Mohon tunggu...
Renny MaulidahNuril
Renny MaulidahNuril Mohon Tunggu... Hy saya orang Surabaya

Mahasiswa Untag Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Untag Surabaya Meningkatkan Program UMKM Ayam Geprek dan Sosis di Kampung Pogot, Surabaya

30 Desember 2021   20:00 Diperbarui: 30 Desember 2021   20:04 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya(23/12/2021) – Aktivitas kita sehari hari tidak lepas dari berbagai layanan dan barang hasil UMKM. Dimulai dengan aktivitas pagi hari ketika sarapan mencari makanan seperti bubur, nasi campur dan kue kue ringan. Saat ini UMKM mengalami berbagai permasalahan seperti penurunan penjualan, kenaikan harga bahan baku, dan banyak pegawai yang diPHK, hal ini menjadi ancaman bagi perekonomian masyarakat. UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja tengah menghadapi penurunan produktivitas yang berakibat pada penurunan profit secara signifikan. 

Untuk membangitkan kembali kondisi ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok R-37 Renny Maulidah Nuril Kaonain L Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Prodi Psikologi melakukan kegiatan KKN dibawah bimbingan Dosen Ibu Akta Ririn Ariswati, S.Psi, M.Psi, Psikolog. Program KKN yang dijalankan yaitu melakukan Pendampingan UMKM & Peningkatan Program UMKM ayam geprek dan sosis di dareah Pogot VI RT/RW 003/005 Kec. Kenjeran, Kota Surabaya yang berlangsung mulai tanggal  8 desember 2021 sampai dengan 22 desember 2021.

dokpri
dokpri
Program ini merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan ekonomi masyarakat khususnya di Kampung Pogot VI. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola UMKM Pogot VI, bahwa kenyataan yang terjadi warga tidak mau bersama sama mengelola UMKM Pogot VI dengan alasan sibuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan sibuk dengan urusan pekerjaan dikantor, sehingga pemasukan yang dimiliki UMKM tersebut tidak stabil atau tidak memiliki pemasukan sama sekali. Selain itu sistem pemasaran yang dilakukan masih menggunakan sistem offline yaitu dengan membuka UMKM dikampung Pogot VI saja dan tanpa sarana pemasaran yang mendukung.

dokpri
dokpri

Untuk mendukung proses penjualan/pemasaran pendampingan yang dilakukan diawali dari pembaharuan kemasan serta membantu meningkatkan promosi produk menggunakan platform GO-Food dan Whatsapp. Pengemasan yang dipakai hanya menggunakan kertas minyak dan plastik bening kecil untuk kemasan sosi. 

Sehingga, untuk lebih menarik perhatian dan meningkatkan pemasaran yaitu dengan menganti kemasan dengan lebih modern seperti kemasan ayam geprek yang awalnya memakai kertas minyak akan diubah memakai kemasan styrofoam dan untuk kemasan sosis yang awalnya memakai plastik bening kecil diganti dengan paper bag agar lebih ramah lingkungan. Pendampingan selanjutnya adalah dengan mempromosikan produk disosial media khususnya yaitu di Instagram dan Whatsapp. Dengan dilakukannya pendampingan berupa pembuatan label/logo dan promosi di sosial media diharapkan dapat menarik minat pembeli dan meningkatkan volume penjualan.

.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun