Mohon tunggu...
Reni D. Octaviani
Reni D. Octaviani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen (DOyan SENyum, bisa juga DOyan SENdirian, tapi tidak DOyan SENsasi ;)

Tertarik dengan hal-hal yang menghibur dan menyenangkan. Kadang hal kecil juga bisa menghibur dan menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lebaran bersama Teman Baru (1 dari 2)

13 April 2023   09:00 Diperbarui: 13 April 2023   08:58 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ahmad adalah seorang siswa kelas 7 SMP. Dia tinggal bersama orang tua dan saudara perempuannya di Jakarta. Ahmad adalah anak yang energik dan senang bermain sepak bola dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Namun, selama bulan Ramadhan, rutinitas hariannya berubah, dia lebih banyak membaca alquran dan ke masjid untuk mengikuti kegiatan yang diadakan disana, terutama di akhir pekan.

Saat adzan maghrib tiba, keluarga Ahmad akan berkumpul untuk berbuka puasa. Mereka menikmati kurma, manisan, dan makanan lezat bersama. Ahmad sangat menyukai saat-saat berkumpul dengan keluarganya, karena ini adalah waktu baginya untuk berbincang-bincang dengan kakak dan orang tuanya, saling menceritakan bagaimana kegiatan sehari-hari mereka, untuk mengeluarkan keluh-kesah dan juga bercanda.

Bagian yang sangat disukai Ahmad adalah menyambut Idul Fitri. Dia menyukai suasana meriah, pakaian baru, dan makanan lezat yang disiapkan ibunya untuk acara tersebut. Keluarganya akan mengunjungi kerabat dan teman-teman mereka, dan mereka akan saling bertukar hadiah.

Pada suatu sore, ketika Ahmad dan temannya yang Bernama Rama hendak ke masjid untuk sholat Ashar, mereka melihat seorang anak laki-laki yang mereka belum pernah liat sebelumnya. Sepertinya dia adalah anak tetangga yang baru pindah ke perumahan mereka. Mereka melewati rumah tersebut dan tiba-tiba anak laki-laki itu menghampiri mereka dengan tersenyum ramah.

"Halo. Siapa namamu? Aku boleh kenalan?" kata sang anak

"Halo. Namaku Ahmad. Ini temanku Rama" jawab Ahmad sambil bersalaman.


"Namaku Bagas. Senang berkenalan dengan kalian semua. Aku baru saja pindah kesini dan aku belum punya teman. Makanya waktu lihat kalian aku senang sekali" ujar Bagas dengan muka bersemi.

"Kamu tadinya tinggal dimana, Bagas?" tanya Rama.

"Aku dan keluarga baru saja pindah dari Busan."

Ahmad dan Rama tampak binggung. Bagas menambahkan "Busan adalah salah satu kota di Korea. Kami tinggal disana selama beberapa tahun dan sekarang kami kembali ke Jakarta." Jawab Bagas.

"Wow... Apakah kamu senang tinggal di sana? Bagaimana musim disana? Apakah kau pernah merasakan salju" tanya Rama bertubi-tubi karena dia baru kali ini bertemu dengan seseorang yang pernah tinggal di luar negri.

Bagas menjawab sambal tersenyum "Iya aku suka sekali tinggal disana. Disana ada 4 musim. Ada musim semi, panas, gugur dan musim dingin. Dan ya, aku pernah merasakan salju."

Ahmad dan Rama terkagum-kagum

Tiba-tiba terdengar suara adzan. Rama dan ahmad pamit mundur diri.

"wah udah Adzan nih. Kita harus pergi segera ke masjid untuk sholat. Maaf ya Bagas, kami mau ke masjid dulu." Ujar Ahmad

"Apakah aku boleh ikut? Karena aku sudah lama tidak ke masjid. Di Busan susah sekali menemukan masjid." Tutur Bagas

"Oh tentu saja. Tapi kami disana sampai maghrib. Kebetulan hari ini ada acara pengajian untuk anak-anak sampai berbuka puasa. Kamu puasa kan?" tanya Ahmad.

"Iya tentu saja. Walaupun di Busan tidak banyak muslim, tapi orangtuaku mengajarkan aku untuk tetap beribadah, termasuk berpuasa." Jawab Bagas.

"Oh, bagus sekali, ya udah, kamu izin sama orang tua kamu ya. Nanti mereka binggung nyariin kamu." Saran Ahmad.

"Ok. Aku bilang mamaku dulu ya." Bagas berlari masuk ke rumahnya. Tidak berapa lama Bagas kembali, lengkap dengan baju koko dan sejadah. Mereka pun berangkat bersama-sama menuju masjid.

Waktu berjalan cepat, maghrib dan buka puasa pun telah selesai. Ahmad, Rama dan Bagas kembali ke rumah masing-masing. Di perjalanan pulang Bagas menyampaikan rasa bahagianya. "Tadi sangat menyenangkan. Kita harus lebih sering melakukan ini." Ujar Bagas. "Karena di Busan aku tidak punya banyak teman dan tidak pernah menunggu maghrib di masjid. Dulu sebelum pindah ke Busan aku masih kecil, jadi tidak ingat bagaimana dulu aku berpuasa." Lanjutnya.

Ahmad menjawab "Tentu saja. Selalu menyenangkan untuk mendapatkan teman baru dan bisa bermain Bersama. Apalagi saat Ramadhan seperti ini kita bisa buka puasa bersama."

*****

Sesampainya di rumah, Ahmad bercerita kepada orang tuanya tentang teman barunya, Bagas, yang baru saja pindah dari Busan, Korea Selatan. Orang tuanya tertarik dan bertanya kepada Ahmad tentang apa saja yang mereka bicarakan.

Ahmad menjawab, "Bagas mengatakan bahwa di Korea memang ada Muslim, tapi tidak sebanyak di Jakarta. Mereka juga harus berpuasa Ramadan, tapi tidak semudah di sini karena mereka minoritas."

Ayahnya, yang telah melakukan perjalanan ke beberapa negara, menambahkan, "Di beberapa negara, siang hari lebih panjang dan cuaca lebih panas. Berpuasa bisa jadi lebih menantang bagi mereka. Namun, sangat menyenangkan melihat Islam menyebar ke seluruh dunia."

Ibunya menimpali, "Kita sangat beruntung memiliki begitu banyak teman Muslim dan keluarga yang dapat merayakannya selama Ramadan dan Idul Fitri. Kita harus bersyukur kita tinggal di negara muslim sehingga bisa mendengarkan adzan setiap saat. Bisa menemukan tempat sholat dengan mudah karena banyak masjid dimana-mana. Oleh karena itu kita harus bersyukur atas berkah yang Allah berikan kepada kita."

Ahmad mengangguk setuju, "Ya Ma, Ahmad merasa selalu bersyukur dan beruntung."

Orang tuanya tersenyum mendengarnya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun