Mohon tunggu...
Reni Soengkunie
Reni Soengkunie Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang baca buku. Tukang nonton film. Tukang review

Instagram/Twitter @Renisoengkunie Email: reni.soengkunie@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Nyata: Cerita Pilu Penjual Kopi yang Terpaksa "Open BO"

21 September 2020   20:32 Diperbarui: 22 September 2020   18:16 20949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pribadi by canva

"Dia ngalungin aku pakai pisau di leher, Mbak!" ucapnya.

Dia juga mengaku sering dipukuli jika tak punya uang oleh suaminya. Heran saya, kenapa ada gitu manusia tak tahu diri kayak gitu. Beruntung dia tak kenapa-napa, dan berhasil kabur dari rumah.  

Setelah pergi dan bercerai secara sah, dia mengontrak kamar sepetak. Dia mulai berkenalan dengan cewek-cewek di lingkungan yang suka open BO.

Dia melakukan transaksi secara mandiri, tidak pakai germo gitu. Kata dia sekali transaksi, dia bisa dapat uang 400-1 juta tergantung durasi. 

Dia sudah merasa tersakiti, sehingga menurut dia lebih baik turun langsung di dunia prostitusi untuk menghasilkan uang.

Dia juga sangat benci sekali dengan yang namanya lelaki. Sehingga, dia ingin menguras uang lelaki-lelaki hidung belang.

"Aku pernah loh, Mbak, jadi simpanan dosen. Dia tajir, punya mobil, dan uangnya banyak. Hanya saja dia pendek, gemuk, dan jelek gitulah," tuturnya.

Apakah dengan open BO itu kehidupan Bunga sejahtera? Tidak sama sekali.

Setiap bulan uangnya habis untuk bapak dan kakak-kakaknya itu. Meski mereka tidak tinggal satu rumah, namun keluarganya masih saja terus memoroti Bunga. 

Saya itu sampai trenyuh melihat perempuan ini. Bajunya itu biasa banget dan celana jeansnya sampai bolong. Dia cerita katanya dia hanya punya satu celana jeans. Dia bilang kalau dia tak tega dengan keluarganya, sehingga tiap dia punya uang selalu dia berikan pada bapak dan kakaknya.

Apakah kisah ini sudah berakhir? Masih belum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun