Mohon tunggu...
Restik Bunga Widarizki
Restik Bunga Widarizki Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Sebelas Maret

Menyukai hal tentang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyimpangan Penggunaan Bahasa Indonesia pada Jurnalistik Artikel Media Daring

28 November 2022   17:54 Diperbarui: 28 November 2022   18:06 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar tangkapan layar situs berita Kompas.id

Faktor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Berbahasa Indonesia Ranah Publik Jurnalistik pada Berita Daring

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia. yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan. Bahasa Indonesia yang benar ialah bahasa Indonesia yang penggunaannya mematuhi aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia dan ejaan bahasa Indonesia yang resmi. 

Dari bentuk-bentuk penyimpangan berbahasa Indonesia dalam berita daring yang telah diuraikan diatas, telah dianalisis bahwa terdapat penyimpangan berbahasa yang bervariatif. Diperoleh temuan bahwasanya penyimpangan bahasa tersebut adalah penyimpangan klerikal (ejaan dan tanda baca), penyimpangan morfologis, dan penyimpangan penggunaan bahasa asing atau daerah. Menimbang dari banyaknya temuan data yang dominan adalah penggunaan bahasa asing atau daerah, maka dapat dianalisis apa faktor penyebab dari hal tersebut. Penyebab terjadinya penyimpangan berbahasa Indonesia ranah publik jurnalistik pada berita daring adalah dari luar dan dari dalam wartawan atau penulis berita itu sendiri. 

Faktor dalam penulis sendiri adalah kurangnya penguasaan kosakata, terbatasnya pengetahuan kebahasaan serta kurangnya tanggung jawab untuk memakai bahasa Indonesia yang sesuai kaidah. Kekeliruan berbahasa dapat pula disebabkan oleh gagalnya merealisasikan kaidah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai. Proses penulisan berita yang terburu-buru karena harus berpatokan pada tenggang waktu yang telah ditentukan untuk penayangan berita, sehingga terkadang waktu tidak cukup benyak untuk melakukan pemeriksaan ulang. Ini menjadi salah satu penyebab sering ditemukannya kesalahan-kesalahan mengenai kebahasaan di media massa daring.

Terlepas dari faktor luar dan dalam dari penulis berita sebagaimana yang ditinjau dari temuan data pada artikel ini yang didominasi dengan penyimpangan berbahasa berupa kata bahasa daerah atau kata berbahasa asing, maka dapat diketahui bahwa pengaruh bahasa gaul yang cenderung kearah bahasa asing atau daerah tersebut sering digunakan oleh masyarakat. Terdapat kemungkinan lain pula bahwasanya penggunaan kata asing atau daerah itu bertujuan untuk menarik minat pembaca karena lebih familiar digunakan dalam keseharian dimasyarakat. Pemakaian bahasa yang digunakan masih banyak kesalahan yang disebabkan karena kesalahan penerapan ejaan, terutama tanda baca. 

Meskipun demikian, media massa dalam bentuk daring pun tetap harus menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang benar, terlebih bagi situs berita daring nasional yang dijangkau dalam skala lebih luas pada kalangan masyarakat. Untuk itu diperlukan perbaikan penggunaan bahasa agar tidak lagi terjadi penyimpangan-penyimpangan tersebut. Media masa daring yang diakses luas oleh masyarakat pun harus memberi kontribusi, memberi teladan berbahasa dengan menyajikan teks berita yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 

Analisis kesalahan berbahasa, yaitu suatu metode digunakan oleh peneliti dan guru bahasa, yang dapat meliputi pengumpulan sampel, mengidentifikasi kesalahan pada sampel, penjelasan kesalahan, klasifikasi kesalahan berdasarkan penyebab, serta evaluasi pada besarnya kesalahan tersebut. 

Banyak upaya yang dapat digunakan untuk meminimalisasi kesalahan penggunaan ejaan. Upaya tersebut diantaranya memperbaiki penggunaan ejaan yang salah dengan cara berlatih, evaluasi pembelajaran berbahasa dengan mengenalkan ejaan yang benar, dan mengarahkan kaidah yang benar yaitu EYD sesuai yang tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Sesuai uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwasanya terdapat penyimpangan-penyimpangan berbahasa Indonesia pada jurnalistik artikel media daring. Adapun bentuk penyimpangannya adalah penyimpangan klerikal (ejaan, tanda baca, dan kebakuan kata),  penyimpangan morfologis, dan  penyimpangan dengan menggunakan bahasa asing atau daerah. Penyimpangan yang mendominasi adalah penggunaan bahasa asing atau daerah dalam artikel berita daring. 

Kata-kata asing yang telah memiliki padanan dalam bahasa Indonesia banyak dijumpai masih tertulis dalam berita. Selain itu, jika memang tidak memiliki kata padanannya, seharusnya ditulis miring namun pada implementasinya tidak. Berikutnya, mengenai faktor penyebab terjadinya penyimpangan tersebut yaitu adanya anggapan lazim akan penggunaan bahasa asing atau daerah dalam keseharian sehingga hal itu telah menjadi kebiasaan. Jika dianalisis mendalam lagi, faktor lainnya adalah minimnya pengetahuan kebahasaan dan pemahaman KBBI baik dari penulis berita ataupun jajaran redaksinya. 

Bahasa jurnalistik merupakan bahasa pers yaitu bahasa yang digunakan di media massa. Bahasa jurnalistik masih berpedoman pada bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang sesuai dengan KBBI/ PUEBI. Oleh karena itu, kesalahan penggunaan bahasa pada artikel media daring yang masih sangat sering dilakukan harus dibenahi dengan penerapan bahasa jurnalistik yang sesuai dengan EYD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun