Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Belajar Menjadi Pengendara yang "Decent on The Street"

6 Oktober 2021   18:13 Diperbarui: 7 Oktober 2021   10:37 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengendara | Foto by GettyImages

Sedangkan, di negara kita sendiri juga ada jalur pedestrian yang memang dikhususkan bagi pejalan kaki. Misalnya di Kota Jakarta ada jalur pedestrian di Wilayah Sudirman Central Business District (SCBD), sekitar Monas atau Monumen Nasional dan di Jalan Medan Merdeka Barat. 

Terus di Kota Surabaya juga ada jalur pedestrian seperti di Jalan Raya Gubeng sisi selatan, Jalan Darmo Sisi Selatan, Jalan Pahlawan, Jalan Gemblongan, Jalan Panglima Sudirman dan Jalan Rajawali yang merupakan pedestrian terbaik di Indonesia. 

Kemudian di Kota Bandung juga tidak kalah kerennya. Kota yang dijuluki sebagai Kota Kembang ini memiliki ruas pedestrian yang berada di Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika.

Lantas Jalan Untuk Siapa?

Sekarang kita balik lagi, jadi di sini bukan soal kendaraan siapa yang besar, kendaraan siapa yang paling cepat, kendaraan mana yang paling mahal dan kendaraan mana yang banyak-banyakan soal tunggakan cicilannya. Tetapi lebih kepada bagaimana reaksi setiap individunya di jalan. Apakah individu ini paham kalau jalan ada ini untuk bersama dan digunakan sama-sama?

Saya pernah tuh melihat ada seorang pesepeda sedang bersepeda di jalan, tiba-tiba ada motor yang berjalan kencang hingga pesepeda itu terjatuh. 

Pengendara motor kabur tanpa bertanggung jawab. Kalau kita berlaku baik dan taat aturan, kita berarti paham kenapa jalan itu ada. Kalau tidak bisa-bisa jadi ricuh di jalan. 

Berikut ini adalah poin yang bisa kita ambil hikmahnya kenapa kita harus menjadi seorang pengendara yang "decent" di jalan:

1. Jalan Itu Ada Karena Mobilitas Manusia
Jalan itu ada, karena kita tahu kalau pada hakikatnya orang turun ke jalan atau pergi ke jalan atas dasar mobilitas untuk bisa sampai ke tujuan yang kita tuju. 

Saya mencoba untuk berpikir positif bahwa jalan diciptakan untuk membangun sebuah dorongan bagi individu untuk melakukan perpindahan posisi dari satu tempat ke tempat lain. Jalan dibuat sebagai penghubung antara wilayah satu dengan wilayah lain. 

Misalnya pergi ke kantor, bekerja, bersekolah, berkuliah, pergi ke rumah orangtua, hangout dan lain-lain. Dengan alasan itu maka saya tahu kenapa saya harus ada di jalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun