Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sumpah Pemuda, Demonstrasi, dan Kegalauan Penulis

27 Oktober 2020   16:00 Diperbarui: 27 Oktober 2020   16:02 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Febry Arya dari Pexels

Ahh, pertanyaan yang terlalu sulit bagi penulis untuk  mencari jawaban sempurnanya. Tetapi biarlah ini tetap jadi pertanyaan, tak perlu lah ada yang menjawab disini. 

Penulis yakin setiap yang membaca tulisan ini bisa memberi jawaban argumentasi atas pertanyaan kegalauan disini. Tetapi kok penulis yakin jawaban-jawaban itu hanya akan akan menjadi bahan yang bisa didebat yang lain lagi, gitu aja terus sampai kuda pulang kampung waktu lebaran. Penulis masih pesimis akan menemukan jawaban yang bisa memuaskan seluruh "belahan-belahan pihak" yang ada itu.

Pada akhirnya, (ini penguatan penulis kepada pemerintah) apapun keputusan dan peraturan yang dibuat pemerintah pasti tidak akan bisa memuaskan semua pihak. 

Pasti akan ada pihak yang "merasa" dirinya dirugikan, kemudian muncul demo (sekali lagi ini hak dan dilindungi undang-undang), muncul perdebatan, muncul kubu pendukung-pengkritik dan seterusnya dan seterusnya. 

Terlepas dari apa yang akan terjadi, keputusan tetap harus dibuat dan dijalankan, peraturan tetap harus ditegakkan. Apa yang diyakini pemerintah bermanfaat untuk rakyat tetap harus dilanjutkan, atau negara ini tidak akan kemana-mana jika harus menunggu perdebatan selesai, menunggu semua pihak merasa puas. 

Penulis setuju apa yang disampaikan oleh Prof. Mahfud MD dalam acara Indonesia Lawyer Club seminggu yang lalu dengan Topik Setahun pemerintahan Jokowi. 

Beliau di akhir sesi mengutip ayat (atau entah surat atau apa) penulis kurang tahu karena penulis sendiri non muslim, dikatakan bahwa "lebih baik 60 tahun negara memiliki pemerintahan yang dianggap tidak baik, daripada satu jam saja negara tidak memiliki pemerintahan."

Yasudahlah ya, perdebatan tetap akan terjadi, kegalauan di masyarakat tetap akan terjadi, penulis pun tetap galau, tetapi setidaknya penulis masih bersyukur kita masih punya pemerintah yang membantu kita semua seluruh rakyat untuk mengelola negara ini, salam damai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun