Walaupun demikian, seseorang yang bermain game walau hanya untuk mengisi waktu luang dalam kenyataan nya bisa saja dipengaruhi oleh sudut pandang orang tua terhadap anak nya yang hobi bermain game. Sudut pandang ini bisa berbeda - beda, hal tersebut kembali lagi kepada perspektif masing -- masing melihat baik -- buruk nya sesuatu.Â
Namun menurut saya sendiri, bermain game bukan lah suatu hambatan melainkan di sisi lain dapat menjadi solusi alternatif dalam menghilangkan kejenuhan/ refreshing.Â
Di sisi lain, dengan melarang seorang anak bermain game, kemungkinan si anak tidak menjadi tidak nakal tetap ada dan dapat dipengaruhi oleh banyak hal lain nya selain game, contoh nya lingkungan sekitar (pergaulan), perlakuan yang mereka terima di rumah dan sekolah, tontonan dari televisi, dsb. Andaikan game dapat dijadikan solusi belajar sambil bermain bagi anak, bukan kah itu juga lebih baik ketimbang melarang nya sama sekali? (pendapat saya lho ya...)
Adiksi dan Dampaknya Kepada Pemain Game yang CanduÂ
Hal yang paling buruk dari bermain game dimulai dari adiksi terhadap game tersebut. Kecanduan game menyebabkan seseorang terlalu banyak menghabiskan waktu bermain game dan melupakan interaksi sosial hingga orang tersebut tidak mampu mengendalikan nya.
Seringkali adiksi muncul dari permainan game yang kompetitif dan memiliki tujuan yang ingin dicapai layaknya tingkat kepuasan tertentu terhadap level game, peringkat player dalam game, jumlah kemenangan, popularitas dalam game, atau hal -- hal lain yang mengakibatkan seseorang menerima lebih banyak dampak negatif daripada dampak positif. Dampak negatif dari adiksi terhadap dapat mempengaruhi kesehatan, perilaku sosial, psikologis, akademik, dan finansial.
Di sisi kesehatan, seseorang yang kecanduan bermain game akan cenderung memainkan game nya terus -- menerus hingga mengurangi jam tidur/istirahat tubuhnya, dampaknya pada kesehatan tubuh yakni akan mudah lelah dan memiliki daya tahan yang lemah.Â
Di sisi perilaku sosial, seseorang yang kecanduan game akan cenderung menutup diri dari interaksi sosial dan "asik sendiri" dengan game nya. Mungkin beberapa dari pemain game akan menemukan teman nya di game tersebut, lalu bisa saja menjadi best buddy dalam bermain bersama.Â
Namun tetap saja bahwa interaksi nya dengan orang sekitar akan berkurang. Hal yang miris adalah jika seorang yang sudah candu terhadap game mulai menomor satu kan game dan mengesampingkan interaksi dengan anggota keluarga sendiri.Â
Di sisi psikologi, perilaku bermain game hingga kecanduan dapat berpotensi membuat pemain menirukan apa yang dia lihat dalam game tersebut dan bisa jadi timbul rasa bangga bisa menjadi seperti karakter/ apa yang dilihat dalam game tersebut.
Di sisi akademik, seseorang yang candu game dan tidak dapat mengontrol diri nya akan mengesampingkan urusan akademik yang bisa saja dianggap membosankan, tidak menarik, memuakkan, atau tidak menyenangkan dan lebih memilih untuk bermain game, hal ini tentu saja membuat nilai akademik nya menurun apalagi jika dalam waktu pembelajaran justru digunakan untuk istirahat (karena kurang tidur) atau bermain game (karena bosan belajar).Â
Di sisi finansial, seseorang yang candu bermain game bersikap siap mengeluarkan biaya tambahan dalam memperoleh sesuatu yang ditawarkan dalam game dengan tujuan memuaskan keinginan nya mengenai game tersebut, sebagai contoh : keingininan untuk memiliki skin hero, hot items, membership, atau sekedar keinginan memperkaya dan memperindah akun nya dengan jumlah uang terkonversi ke item game tertentu (Diamonds ML, UC, Gems, etc.)