Mohon tunggu...
Resh Romero
Resh Romero Mohon Tunggu... freelance -

simple way ~ penyuka teh manis, sandal jepit dan biru : pada laut, pada langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biduk

7 Maret 2016   18:18 Diperbarui: 7 Maret 2016   18:41 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Biduk adalah napas

Yang diam

Yang bergerak

Yang menerjang

Mencari arah

Mencari tuju

Mencari jati

Jika tanpa kemudi

Apalah muara?

Hanya senandung, lalu menghampa

 

Lihat, itu camar menunjuk jalan

Lalu kemana kita bergegas?

Senja sebentar lagi menghampiri

Desau pada lembayung

Riak lalu menggugat

Kita dimana?

Pada siapa?

Ah terlampau misteri

 

 

Cempaka Putih, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun