Mohon tunggu...
Retno Ningtiyas
Retno Ningtiyas Mohon Tunggu... Lainnya - Human

Secangkir kopi tanpa gula

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Suara yang Membunyikan Borobudur dan Menyatukan Bangsa

16 Mei 2021   22:58 Diperbarui: 16 Mei 2021   23:11 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relief Lalitavistara seri 1 A1 | Youtube Sound of Borobudur

Pusat musik dunia, jika mendengar kalimat itu, negara mana yang pertama kali terlintas? Inggris? Yang terkenal dengan band-band abadinya seperti: Rolling Stones, Beatles, Led Zeppelin, Queen sampai eranya Cold Play.

Atau Amerika Serikat? rumah bagi musik country, jazz, blues, Rock n Roll, EDM dan sebagainya.

Jauh sebelum budaya musik dunia mengakar di belahan bumi barat, sekitar 13 abad lalu, ada sebuah peradaban besar di Asia yang memiliki budaya bermusik tinggi. Hal ini dibuktikan lewat lebih dari 200 relief alat musik dan 40 relief ansamble musik yang tergambar di panil Candi Borobudur yang konon hingga kini, alat musik tersebut masih dimainkan dan tersebar di nusantara juga seluruh dunia.

Serpihan peradaban seni suara yang tergambar di relief Borobudur tersebut, yang  kemudian menjadi ruh dan coba untuk dihidupkan kembali oleh Tri Utami, Ir. Purwacaraka, Dewa Budjana dkk,  lewat Sound of Borobudur (SOB). Agar dapat dinikmati secara kekinian oleh masyarakat dunia.

Musik pada Perdaban Mataram Kuna

Candi Borobudur dibangun sekitar abad ke-9 pada Dinasti Syailendra kerajaan Mataram. Sempat menghilang, pada tahun 1814 ditemukan kembali oleh Gubernur Letnan S.T Rafles.

Pada masa Mataram Kuna, musik tidak hanya dijadikan sebagai sarana hiburan semata. Dengan menunjukkan jati diri yang harmonis, lembut dan dinamis, musik menjadi lambang persatuan dan merupakan persembahan kepada alam semesta (pertiwi).

Tidak heran jika dalam sarana keagamaan, pemujaan terhadap Bodhisatwa dan upacara penetapan sima, selalu ada musik yang mengiringi.

Dari sisi ekonomi, menjadi seniman musik sudah digeluti masyarakat  Mataram Kuna untuk mendapatkan penghasilan. Pada prasasti cane (1021 M), tersebutlah profesi pekerja seni musik antara lain: Mapadahi (penabuh gendang), Macarita, widu, manidung (seni suara).

Alat musik yang diceritaka lewat relief

Relief Panil No.1 Karmawibhangga | Youtube Sound of Borobudur
Relief Panil No.1 Karmawibhangga | Youtube Sound of Borobudur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun