Mohon tunggu...
Florentina Retno Parwiyati
Florentina Retno Parwiyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Simple life to be a better person

Menulis sejak 2015 Menulis untuk menumpahkan rasa. Menulis dengan cara sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lezatnya Sate Ratu Dinikmati Tamu dari 84 Negara

6 Februari 2020   02:13 Diperbarui: 6 Februari 2020   11:47 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembakaran sate | dokpri

Sate menjadi hidangan terenak ke-14 dari hidangan terenak di dunia.

Tahukah kalian sate merupakan makanan asli dari Jawa? Dan sate menempati urutan ke 14 dari 50 makanan terenak di dunia.

Pada zaman dahulu masyarakat Indonesia memasak daging dengan cara direbus. Letak strategis Indonesia yang dilalui sebagai jalur perdagangan dunia akhirnya membawa dampak bukan hanya dari sosial budaya tapi juga dari pengolahan makanan. 

Sate sendiri dipengaruhi oleh kebiasaan orang India yang mengolah kebab dengan cara ditusuk dan dibakar. Dari sinilah kemudian terinspirasi untuk membuat hidangan daging yang dibakar. Sate berasal dari bahasa India Catai yang berarti daging. Setelah masuk ke Indonesia disesuaikan dengan lidah Indonesia maka lama kelamaan terucaplah sate sebagai daging yang dibakar. 

Seiring perkembangan dunia kuliner sate pun juga berkembang mengikuti selera pasar. Sate bisa diadaptasi dengan berbagai bumbu khas berbagai daerah sehingga muncullah berbagai varian sate dari beberapa daerah di Indonesia dengan cita rasa khas masing-masing daerah. Sebut saja sate Madura, sate dengan bumbu kacang yang gurih dan kecap menjadi ciri khas sate Madura. Lalu ada sate Padang dengan ciri khas yang berbeda dengan sate Madura. 

Jika Sate Madura lebih dikenal terbuat dari daging ayam,  Sate Padang terbuat dari jeroan sapi atau kambing dengan bumbu kuah kuning. Kuah sate Padang  terbuat dari tepung beras yang dicampur kaldu daging dan jeroan, kunyit, jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jintan putih, bubuk kari, dan garam. Meskipun penyajiannya sama-sama dengan lontong atau ketupat. Ini berbeda dengan sete Ponorogo apalagi sate klatak khas Yogyakarta.

Sate pun bisa ditemui di negara-negara Asean dengan berbagai variasi bahkah sampai ke negeri Belanda. Pangsa pasar sate juga sangat luas, bahkah mantan Presiden Amerika Barack Obama juga mengaku penggemar sate.

Sate Ratu Berbeda dengan Sate Pada Umumnya

Sate Mreah dan kuah polos | dok. pribadi
Sate Mreah dan kuah polos | dok. pribadi
Awalnya adalah Angkringan Ratu yang dirintis mulai tahun 2015. Fabian Budi Saputro bersama temannya I Gusti Lanang Trisna memutuskan keluar dari zona nyaman dan mencoba peruntungan dengan membuka bisnis kuliner. Memilih kuliner karena tak jauh dari pekerjaan awal dan merasa kuliner adalah passion beliau. 

Pemilihan angkringan karena usaha ini memang sangat menjanjikan di Jogja namun ingin menggaet tamu asing dan juga tamu lokal dengan suasana kekeluargaan. Karena belum waktu itu belum ada angkringan di Jogja yang berusaha menggaet tamu asing dan tamu bisa berinteraksi langsung dengan pemiliknya. 

Melihat peluang inilah maka tercipta Angkringan Ratu. Berlokasi di Jalan Solo, Angkringan Ratu menyediakan menu layaknya angkringan pada umumnya. Namun semua menu dimasak sendiri dengan rasa dan kualitas di atas rata-rata angkringan pada umumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun