Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Influencer Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Seru Penuh Tantangan

27 Oktober 2018   14:47 Diperbarui: 7 November 2018   15:20 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Demi keamanan bersama, aku memutuskan agar semuanya masuk ke minibus, menunggu jemputan dengan tenang di dalam. Tak lupa aku menawarkan 2 kotak makanan sisa konsumsi siang tadi, namun semua menolak kecuali pak Her dan Lukman yang mungkin kecapekan setelah memapah kakek Fred sebelumnya.


Sedang Anggi dan Kanaya memilih mengemil cokelat yang di bawah Anggi, dan Prita dan Kevin puas dengan mengemil snack kesukaan Kevin.
Syukurlah, kegiatan makan dan ngemil tersebut sedikit melumerkan ketegangan yang ada, meskipun hanya ditemani penerangan yang seadanya dari ponsel Lukman.


Pukul 18.40, akhirnya penjaga hutan datang lagi menjemput salah satu dari kami, penjaga hutan tersebut memohon maaf sedikit lama menjemput kedua kalinya, karena dia harus memastikan kakek Fred nyaman di rumah penjaga terlebih dahulu.
Dan kali ini Anggi segera bersiap untuk di bawa oleh sang penjaga hutan, dia sangat setuju dengan ide tersebut karena selain bisa mengistrahatkan kakinya yang juga terkilir, dia juga bisa memperpanjang waktu untuk merekam keadaan hutan yang gelap di malam hari dengan kamera mirrorless-nya.


Selepas Anggi pergi bersama penjaga hutan, aku segera pindah duduk di sebelah Kanaya yang begitu ketakutan dengan keadaan yang semakin gelap dan mencekam. Demi meredam rasa takutnya, aku mencoba mengajaknya ngobrol tentang hal-hal yang disukainya sehingga untuk sementara dia melupakan ketegangan yang ada.


Di kursi bagian depan kami, tampak Kevin juga mulai gelisah ketakutan meski kedua orang tuanya mengapitnya sambil memegang erat tangannya. Napasnya mulai tersengal, sehingga Lukman segera mengambil obat asma untuk Kevin. 

Beruntung, setelahnya keadaan Kevin mulai tenang dan membaik. Aku juga berusaha mengajaknya berbicara hal-hal yang menyenangkan agar Kevin bisa lebih tenang dan Asmanya tidak kambuh lagi.


Sambil menanti si penjaga hutan datang kembali menjemput kami, aku mengajak semuanya berembug lagi, siapa berikutnya yang bakal ikut penjaga hutan ke rumahnya.
Dan akhirnya aku memutuskan Kanaya yang bakal ikut berikutnya, karena temannya, Anggi sudah memutuskan ikut penjaga hutan terlebih dahulu.


30 menit kemudian tepat pukul 19.10, si penjaga hutan datang lagi, dan dengan sedikit gemetar, Kanaya akhirnya pasrah mengikuti si penjaga hutan.


Selepas Kanaya pergi, keadaan jadi semakin mencekam, kami hanya tinggal berlima di dalam minibus. Malam semakin pekat, lolongan hewan malam khas hutan mulai saling bersahutan.


Hal tersebut membuat Kevin kembali panik, beruntung kami bisa menenangkannya, hingga asmanya tidak kembali kambuh.


Nyamuk-nyamuk mulai terasa sangat mengganggu, Lukman dengan sigap menawari kami semua obat anti nyamuk yang di bawanya. Hal tersebut lumayan membuat kami sedikit aman dari gigitan nyamuk hutan yang ganas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun