Justru malah membuang waktu sia-sia dan percuma apalagi menghabiskan energi yang ditumpahkan kepada orang itu.
Mengalah bukan berarti kalah tetapi berusaha untuk berbesar hati dan menjadikan diri kita tetap menjadi pengendara yang taat aturan.
Pengendara yang “decent on the street” juga banyak kok. Ngapain kita harus mengikuti jalan yang salah kalaupun ada jalan yang benar.
4. Bertindak Defensif
Masih ingat dengan kejadian pemukulan oknum berstiker militer yang terjadi di jalan Tol? Di mana keributan ini juga mirip dengan yang terjadi di kawasan Harmoni.
Di mana ketika sekelompok warga menghadang mobil yang masuk ke jalur busway karena menabrak motor yang berakhir dengan mobil yang ditabrakkan ke separator busway.
Keributan-keributan yang terjadi di jalan raya bisa dialami oleh siapapun. Terkadang pengguna jalan lain merasa memiliki emosional yang tinggi sehingga kita diteriaki kalau kita menjadi pengendara yang posisinya merupakan korban dari kegaduhan tadi.
Bagaimana caranya kita bisa menghadapi sulutan emosional yang dilontarkan oleh pengguna jalan lain? Jawabannya adalah dengan bertindak defensif.
Jika dihadapkan dengan pengendara yang emosi maka kita jangan sampai membalasnya dengan emosi juga. Kita tidak perlu untuk menengarai perangai atau sifat orang tersebut.
Kita tahu sendiri bahwa kita sebagai warga negara yang baik tentunya terikat dengan aturan hukum yang berlaku.
Ketika kita bermasalah dengan pengguna jalan lainnya, maka segera mencari penyelesaiannya dan jalan terbaik atas permasalahan ini. Selesaikan saat itu juga jangan ditunda-tunda.
Sebagai warga negara yang baik dan taat kepada hukum, sudah sepatutnya adu kekuatan dan keributan di jalan dengan main hakim sendiri bukanlah jalan penyelesaian terbaik.