Mohon tunggu...
Reza Furqanza
Reza Furqanza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang hanya memiliki prinsip seperti titik

20107030012 Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Akulah Si Overthinking", POV: Ketika Overthinking Berbicara

22 Maret 2021   15:47 Diperbarui: 23 Maret 2021   12:59 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu tiba-tiba memikirkan sesuatu secara berlebihan, padahal sebenarnya sesuatu itu adalah hal yang sepele dan tidak perlu dibesar-besarkan ?. Atau bahkan terlalu memikirkan suatu hal yang sebenarnya hanya tidak sengaja terjadi dan bahkan mungkin tidak memilki dampak. Sehingga akhirnya kamu malah menyalahkan diri sendiri, tidak bisa tidur, terlalu khawatir, atau bahkan depresi ?. Hati-hati, saat hal seperti itu terjadi berarti aku sedang bermain dan menjerat saraf serta pikiranmu. Ya, akulah si overthinking.

Aku adalah sebuah monster imajinasi yang merupakan kerabat jauh dari insecure dan ketakutan. Aku bermain di kepalamu sebagai sesuatu yang akan membuat hari-harimu tidak tenang. Semakin kamu memikirkannya, maka aku akan menjadi sesosok monster yang amat besar dan sangat menakutkan. Semakin lama kamu memikirkannya maka aku juga akan semakin besar. Aku suka memanipulasi hal-hal yang sebenarnya ringan dan sepele menjadi sesuatu yang seakan-akan sangat berat. Hingga akhirnya menimbulkan kekhawatiran yang tak beralasan, membuatmu susah tidur, pusing, bahkan depresi. Dan saat kamu mengalami itu semua maka disaat itulah aku akan tertawa dengan riang dan gembira.

Jangan menyalahkan diriku atas segala hal yang kamu alami dan kamu derita itu, karena sebenarnya kamulah yang menyebabkan itu semua. Walaupun terkadang tidak ingin, aku tetap saja terpaksa melakukannya dan membuatmu merasakan semua derita itu karena memang begitulah tabiat dan tugas yang harus aku jalani.

Sebenarnya aku bahkan sering tidak ingin mengganggu keseharian dan aktivitasmu, namun terkadang kamu sendirilah yang datang untuk mengundang diriku bermain di pikiranmu. Dan tentu saja aku tidak akan menolak undangan itu. Tidak percaya ?, ya memang terkadang kamu sering tidak sadar bahwa kamu telah mengundang kedatanganku. Oleh sebab itu aku akan memberikan bukti-buktinya, dan inilah beberapa undangan yang sering aku terima darimu.

  • Kecemasan yang berlebihan

Saat kamu merasa terlalu cemas akan sesuatu, aku secara otomatis mendapatkan undangan untuk hadir di pikiranmu. Memang terkadang cemas itu adalah hal yang baik, tapi ketika sudah berlebihan maka kecemasan itu akan menjadi hal buruk serta menjadi jembatan masuknya hal-hal buruk lainnya termasuk diriku. Saat kamu cemas, aku akan dengan senang hati hadir untuk memberikan berbagai pikiran dan kemungkinan negatif yang bisa menambah kecemasan yang kamu miliki. Dan perlahan-lahan aku akan kamu menderita.

  • Sering termakan omongan orang

Ketika kamu dengan mudahnya menerima dan percaya pada komentar buruk orang lain, maka aku tidak akan segan-segan merasuki pikiranmu. Aku akan menghadirkan berbagai prasangka yang akan semakin membuatmu percaya atas komentar mereka. Kamu akan terus-menerus memikirkannya hingga rasa percaya dirimu menghilang dan timbul lah rasa takut untuk melakukan sesuatu. Dan saat itu terjadi, bersiaplah untuk tidak bisa tidur bahkan depresi.

  • Terus-menerus memikirkan hal yang sama

Ya, ketika terus-terusan memikirkan hal yang sama terkhusus hal negatif, maka itu menjadi tanda bahwa aku sudah hadir disana. Hal yang kamu lakukan ini merupakan bagian dari diriku. Dan tinggal menunggu waktu hingga akhirnya aku hadir secara utuh. Semakin banyak kamu memikirkannya maka semakin besarlah kesempatan diriku untuk memanipulasi hal itu menjadi lebih besar dan mengerikan. Jangan heran kalau semakin lama ketakutan dan kecemasanmu akan semakin besar.

  • Pesimis dan takut memulai

Rasa pesimis dan takut untuk memulai adalah undangan terbesar dan paling sering aku terima. Saat rasa pesimis dan takut hadir dalam pikiranmu, maka mereka akan mengajak diriku hadir dan bersama-sama menjerat pikiranmu. Aku akan menghadirkan sesuatu yang sebenarnya tidak akan terjadi seolah-olah kamu bisa merasakannya sehingga temanku yaitu rasa pesimis bisa menjeratmu lebih kencang.

  • Suka menyalahkan diri sendiri

Ya, lagi-lagi aku menerima undangan ini begitu banyak karena memang kamu sangat sering melakukannya. Kamu suka menyalahkan dirimu terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak fatal dan tidak berdampak. Kamu membuatnya seolah sangat rumit dan sangat fatal sehingga aku terpaksa memanipulasinya sesuai dengan yang kamu inginkan. Dan aku senang melakukannya. Sering-seringlah melakukan hal itu dan bersiaplah untuk menerima segala kebohongan yang aku ciptakan.

  • Suka membandingkan diri dengan orang lain

Undangan ini tidak berbeda jauh dengan yang barusan. Kamu sangat suka membanding-bandingkan diri serta pencapaianmu dengan orang lain. kamu malah menanggap dirimu rendah tanpa menyadari bahwa sebenarnya kamu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. kamu menghadirkan berbagai kebohongan yang sebenarnya tidak ada dan aku dengan senang hati akan membuat itu seolah menjadi fakta yang benar-benar terjadi. Selamat menikmatinya.

  • Tidak fokus pada solusi ketika menghadapi masalah

Ketika menghadapi masalah kamu lebih fokus pada masalahnya dan bukan mencari solusi untuk menghadapi masalah itu. Aku akan memberikanmu sebuah fakta bahwa saat semua itu terjadi sebenarnya kamu tengah mengundang berbagai hal buruk selain diriku. Walau kasihan, aku terpaksa harus menutup matamu dari solusi yang sebenarnya sudah sangat dekat denganmu. Aku akan menutupi solusi itu dengan berbagai pikiran buruk mengenai masalah yang sedang kamu hadapi. Lagi-lagi walaupun kasihan, aku tidak mungkin melewatkan undanganmu ini.

  • Suka memendam masalah sendirian

Aku sering tertawa ketika kamu mengundangku dengan cara ini. Aku tertawa karena kamu merasa terlalu kuat dan tidak membutuhkan orang lain. memang benar bahwa kesedihan dan masalah sebaiknya tidak dibagi, tapi aku akan memberikanmu sebuah sara bahwa lemari akan lebih mudah diangkat beramai-ramai daripada diangkat sendiri. Aku yakin kamu pasti paham dengan saranku itu. Saat kamu memendamnya sendirian aku akan hadir untuk menemanimu, bukan sebagai penyemangat tapi sebagai sesuatu yang akan membuatmu tidak nyaman. Itulah peringatan dariku bahwa walaupun kamu kuat, selagi masalah bisa diceritakan maka cobalah untuk menceritakannya agar aku bisa segera hilang dan kamu mendapatkan solusi. Aku memberikan saran ini karena aku merasa kasihan denganmu.

  • Perfeksionis

Ini adalah undangan yang paling kubenci. Karena disini kamu sering menyalahkan diriku atas sesuatu yang tidak aku lakukan. Kamu merasa sok dekat denganku padahal sebenarnya aku hanya numpang lewat di pikiranmu. Kamulah yang menimbulkan masalah itu tapi malah menjadikan seolah aku yang memanipulasinya. Berhentilah mengundangku dengan cara ini karena aku tidak suka.

  • Terlalu ribet dalam berpikir

Berbeda dari yang tadi, ini adalah undangan yang sangat aku sukai. Aku suka dengan pemikiranmu yang ribet sehingga aku hanya perlu memunculkan hal-hal sepele, dan kamu yang akan dengan sendirinya mengubah hal itu menjadi rumit. Undangan paling ekslusif yang pernah aku terima. Andai kamu melihatnya, saat mengundangku dengan cara ini kamu telah menyiapkan hotel bintang lima di pikiranmu yang dikhususkan untukku. Bagaimana mungkin aku tidak senang.

Itulah beberapa undangan yang sering kamu kirimkan kepadaku. Bukannya sok baik ingin membeberkan semua rahasia ini, namun aku terpaksa melakukannya karena penulis artikel ini terus mendesakku. Dia juga pernah memberikan rahasia tentang bagaimana cara berteman denganku pada artikel sebelumnya, tapi jangan pikir aku akan dengan sukarela berdamai denganmu. Ya pesanku yang terakhir, sering-seringlah mengirim undangan padaku dan jangan pernah berhenti, agar aku bisa membawa kesengsaraan padamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun