Mohon tunggu...
Nursuhadi  Bodong Widyasuhadi
Nursuhadi Bodong Widyasuhadi Mohon Tunggu... lainnya -

...Kalah Pilurdes Desa Sriharjo yang ke-3 tahun 2013....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tupai Mulai Punah

28 Juni 2010   06:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:14 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kemudahan memiliki senapan pemburu, khususnya senapan angin kaliber 4,5 mm, memberikan dampak yang hampir memusnahkan salah satu habitat binatang pengerat ini. Hampir setiap hari dapat dilihat sekelompok anak-anak muda menenteng senapan ini, mereka berburu dari wilayah satu ke wilayah lain, entah sebagai hobby, entah iseng, entah gagah-gagahan, yang jelas mereka memburu binatang, yang boleh dikatakan mereka berburu hanya untuk kesenangan. Korbanya binatang-binatang yang tak berdosa, kematianya sia-sia ditangan predator yang sangat berbahaya, yaitu manusia tak bertanggung jawab.

Semasa kecilku dulu, sekitar tahun tujuh puluhan, masih sering kulihat tupai-tupai semacam ini berkeliaran disekitar pekarangan rumah. Mereka berpindah pindah dari pohon ke pohon untuk mempertahankan hidup. Gerakan yang lincah, berkejar-kejaran disuatu pagi diantara pohon-pohon kelapa yang ada. Kadang terdengar khas ketika tupai sedang mengerat buah kelapa, dan mereka kelihatan jinak sekali. Sepertinya tupai itu tahu bahwa manusia saat itu bukan ancaman baginya, walaupun kadang ketika sedang mengerat oleh eyangku diusir dengan berteriak atau dengan memukul pohon kelapanya.

Bahkan, sering kulihat waktu itu, tupai berada dipohon-pohon yang rendah sekali, sedang mengerat kulit pohon dan sesekali ketiduran didahan pohon yang rindang. Ada pendapat bahwa tupai ini adalah hama pengerat kelapa, dan harus diberantas. Maka sejak ada pendapat itu tupai mulai diburu orang, memang perburuan mereka waktu itu masih konvensional, hanya menggunakan 'paser' atau  panah tradisional.

Kemudian ada pendapat bahwa daging tupai dapat digunakan untuk obat asma, sehingga perburuan lebih sering dilakukan. Juga harga jual yang tinggi waktu itu, karena tupai dikeringkan dan dijadikan hiasan untuk pajangan dikamar-kamar tamu, maka perburuan mulai menggunakan peralatan modern, seperti senapan angin. Dulu, senapan hanya dimiliki oleh orang-orang kota, tetapi sekarang hampir dimiliki sebagian warga, selain harganya yang murah juga gampang dioperasikan oleh siapapun.

Ketika senapan angin sudah mulai digunakan untuk memburu tupai ini, maka semakin hari semakin banyak tupai yang didapat, dan saat ini, disekitar tempat tinggalku sulit untuk melihat tupai lagi. Bahkan dapat dikatakan sudah tidak ada lagi tupai. Memang kelapa saat sekarang sudah tidak banyak yang dikerat tupai, karena pohon kelapa juga sudah banyak ditebangi. Sehingga tupai-tupai ini sudah terdesak oleh ulah manusia, bahkan mereka harus menghadapi masalah bertahan hidup juga ancaman perburuan.

Memang tidak hanya binatang tupai ini saja yang di buru, banyak binatang lain diburu, seperti ; ular, burung, serangga, kelelawar biawak, rase dan sebagainya juga menghadapi ancaman perburuan dari manusia. Dan mengapa mereka manusia memburu binatang-binatang ini? Banyak hal yang mempengaruhi, misalnya ; mitos yang mengatakan bahwa binatang-binatang tertentu dapat digunakan untuk pengobatan, untuk dapat menambah vitalitas dan sebagainya. Masih dapat dipahami seandainya binatang tersebut hama, tetapi kita tidak seharusnya memusnahkan mereka.

Perburuan dengan menggunakan senapan-senapan angin yang  bebas dimiliki dan tidak ada aturan yang mengatur penggunaan senapan angin, tentunya akan mempercepat kepunahan hewan-hewan kecil lainya.

Selain itu, juga penggunaan racun untuk mengendalikan hama juga harus ada aturan yang mengaturnya, sehingga kita manusia hanyalah menjaga keseimbanganya saja, bukan memusnahkanya.

Seandainya itu terjadi, mungkin anak-anak keturunan kita suatu saat akan menanyakan tupai itu seperti apa? Biawak itu seperti apa? burung pipit seperti apa? Dan sebagainya.

Jadi, marilah kita selamatkan binatang-binatang yang hampir punah ini, dengan menghentikan perburuan kepada mereka. Dengan mempertahankan dan bersahabat dengan alam, tentunya banyak keuntungan dan manfaat yang didapatkan, karena kita dapat melihat kehidupan mereka makhluk-makhluk ciptaanya ini tanpa harus susah payah ke negeri orang, atau harus keluar beaya yang mahal hanya untuk melihat seekor tupai, umpamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun