Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengenal Pasukan Rajawali, Pasukan Khusus Milik BIN?

22 September 2020   20:38 Diperbarui: 23 September 2020   08:18 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasukan Rajawali BIN (Sumber: kupang.tribunnews.com)

Menurut Wikipedia, Pasukan khusus (special force), adalah satuan militer yang di bentuk dan dilatih untuk melakukan misi perang non-konvensional, anti teror, pengintaian, aksi langsung, dan pertahanan luar negeri. [1]

Pasukan khusus biasanya terdiri dari kelompok kecil yang sangat terlatih, yang dipersenjatai dengan senjata khusus, bekerjasama secara mandiri, bergerak secara senyap, dan memiliki kemampuan-kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh pasukan lain.

Indonesia sendiri dalam TNI memiliki banyak sekali pasukan khusus. Baik itu dari matra darat, laut maupun udara.

Dari matra darat indonesia punya komando utama tempur bernama Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat), dari Kostrad kemudian lahir lagi satuan khusus bernama Tontaipur (Peleton Intai Tempur). 

Selain Tontainpur, salahsatu pasukan yang sudah kita kenal, disegani dan populer di dunia adalah Kopassus (Komando Pasukan Khusus) dari Kopassus kemudian lahir lagi pasukan khusus bernama Satgultor-81 Kopassus (Satuan Penanggulangan Teror) angka 81 merupakan tahun keberhasilan pasukan ini ketika mengatasi pembajakan pesawat DC-9 Woyla di bandara Don Muang, Bangkok, pada 31 Maret 1981.

Dari matra laut Indonesia mempunyai komando tempur utama, yaitu pasukan Marinir. Dari Marinir ini kemudian lahir lagi satuan khusus bernama Yontaifib (Batalyon Intai Amfibi). Dan salahsatu pasukan khusus matra laut yang paling terkenal adalah Kopaska (Komando Pasukan Katak), dari kedua satuan khusus itu kemudian lahir lagi pasukan khusus bernama Denjaka (Detasemen Jala Mangkara). 

Pasukan yang kurang lebih memiliki kualifikasi yang sama dengan Satgultor-81, hanya saja Denjaka lebih difokuskan sesuai dengan tugasnya, yaitu menangani ancaman dan teror-teror aspek laut.

Dari matra udara, Indonesia juga punya komando tempur utama yaitu Paskhas (Korps Pasukan Khas) pasukan yang tidak kalah gahar dari Kostrad dan Marinir, dari Paskhas terbentuk lagi pasukan khusus bernama Satbravo-90 (Satuan Bravo 90). 

Pasukan khusus yang tidak jauh berbeda tugasnya dengan Denjaka dan Satgultor-81, dimana Satbravo-90 lebih fokus terhadap ancaman dan teror aspek udara.

Tidak cukup sampai disitu, adalagi pasukan khusus gabungan dari tiga Matra dari pasukan-pasukan khusus tersebut yang baru beberapa tahun dibentuk bernama Koopsus (Komando Operasi Khusus). Berisi personel-personel pilihan dan terlatih dari masing-masing matra TNI.

Selain daripada pasukan-pasukan khusus tersebut, adalagi satu "pasukan khusus" yang juga tidak kalah gahar dan mematikan yang sempat menjadi viral, yaitu pasukan Rajawali yang disebut-sebut sebagai pasukan khusus milik BIN (Badan Intelijen Negara).

Pasukan elit Rajawali ini ramai diperbincangkan pasca ketua MPR Bambang Soesatyo mengunggah atraksi dan penampilan pasukan khusus tersebut di Instagram pribadinya pada acara Inagurasi Peningkatan Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan peresmian patung Bung Karno di Plaza utama Kampus STIN Bogor pada 9 September yang lalu.

Berikut unggahan dari Bambang Soesatyo mengenai pasukan Rajawali. 


Namun unggahan dari Ketua MPR tersebut ternyata menuai kritik dari sejumlah pihak, dimana pembentukan Pasukan khusus tersebut dinilai tidak mempunyai dasar hukum yang jelas.

Bukan saja menunjukkan aktraksi kemahiran dan ketangkasan, dalam video tersebut, Pasukan Rajawali juga dilengkapi dengan senjata laras panjang dan berseragam lengkap layaknya pasukan khusus pada umumnya.

Dalam UU No 17 tahun 2011 dan Perpres No 73 tahun 2017, dinyatakan bahwa BIN memiliki fungsi penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. Tetapi tidak ada pasal atau pun ayat yang menyebutkan secara gamblang BIN boleh mempunyai dan membentuk pasukan bersenjata.

Pengamat militer Insitute For Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi menyatakan bahwa BIN baru boleh membentuk pasukan khusus bersenjata lengkap, apabila dipayungi oleh undang-undang.

Jika terbukti pasukan khusus tersebut ternyata adalah pasukan milik BIN, maka jelas BIN sudah menyalahi aturan dan melampaui kewenangan undang-undang.

Beberapa pihak juga mempertanyakan, apa tujuan BIN membentuk pasukan khusus tersebut? Untuk digunakan dalam kegiatan apa? Mengingat dalam kegiatan keamanan sudah ada Polri, dan dalam kegiatan pertahanan sudah ada TNI, dan Terorisme juga sudah ada BNPT. 

Bahkan ada beberapa kalangan yang mempunyai persepsi bahwa Pasukan Rajawali ini mirip dengan organisasi militer milik Nazi Jerman, Schutzstaffel.

Namun semua tuduhan dan persepsi itu dibantah oleh BIN, bahwa BIN tidak memiliki pasukan bersenjata dan pasukan Rajawali sama sekali bukan pasukan khusus.

Ketua Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto menyatakan, Rajawali bukan pasukan khusus BIN. Itu adalah kepelatihan khusus Intelijen yang diberikan kepada para anggota BIN.

"Ini bukan pasukan (unit) tersendiri, namun kepelatihan intelijen khusus yang diberikan kepada personel BIN yang bertugas di lapangan (bersama TNI, Polri) agar memahami tentang tugas dan dinamika di lapangan. Antara lain intelijen tempur, taktik dan teknik intelijen dimedan hutan atau perkotaan dan lain-lain, serta peningkatan kapasitas SDM." Ujar Wawan sebagaimana dilansir dari news.detik.com.  

Pengamat Intelijen dan Militer, Susaningtyas Kertopati NH juga menuturkan bahwa pasukan Rajawali bukanlah pasukan khusus, melainkan para Taruna dan Taruni dan para agen lulusan STIN yang terpilih dan di didik untuk memiliki kemampuan Intelsus, termasuk kemampuan Intelijen tempur (Intelpur).

Mereka yang telah lulus nantinya akan di kirim ke tempat-tempat penugasan untuk melakukan operasi intelijen dan bertugas untuk menghadapi ancaman yang tidak mudah. Maka dari itu agen-agen tersebut tentunya harus memiliki kemampuan-kemampuan yang menunjang dalam melakukan tugas-tugas dari BIN tersebut.

BIN juga menyebutkan Rajawali hanyalah "kode sandi" untuk penamaan pasukan dalam rangkaian acara penutupan Dikintelsus (Pendidikan Intelijen Khusus). Bukan pasukan khusus seperti pada umumnya.

Meski mereka mempunyai kualifikasi para komando dan taktik tempur, namun dalam hal melaksanakan tugas, nantinya para agen-agen tersebut akan diterjunkan secara perorangan. Bukan diterjunkan dalam bentuk tim seperti halnya pasukan khusus. Walaupun nanti mereka akan diterjunkan dalam tim, mereka akan bekerja dalam (unit kecil) dan bekerja secara mandiri.

Tentu kita harus bangga dengan adanya "Pasukan Khusus" ini, berarti ini menunjukkan BIN tak kalah hebat dari lembaga-lembaga Intelijen terbaik dunia, seperti halnya CIA, M16, KGB, Mossad, CSIS, BND, MSS dan lain-lain.

Dalam hal intelijen, sudah selayaknya seorang agen memiliki kemampuan-kemampuan intelijen khusus, seperti beladiri, cyber, infiltrasi, pengintaian, kamuflase, dll. Agar selalu mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh negara dalam rangka mengamankan dan mengatasi setiap ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Terimakasih Sudah Membaca...**

Salam Hangat

Reynal Prasetya

Referensi: [1] ; [2] ; [3] ; [4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun