Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 29, Kobaran Api) - Kesigapan Sang Veteran

16 April 2024   09:00 Diperbarui: 16 April 2024   09:10 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Dipandangnya mata itu cukup lama, mata yang tajam namun dalam, milik seseorang yang sepertinya telah melalui banyak peperangan dalam hidupnya. Abdi tak tahu harus berkata apalagi, di benaknya ada rasa khawatir yang cukup besar tapi entah kenapa begitu melihat pria tua ini ia menjadi sangat tenang, bahkan lebih tenang dibandingkan ketika ia barusan membangunkan Dalem tadi.

            "Masuk!"

Baca juga: Teman Tuk Selamanya

            Abdi pun melangkahkan kakinya ke dalam, lampu kamar tampak temaram.

            "Kita harus melakukan sesuatu segera berarti... Hmm, dimana posisi musuh Di?"

            "Eh, di.. di.. di samping kapal sebelah kanan.. Imam Hassan.            "

            "Hmm, menembak dengan panah api ya?"

            "I.. Iya betul, bagaimana..? Eh maksud saya..."

            Imam Hassan seperti mencari-cari sesuatu di bawah mejanya,

Baca juga: Aku Malu

"Abdi, bantu aku angkat meja ini, ke samping," wajahnya berpaling ke arah tempat yang kosong.

            "Oh, baiklah Imam..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun