kecil sering meninggalkan kami sedari kecil. Dari cerita kakak-kakak saya , Bapak meninggalkan kami waktu saya masih didalam kandungan,bahkan aku lahirpun Bapak tak ada disamping kami saya saat itu.

Memang terbilang kami adalah anak-anak yang kurang kasih sayang dari Seorang Bapak,kami sudah lama kehilangan Figur yang namannya Seorang Ayah.

Aku mempunyai 2 orang kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki,yang jarak kelahirannya jauh diatas aku.

Meskipun kami kehilangan sosok Ayah dalam hidup kami tapi kami tidak pernah kehilangan sosok Orang Tua dalam mengasihi kami. Ya...dia adalah Mama yang sangat kami kasihi.

Aku beruntung mempunyai ibu seperti Mama. Wanita yang kuat,lembut dalam bertutur kata dan manis dalam perbuatannya.

Dia adalah segalanya bagi kami berempat.

Kehidupan kamipun jauh dari kata mewah terutama dalam hal menginginkan sesuatu,harus penuh dengan kesabaran menantikannya.

Mamaku seorang diri yang menyekolahkan kami berempat dengan 2 kakak dan 1 abang yang harus juga dikuliahkan secara bersama-samaan. Sungguh memang semuanya diluar dugaanku,yang tadinya aku berfikir kami tidak bisa melanjutkan pendidikan ternyata kakak dan abangku tetap lanjut bersekolah dengan hanya bermodalkan gaji seorang guru biasa.

Tiap tahun kami melewati malam tahun baru dengan keluarga yang tidak lengkap dan bertahun-tahun lamanya kami melewati tahun baru tanpa seorang Bapak.

Ntah apa yang menjadi persoalan mereka dalam rumah tangga,yang tidak ingin mereka ceritakan kepada kami anak-ankanya.

Setiap kali ditanya baik Mama ataupun bapak selalu tidak pernah memberitahu apa alasan mereka seperti ini dan apa yang memicu Bapak sehingga meningkalkan kami bahkan bertahun-tahun tidak pernah pulang.

Aku selalu bertanya kepada Tuhan mengapa Tuhan memberikan saya keluarga seperti ini,saya selalu sedih dan teramat sedih ketika ada seorang Ayah yang begitu mengasihi anak-anaknya,selalu ada waktu bermain bersama,membeli mainan dan segala macamnya.

Hatiku selalu terenyuh dikala mengingat tentang orang tua terkhususnya Bapak.

Dari lahir aku tidak pernah mengenal yang namanya Bapak,sampai ada tetangga yang mengatakan bahwa Mamaku bermain api dengan yang lainnya. Mereka bertanya-tanya bagaimana mungkin aku lahir sementara bapak jarang pulang.

Aku tumbuh menjadi anak yang pendiam dan suka menyendiri yang membuat aku selalu merasa kesepian.

aku,abang dan kakakku juga tumbuh menjadi anak yang sangat tidak menyukai Bapak.

Pernah suatu malam,waktu itu aku masih kecil,Bapak dan Mama bertengkar hebat ntah karna apa,tapi aku salut melihat kakakku nomor 2, kak Rini yang selalu berani membela mama dan berlawan pendapat dengan Bapak.

Ya... setiap kali Bapak datang kerumah sering mereka berdebat bahkan hanya karna masalah sepele. Tapi sikap kak Rini yang selalu membela mama membuat kami juga berani menentang Bapak. Memang Dia ( Kak Rini ) bekepribadian tomboy karna dia seorang Atlit Bulutangkis. Dia juga yang paling mengerti Mama dan memahami apa maunya mama.

Aku memang anak bungsu dari silsilah keluarga tapi dari segi kasih sayang dia terbilang cukup manja kepada Mama,mungkin karna jarak lahir antara dia dan aku terbilang jauh.

Disekolah juga aku terbilang anak yang aktif dalam organisasi,bersama teman-temanku sedari kecil  yaitu wahyu,rio dan sio. Namun mereka selalu lebih beruntung daripadaku.

Mereka selalu mendapatkan apa yang mereka mau,termasuksud kasih sayang.

SEMENTARA AKU???? Hmhmhmhmh kadang aku sendiripun minder dalam berkawan.

Mama selalu mengajarkan kami untuk selalu bersyukur dan berdoa setiap waktu. Mama termaksud juga orang yang aktif dalam pelayanan kerohanian agama,mungkin itu yang selalu membuat mama selalu Optimis dalam hidup.

"Orang dapat meninggalkan kita,keluarga dapat mencampakkan kita namun Tuhan tidak pernah sekalipun meninggalkan kita" itu yang selalu mama katakana dan itu juga yang menjadi prinsipnya dalam menjalani semuanya.

Cara mama mendidik dan mengajari kami itu yang membuat aku menjadikan Mama Insrpirasi terbesar dalam hidupku.

Jikalau layaknya artis,Mamalah artis yang aku sukai sepanjang hidupku.

Aku paling bahagia ketika kala hari besar dalam keluarga kami,yaitu Ulang Tahun salah satu dari kami sekeluarga.

Itu menjadi moment special dalam keluarga.aku selalu menantikan Ulang tahun setiap tahunnya karna setiap Ulang Tahun, mama selalu memasak kue ulangtahun layakanya kue yang dijual dipasar-pasar,rasanya yang selalu aku rindukan. Bagiku kue buatan mamalah yang selalu terenak tiada banding,belum lagi ada lilin kecil beserta kado-kado ulang tahun dari kakak dan mama.

Ditambah lagi nyanyi " Selamat ulang tahun kami ucapkan,selamat ulang tahun sehat sentosa,selamat ulang tahun dan panjang umur " ditambah lagi nyanyi Tiup Lilinnya dan potong kuenya,itu hal kegemaranku karna tidak sabarnya untuk mencicipi kue bolu buatan mama hehehehe.

Bersama mama memang kami bahagia selalu,sampai tanpa disadari kami bisa hidup tanpa Bapak dan kami tidak membutuhkan seorang bapak lagi,meskipun dalam hati kami selalu sepi dikala mengenang Bapak.

Berbeda dengan sikap kakakku paling besar ( kak dewi ) dan abangku ( bg ewin ), mereka acuh tak acuh dan selalu emosi jikalau cerita tentang bapak. Bagi mereka Bapak merupakan sosok yang mereka benci karna meningkalkan kami disaat kami masih kanak-kanak. Mereka sudah terbiasa tanpa kasih sayang seorang Bapak.

Mereka sensitive jikalau disinggung mengenai Bapak,mungkin rasakupun begitu jikalau orang-orang mengalami hal yang sama dengan yang kami alami saat itu.

Menjadikan kebencian tumbuh dan berkembang dalam hati kami,yang menjadikan kami juga menjadi pembenci nomor satu kepada Bapak. Bagaimana mungkin kami bisa berbaur dengan orang yang tidak punya hati yang meninggalkan anak istrinya menderita dan hidup dalam celaan orang banyak.

Dalam hatiku berkata " aku tidak akan bisa menerima Bapak untuk hidupku" , aku akan meminta penjelasannya dikala aku sudah cukup dewasa suatu saat nanti " Gumamku saat itu.

Namun satu hal yang aku pelajari dan salut dengan kakakku Rini,dia dengan mudahnya menerima Kelakuan Bapak seperti itu,meskipun tidak selalu bertentangan dengan bapak tapi dia juga menerima Bapak dengan hati yang tulus.

Dia selalu berkata kepadaku " bagaimanapun perlakuan dan sikap bapak terhadap kita,dia tetap bapak kita yang harus kita doakan senantiasa agar mau bertobat dan kembali lagi dengan kita bersama-sama "

Aku sempat berfikir bagaimana mungkin dia dapat menerima Bapak dengan mudahnya,lambat laun aku menyadari apa yang dikatanya ada benarnya. Bagaimanapun dia tetap bapak kami yang harus kami hormati.

Kak rini orang yang paling dekat denganku dari kecil,mesikpun kami sering berdebat dan tak jarang diam-diam an dikala bertengkar hebat. Tapi itu tidak membuat dia menjadi pendendam terhadap aku,justru dia tetap mengasihi aku.

Dia juga sering membelikan aku barang-barang yang aku sukai,dia memang sangat dekat sekali dengan aku. Rasanya aku juga tidak bisa jauh dari dia.

Saat dia menyelesaikan perkuliahannya pun dia selalu membuat kami bangga akan dirinya,dia lulus dari Universitas Negeri Terfavorit yaitu Universitas Sumatera Utara denga sangat memuaskan. Mama saat itu menangis bahagia melihat dia mengenakan toga wisuda kebanggaan para wisudawan.

Dan untuk pertama kalinya formasi keluarga kami lengkap,Ada Bapak,Mama,Kak Dewi,Bg ewin dan aku. Kami sangat bahagia berfoto bersama dipapan bunga para wisudawan itu.

Itu merupakan moment yang sangat langka sekaligus moment yang paling bahagia.

Jika dia dikala kecil selalu dikatakan keluarga yang lain adalah anak yang ingin digugurkan oleh mama dan ketika dia lahir kami menjadi merosot kehidupan ekonomi kami tapi bagiku dia adalah pemersatu keluarga.

Dia selalu berkata jika hati seorang keras maka lunakkan hatimu,karna jika hati seorang keras dibalas keras maka akan menghasilkan kekerasan pula dan tidak ada berujung kebaikan.

Itulah salah satu yang membuatku kagum akan dirinya,dibalik sikap tomboynya ternyata dia memiliki hati yang lembut dan mau mengalah demi kebaikan bersama.

Beberapa bulan setelah kak rini wisuda kami mendapatkan berita buruk mengenai mama,yang divonis dokter menderita Kanker Ganas dibagian Anus. Kami menjadi terpukul melihat keadaan mama,bagaimana mungkin mama bisa divonis dokter menderita penyakit yang begitu mengerikan. Mendengar namanya saja "Kanker" membuat darah yang berada dikepala berjalan lebih cepat dari biasanya.

Apalagi dengan mama,tak bisa ku bayangkan betapa sakitnya yang dialami mama,sudahpun dia menderita dalam rumah tangga,menderita pula dalam kehidupan ditambah lagi menderita kesakitan yang menggerototi dirinya sepanjang hari.

Berobat kerumah sakit ini dan pindah kerumah sakit yang lainnya,bahkan kak dewi dan kak rini membawa mama berobat keluar kota tepatnya kota Medan. Dirumah sakit tentara putri hijau kota medan,mama selama satu bulan penuh dirawat,karna kanker yang ada didalam tubuhnya berkembang dengan cepat dan dokter harus melakukan operasi besar guna mencegah kanker menyebar. 

Seminggu setelah berada dirumah sakit dokter memutuskan operasi selama 5 jam lebih diruang Operasi.

Aku mendengar cerita dari kak rini,kondisi mama sangat mengkhawatirkan. Sampai setelah operasipun mama tak kunjung sadar diri.

Aku hanya melihat kondisi mama dari kiriman foto dari hp,kondisi yang sangat memprihatikan,bebagai selang,oksigen,pacu jantung berada ditubuh mama,sampai aku pun tak kuasa menahan tangis saat melihat kondisi mama yang berada diruang ICU rumah sakit itu. saat itu aku berada dikelas 3 SMP,saat-saat seharusnya aku menikmati masa yang namanya masa-masa indah disekolah namun harus aku lewati dengan kekawatiran. Aku tidak berada dirumah sakit karna aku juga harus mengikuti ujian-ujian disekolah.

Aku selalu berdoa kepada Pencipta agar dia Matahariku ( Mama ) jangan sampai tenggelam.

Setelah 3 hari pasca operasi,mama baru siuman namun tidak bisa bergerak banyak,tidak bisa makan minum dan masih terpasang berbagai selang.

Aku selalu tahu bagaimana keadaan mama karena kakak selalu memberi kabar kepadaku,tiap hari aku menangis mengingat mama yang terbaring kaku dirumah sakit,ingin rasanya aku pergi ke medan untuk bisa melihat mama dan menguatkan mama.

Disatu sisi aku juga harus mengurus rumah dan diri sendiri,sekolah dan segala macamnya. Aku dipaksa mandiri dikala itu karna keadaan.

Kondisi mama berangsur membaik,dan sudah dapat dipindahkan keruangan pasien. Aku sangat bahagia melihat perkembangan kesehatan mama yang sudah berangsur-angsur baik dan berada dalam tahap pemulihan. Disaat seperti itupun keadaanya,mama selalu berusaha untuk memperhatikan aku,menelpon aku dikala keadaan sakit,dan lagi-lagi aku tidak kuat untuk berkata apa-apa kepadanya selain mengatakan " cepat sembuh Ma.

1 bulan berlalu,mama sudah boleh kembali lagi ke kampung,Pasaman sumatera barat. Ternyata tidak hanya aku yang menantikan kepulangan mama,orang-orang sekampung pun selalu menanyakan gimana keadaan mama,kapan pulang dan sebagaiannya.

Saat mama pulang kerumah,tetangga-tetangga berkerumun datang menyalam dan memberikan semangat kepada mama. Sampai aku pun sangat terharu melihat antusias mereka dalam memberikan semangat dan kekuatan kepada mama.

Memang mama orang yang sangat aktif didalam bermasyarakat,dan memiliki jiwa social yang sangat tinggi. Tak heran jikalau orang-orang pada berkerumunan datang menghampiri kerumah.

Aku sangat bahagia dan bersykur kepada Tuhan karna doa-doaku terjawab,mama menjadi sembuh dan aku bisa memeluknya,melihat senyum indahnya dan mendengar lembut bahasannya.

Keadaan mama juga berangsur-angsur pulih bahkan dikeadaannya seperti inipun dia selalu memikirkan nasib anak didiknya,mungkin karna profesinya sebagai guru yang membuatnya memiliki tanggung jawab dalam mendidik anak-anak bangsa.

Namun akibat operasi besar tadi,mama memiliki pembuangan diperutnya tidak lagi di anusnya melainkan diperut ,mama kemana-mana memakai kantongan diperut untuk menampung kotoran.

Disatu sisi aku sangat senang dan disatu sisi lagi aku juga sangat sedih karna mama akan melewati hidupnya dengan cara seperti itu. Tak jarang mama juga minder untuk berbaur dengan banyak orang. Sejak pulang kerumah,mama jadi jarang keluar rumah dan lebih banyak berdiam diri dirumah,mungkin pengaruh kesehatannya pasca operasi itu.

 

 

2 tahun kemudian sejak pasca operasi.....

Ini adalah babak baru tersedih sepanjang hidup kami,terkhususnya bagi hidupku yang seorang anak ragil. Saat penyakit mama kambuh lagi,dan memasuki stadium lanjut. Dokter pun segera menyarankan mama untuk Kemoterapi.

Tak terbayanglah bagaimana kesakitan yang akan dialami mama selama  kemoterapi.

Andaikan penyakit itu tidak menimpa mama,pikirku selalu

Andaikan apa yang dialami mama dipindahkan kepadaku,pintaku pada Tuhan waktu itu.

Masa kemoterapipun tiba,aku perhatikan kondisi mama bukannya semakin membaik,melainkan semakin memburuk. Kulitnya mulai mongering,kukunya menghitam,badannya lemas dan lemah,nafsu makannyapun berkurang,selalu mual dan muntah serta rambutnya satu persatu mulai rontok sampai botak.

Saat itu jugalah kekwatiranku bertambah-tambah.

Tiap habis obat kemo,control kerumah sakit yang jaraknyapun sangat jauh dari kampung kami,memang cuman rumah sakit itu rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas untuk penderita kanker dan menyediakan untuk kemoterapi.

Akupun semakin sedih melihat kondisi mama,namun aku selalu salut dengan semangat juang mama untuk sembuh. Dia tak pernah mengeluh dengan sakit yang dideritannya,dia masih sanggup untuk tertawa bahkan disaat-saat ia dalam proses kemoterapi sekalipun,ia masih selalu aktif dalam hal mengajar disekolah.

Di rumah sakit Ahmad Mucthar Bukittinggi lah,mama tiap bentar control dan kemoterapi,mulai dari obat seleoda sampai obat kemo melalui infus.

Aku tau,setiap kemoterapi mama mengalami kesakitan yang luarbiasa,ia tak jarang juga mengatakan sakit dikemoterapi,namun dokter mengatakan kemoterapi untuk mencegah penyebaran sel kanker lebih besar lagi.rasanyaaku ingin benar-benar menggantikan mama melewati penderitaan yangdideritanya itu.

Kanker ganas yang semakin menggerogoti tubuhnya membuat ia semakin tidak berdaya lagi,bahkan harus terbaring lemah ditempat tidur.

Sampai suatu kali mama mengatakan ingin menyerah dengan keadaannya,mungkin mama juga sudah capek dengan semua obat-obatan itu,sudah capek kesana kemari untuk berobat. Sampai akhirnya beberapa waktu mama tidak mau dikemo lagi dengan sengaja melewati jadwal rutin pemeriksaan yang seharusnya dilakukan.

Kami anak-anaknya selalu menyemangati mama untuk tetap semangat dan berjuang untuk sembuh demi kami anak-anaknya.

Aku selalu menangis dalam hati melihat keadaan mama terbaring lemah,rasanya aku tidak sanggup melihat orang yang berarti dalam hidupku harus menderita sedemikian begini.

Suatu saat kala itu....

Mulailah Bapak pulang kerumah dengan alasan untuk merawat mama,tapi kami salah,ia pulang untuk membuat beban mama semakin bertambah.

Ia meninggalkan utang yang tidak kami tau,namun mama yang harus membayarnya. Ia semakin menyusahkan mama dengan tingkah lakunya,manusia yang tidak tau dimana hatinya itu,sanggup berbuat seperti itu kepada istrinya.

Aku pun semakin benci kepada Bapak,kerjanya hanya menyusahkan mama saja.

Pikiran mama semakin bertambah,belum lagi memikirkan abang ewin yang hampir sama dengan Bapak.

Sejak bapak datang kerumah,mama semakin sering begadang,membuatnya semakin hari semakin lemah. Beban pikirannya selama ini bertambah lagi dengan kehadiran Bapak.

Kak dewi selalu menyuruh Bapak untuk pergi dari rumah,kak dewi mengatakan "jikalau hanya menyusahkan saja Bapak,lebih baik bapak pergi dari rumah ini "

Laki-laki yang tidak ada hati itu tidak mengerti dengan kemarahan kakak,dan ia semakin hari semakin menyusahkan dan menjadi bebal.

Sungguh mama sangat-sangat menderita dalam hidupnya,bagaimana mungkin Tuhan berikan suami semacam itu kepada wanita yang luar biasanya baiknya???

Mengapa tidak adil Tuhan???

 

Disaat-saat seperti itu juga,,kak dewi yang saat itu sudah menikah namun harus jauh dari suaminya karna menjaga mama. Ia merupakan tamatan bidan,jadi ilmunya dan pengalamanya sangat cocok untuk merawat dan menjaga mama. Berbeda dengan kak rini yang saat itu bekerja di dumai,jauh dari keluarga. Namun ia selalu mengirimkan buah-buahan,makanan-makanan,susu dan penunjang nafsu makan mama agar tetap kuat dalam kemoterapi. Ia juga selalu menyempatkan Vidieo Call atau nelpon mama disela-sela kesibukannya bekerja.

 

Kala itu...

Disaat kak dewi meminta izin kepada mama untuk pergi kerumah suaminya dan menetap disana,saat itu jugalah pikiran mama semakin bertambah.

Dirumah,tinggal aku dan mama lagi.

Bagaimana bisa aku yang masih harus sekolah memperhatikan mama yang seperti itu keadaanya.

2 hari setelah kepergian kakak,mama mengalami demam tinggi dan tidak mau dibawa berobat kedokter dan kerumah sakit.

Selama 2 hari,demam mama tak kunjung turun. Sampai aku suruh kak dewi untuk pulang melihat mama.

Ternyata demam mama tadi bukan demam biasa,melainkan pertanda bahwa sel kanker yang ada ditubuhnya semakin meningkat.

Mamapun akhirnya dilarikan kerumah sakit umum daerah lubuksikaping,tapi para dokter tidak sanggup menangangi dikarenakan status pasien penderita kanker.

Dokter dari rumah sakit itu menyarankan agar mama dibawa ke rumahsakit besar yang lengkap peralatannya. Dokter memberikan surat rekomendasi untuk rumah sakit Umum Ibnu Jamiil Padang.

Di rumah sakit inilah mama dirawat beberapa hari,namun denyut nadinya dan ketahanan fisiknya,semakin hari semakin menurun,Dokterpun sudah angkat tangan,dalam artian bahwa harapan mama sembuh adalah muzizat.

Mendegar kabar itu dari kakak dewi,kak rini yang bekerja didumaipun pulang kepadang,disusul dengan abang ewin yang dari Kalimantan. Kami berempat anak-anaknya menyaksikan saat-saat mama menghembuskan nafas terakhirnya.

Kami sangat menderita,melihat sisa-sisa hidup mama harus mengalami kesakitan serta semua selang-selang terpasang ditubuhnya.

Nafasnya yang tinggal satu-satu,membuat ia semakin susah bernafas,ternyata sel kanker nya sudah menyebar ke paru-parunya.

Kami sudah ikhlas dengan keadaan mama seperti itu,namun susah bagi mama untuk meninggalkan kami. Saat itu pandangan mama sudah menjadi kosong,tidak mendengar,ngomongnyapun sudah tidak jelas,seperti orang bisu serta tidak mengenali kami lagi.namun setiap kami putarkan lagu rohani,air matanya terus mengalir menandakan hatinya masih berfungsi untuk merasakan.

Kami tidak tahu mengapa mama susah sekali untuk pergi,sampai kami kira mama digunai-gunai orang,namun saat-saat terakhirnya mama mengatakan bahwa ia ingin Bapak.

Kami menjadi semakin kacau,dan kasihan sama mama,diakhir hidupnya pun,laki-laki yang ia cintai itu membuatnya menderita sampai kepada ajal menjemputnya.

Kami yang tidak tahu apa-apa tentang Bapak,dimana berada,dan nomor hpnya pun tidak aktif. Kami menghubungi semua keluarga dari Bapak untuk membantu mencari tahu dimana keadaan bapak.

Sampai akhirnya kami mendapatkan nomor baru yang diyakini itu adalah nomor bapak.

Tut...tuttt..... nomor yang anda tuju sedang sibuk

Beberapa kali kami hubungi bapak,namun tidak diangkat dan tidak ada respon sama sekali. Terakhir kak dewi mengirimakn sms dengan kata-kata kasar karna sudah emosi melihat tingkah bapak.

Berulang kali,kami hubungi nomor itu sampai akhirnya masuk dan dijawab panggilan,namun responnya sama sekali datar,tidak ada rasa kwatir dan tidak ada rasa bersalah.

Memang laki-laki yang tidak punya hati,tidak sadar akan semua kesalahannya.

Kami semakin benci yang namanya Bapak dalam hidup kami. Minta ma"f pun tidak mau,sampai kata-kata kasar kami ucapkan dalam telpon agar mau minta ma"f.

Ya Tuhan....betapa menderitanta mama itu.

Sampai akhir hidupnya pun ia tetap ingin mendengar dan melihat suaminya yang kurang ajar itu.

Jam 18.00 wib tepatnya hari kamis 19 Oktober 2017,Tuhan menjemput pulang mama kembali kerumahnya. Isak tangispun mewarnai ruangan itu. Aku sangat terpukul dan menderita sekali.

Padahal bulan oktober yang seharusnya bulan bahagia dalam hidupku karna dibulan itu aku berulang tahun,tapi malah menjadi ulang tahun tersedih yang mungkin tidak bisa aku lupakan.

Ingat beberapa waktu lalu,mama masih sempat menanyakan ulang tahunku nanti apa hadiahmu Nak?? Aku menjawab saat itu agar mama cepat sembuh,bisa memasak kue terenak untuk ulangtahunku dan kita merayakannya bersama-sama.

Mengapa semuanya terjadi Tuhan???mengapa semua ini menimpa kami??itu yang selalu aku pikirkan,rasanya Tuhan tidak adil dalam hidup kami.

Aku harus melewati masa-masa remajaku tanpa seorang Ibu.

Kami berempat memang harus benar-benar mandiri,kami mengurus semuanya mulai dari pemandian jenazah mama,ambulance dan biaya-biaya lainnya.

Anak-anak kecil ini harus dipaksa mandiri karna keadaan.

Dari Padang kami berangkat menuju rumah dipasaman,berada dalam mobil ambulance bersama jenazah mama. Sepanjang perjalanan hanya air matalah yang terus mengalir membasahi pipi dan bajuku. Aku masih tidak percaya,mama harus meninggalkanku anak bungsunya ini untuk selama-lamanya.

Jam 4 subuh,kami sampai dirumah. Disana sudah berkerumunan orang menangis dan memeluk kami,ada yang berteriak-teriak karna kagetnya mendengar kabar kepergiaan mama. Seluruh isi kampung datang untuk melayat mama dan menghantarkan mama keperistirahatannya terakhir.

Aku kaget melihat beramai-ramainya orang datang,ada yang aku kenal dan ada pula yang tidak aku kenal. Selang waktu beberapa menit,laki-laki yang membuat mama menderita datang dengan tangisan. Aku tidak percaya dengan tangisannya.

Pikirku tidak ada lagi gunanya menangis setelah semuanya terjadi,selama hidup mama dia sedikitpun tidak ada,apa lagi setelah meninggal.

Orang-orangdikampung banyak yang tidak suka dengan Bapak,mereka menghujat bapak dengan kerasnya.

Orang-orang dikampung saja banyak yang peduli akan mama,tapi dia suaminya sendiri sanggup tidak peduli akan dirinya.

Siang menjelang sore pada hari itu aku melihat banyaknya orang yang mengasihi Mama,seperti layaknya seorang Pahlawan.

Murid-muridnya menangis dengan tersedu-sedu sambil menyanyikan Lagu " Terimakasih Guruku" ditambah lagi dengan karangan bunga bukti berbelasungkawa.

Begitu juga dengan rekan se-profesinya,guru-guru satu kecamatan memberikan penghormatan terakhir dengan menyanyikan lagu " Pahlawan Tanpa Tanda Saja "

Saat itu,semua tangis pecah seketika. Aku mulai menyadari dari segi banyaknya orang datang berkumpul,layaknya Kematian Seorang Pahlawan itu membuktikan bahwa mama memang orang baik,orang yang dikasihi banyak orang,orang yang dicintai murid serta kawan sekerjanya.

Penguburanpun dilakukan dengan acara adat dan juga agama,disana aku melihat nama mama tertera Nurhayati Sihotang.

Sama seperti Namanya N u r ha y a t I yang berarti Cahaya Hati.

Bagiku dialah pahlawan sejati,patriot bangsa yang sampai akhir hidupnya menyelesaikan Purna Baktinya dengan mantap.

 

Lihatlah.....

Ranting perlahan mengering

Daunpun mulai kering

Pohon rindang melemah

Rasa rinduku

Bagai pohon rindang meninggalkan serpihan

Yang akan pergi dalam kelu

Berkermasi penuh kemalangan

Tangis....

Memeras....

Jeritan memanas

Melepuh rasa rindu yang tak terbalas

Mama...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun