Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencoba Menilai Bahar Bin Smith dari Sisi yang Berbeda

5 Januari 2022   16:15 Diperbarui: 5 Januari 2022   16:20 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, efek bias pikiran akibat kadung tidak suka dan sorot media massa yang terlalu banyak mengangkat atau mengekspos kekurangannya saja. Sehingga hal-hal baik atau pun positif yang ada pada beliau seolah lenyap tak terlihat, padahal ada banyak sekali sikap, pendirian maupun tindakan beliau yang menyentuh dan menggentarkan hati selagi kita mau sejenak menetralkan pikiran dari aktifitas penilaian.

Sebut saja, ini disebabkan karena terlalu banyak orang yang cepat memberi penilaian ketimbang bersedia mengamatinya terlebih dahulu.

Kedua, tentu saja karena banyak orang yang tidak mengenalnya secara pribadi. Banyak orang yang hanya mengenalnya melalui kontroversinya saja. Bukan mengenal karena adanya percakapan atau pun waktu yang cukup untuk menelisiknya lebih dekat.

Karena seperti sebuah pepatah. Tak kenal, maka tak sayang. Maka wajar saja, saat ini banyak orang yang tetiba membencinya. Pepatah ini terbukti, bukan hanya slogan belaka. Maka, kenali lah dahulu baru lah berikan penilaian.

Salahsatu yang menjadi sebab mengapa seringkali HBS dituduh sebagai pembuat onar bahkan di cap sebagai ulama "radikal" karena gaya ceramahnya yang lantang dan berapi-api dan juga berani dalam menyampaikan kebenaran.

Terus terang pada awalnya saya juga merasa prihatin dengan gaya ceramahnya yang meledak-ledak itu bahkan tidak segan-segan sesekali bisa sampai mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas di dengar.

Tapi, waktu itu saya menilainya terlalu cepat. Memang sangat disayangkan banyak orang yang tidak bisa menilai esensi ceramahnya itu secara utuh. Karena yang banyak berseliweran di media sosial itu biasanya hanya berupa potongan-potongan video ketika beliau sedang mengkritik pemerintah saja secara keras yang akhirnya kemudian viral.

Padahal ketika beliau berceramah itu yang saya perhatikan, beliau tidak tiba-tiba begitu saja berapi-api dan beringas mengkritik pemerintah, tidak. Tapi murni pengajian misalnya membahas akidah, keutamaan ilmu, atau bagaimana seorang murid bersikap kepada gurunya.

Namun memang di beberapa kesempatan, ada sebagian dari ceramahnya yang masih berkaitan dengan pemerintah.

Misalnya waktu itu saya pernah menyimak salahnsatu kajian atau ceramahnya di salahsatu channel Youtube yang full durasi sekitar satu jam lebih, Apa disitu yang dibahas?

Bukan sobat, bukan tentang provokasi atau pun menebarkan kebencian, dalam satu jam tersebut justru saya mendapatkan pencerahan. Tidak ada indikasi-indikasi beliau memprovokasi atau pun menebar kebencian, tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun