Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencoba Menilai Bahar Bin Smith dari Sisi yang Berbeda

5 Januari 2022   16:15 Diperbarui: 5 Januari 2022   16:20 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam satu jam tersebut justru saya disuguhi ilmu berharga yang terkandung dalam kitab yang sangat terkenal yakni Kitab Ihya Ulumuddin, Karangan Ulama yang sangat terkemuka yakni Imam Al-Ghazali. Ya, anda tidak salah dengar, dalam satu jam tersebut HBS membahas mengenai keutamaan ilmu, mempelajari ilmu dan mengajarkan ilmu.

Tapi dalam kitab tersebut ada beberapa dalil yang memang berkaitan dengan pemerintahan dan penguasa. Ya tentu saja HBS perlu menjelaskan nya secara rinci, karena itu ada dan memang tercantum dalam kitab tersebut.

Misalnya salahsatu dalil yang HBS bedah dalam kitab tersebut berbunyi seperti ini:

"Rusaknya rakyat, negara itu disebabkan karena rusaknya pemerintah. Dan rusaknya pemerintah itu disebabkan karena rusaknya para ulama yang diam ketika pemerintah melakukan kedzaliman, ketidakadilan dan kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat."

Kalau ingin membantah, ya jangan membantah kepada HBS. Tapi langsung saja ke penulisnya yaitu Imam Al-Ghazali. Karena beliau hanya menyampaikan apa yang menjadi esensi dari isi kitab tersebut.

Nah dari situlah, akhrinya muncul kritikan-kritikan HBS yang cukup pedas kepada pemerintah. Yang jika dipersentasekan mungkin hanya sekitar 30% isi dari kritikannya itu dibanding bobot kajian Ilmu nya yang lebih banyak.

Jadi jangan menilai ketika beliau berceramah itu sudah pasti isinya memprovokasi, menghujat, atau menebar kebencian. Itu penilaian yang keliru sobat. 

Saya bisa menyebut, apa yang dilakukan HBS dengan lantang dan berapi-apinya dengan kata-kata yang cukup pedas itu tidak lain hanya sebuah klimaks yang terjadi karena wujud amarahnya atas ketidakadilan yang tidak kunjung ditegakan.

Bukan berarti beliau tidak bisa ceramah lembut dan menyejukan, bukan. Cuman ketika beliau ceramah lembut tentang akhlak, atau tentang adab misalnya, tidak ada yang memasukan ke Youtube. Tapi giliran beliau sedang ceramah keras, mengkritik pemerintah, banyak yang memasukan ceramah tersebut ke Youtube dan bahkan dipotong dan yang ditampilkan hanya bagian ketika sedang mengkritiknya saja.

Seperti yang disampaikan oleh HBS sendiri dalam sebuah wawancara bersama Karni Ilyas, HBS berkomentar seperti ini:

"Giliran ceramah-ceramah saya yang keras dinaikan, tapi giliran saya ceramah lembut ga ada yang dinaikan. Saya juga enggak gila bang Karni, masak kalau ada acara khitanan terus saya bahas pemerintah kan enggak nyambung. Masak diacara nikahan saya bahas jihad, kan enggak mungkin." Tegasnya itu.

Usahakan simak dahulu isi ceramahnya yang full, yang utuh. Baru beri penilaian. Jangan sampai karena dominasi media massa yang terlalu menyorot kontroversinya akhirnya kita jadi salah dalam memberikan penilaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun