Mohon tunggu...
Resha Hidayatullah
Resha Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi futsal dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mantra Ajaib Pengantar Kader Prematur HMI Mengabdi di Tanah Kalimantan Barat

15 Januari 2024   03:38 Diperbarui: 15 Januari 2024   05:13 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembekalan dasar mulai dari markas TNI AD sebagai tempat tinggal kami
selama 7 hari untuk proses pembekalan di Universitas Tanjungpura sampai
forum-forum diskusi dan seminar kami tempuh disana. Saya berfikir ini terlalu
singkat untuk mengenal lebih banyak dan memecahkan masalah-masalah yang ada di Kalimantan
Barat. Pembekalan yang sangat expert yang dibuat dalam waktu singkat
membuat saya harus berfikir keras dan tetap fokus pada pemaparan materi dalam
diskusi maupun seminar-seminar yang sudah disiapkan oleh tuan rumah. Selain
itu, pendidikan disiplin ala militer yang kami terima, meskipun hanya sekian
persen dari pendidikan asli, membuat kami merasa kaget dan lelah secara mental
dan fisik. Namun, saya teringat 1 ayat terakhir dalam Al Mudassir "Dan karena
tuhanmu, bersabarlah (Al Mudassir :7)".

Saya pribadi tidak merasa kaget dengan pola pendidikan seperti ini
karena hal ini sudah saya rasakan di Pondok Pesantren. Pendidikan semi militer
ternyata sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan saya sendiri yang akan
memberikan dampak positif ketika kami melakukan pengabdian di desa-desa nanti.
Namun ada pembelajaran yang belum saya temukan sebelumnya ketika saya menempuh
pembekalan di markas TNI AD ini yaitu tentang totalitas pengabdian kepada
negara, jiwa patriotisme, dan kesetiakawanan yang sering mereka sebut sebagai
jiwa korsa. Akhirnya jiwa yang tidur telah bangun kembali. Dan siap menghadapi
tantangan selama masa pengabdiannya.

Kegiatan KKN

"Iman, Ilmu, Amal"

Pukul 17.00 WIB kami tiba di kelurahan Matang Segantar. Meskipun di luar
harapan saya kira ini tidak menjadi masalah besar. Yang tadinya saya ingin
mengabdi di tempat dengan minoritas islam seperti di pesisir Bengkayang yang
mayoritasnya adalah dayak kristen, namun pada kesempatan kali ini saya
ditempatkan di desa Matang Segantar dengan mayoritas islam dari Melayu. Sejak
pertama kali saya menginjak tanah Matang Segantar saya sudah berfikir dan
merenung. Dalam hati berkata "Temukan banyak masalah, riset, atur strategi,
buat program, lalu eksekusi".

Dalam praktiknya tidak begitu mudah untuk saya lalui. Keselarasan budaya dan kultur
sosial, tentunya menjadi pola pendekatan yang saya pakai untuk
mensosialisasikan program-program kami selama kami melakukan kegiatan di KKN di
desa Matang Segantar. Sentuhan emosional sebagai sesama muslim membuat kami
semakin mudah untuk bersosialisasi dan mendapatkan empati masyarakat. Sehingga
tidak sedikit kegiatan-kegiatan kami yang berbasis keagamaan. Namun berangkat
dari kepercayaan yang sama akhirnya membuat kami untuk memudahkan dalam
bersosialisasi. Terutama dalam memberikan pandangan-pandangan inovatif yang
bersifat kebaruan. Adapun beberapa program kerja unggulan yang saya gagas pada waktu itu adalah MP-ASI dan Susu Kacang hijau sebagai produk unggulan desa Matang Segantar.

Akan tetapi, dalam rangkaian kegiatan tersebut tidaklah mudah untuk
merealisasikan nya. Namun dengan semangat iman, ilmu, dan amal membuat saya
terus mendorong dan memotivasi diri untuk bisa memberikan yang terbaik bagi
desa Matang Segantar. Seketika saya teringat dengan sebuah kalimat yang sangat
visioner yang membantu saya dalam menjalankan amanat ini sebagai seorang
pengabdi untuk mencapai sebuah cita-cita tinggi dalam memberikan pelayan dan
pengabdian yang tuntas.

Kalimat itu berbunyi "Terciptanya insan akademis, pencipta, pengabdi
yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang di ridhoi Allah SWT". Dengan kalimat ini saya berusaha
menciptakan sebuah produk dalam bentuk program kerja yang memiliki output dan
tujuan yang sama dengan mantra diatas.

Refleksi

"Tuhan bersama prasangka hambanya"

Bukan tanpa sebab saya menuliskan judul yang mungkin orang-orang
menganggap ini hanyalah judul yang norak, rasis atau kalimat-kalimat negatif
lainnya. Namun percayalah teman-teman apa yang saya dapatkan di HMI hanyalah
sebuah obrolan dan diskusi biasa saja. Namun tuhan berkehendak lain, dia
berikan saya kesempatan untuk bangun dari tempat tidur untuk melihat sebagian
kecil Indonesia untuk membuktikan bahwa kalimat positif itu adalah ayat-ayat
kehidupan yang Allah berikan dalam bentuk perjalanan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun