Mohon tunggu...
Rendi Ariyanto Sinanto
Rendi Ariyanto Sinanto Mohon Tunggu... Freelancer - Nursing_Public Health_From Fakfak West Papua

"Seorang Penulis Belum Tentu Cendekia, dan Seorang yang Cendekia Belum Tentu Menulis" _Wahyu Wibowo_

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pentingkah Pendidikan Profesi Ners Saat Ini?

20 November 2019   12:15 Diperbarui: 2 Desember 2019   09:53 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perawat yang sudah mengikuti pendidikan profesi ners. (sumber: pixabay/voltamax)

Berbicara mengenai peningkatan tenaga perawat, saat ini lulusan perawat adalah sekitar 45.000 per tahun, kebutuhan nasional per tahun 11.000, bayangkan berapa jumlah perawat yang tak tau arah tersebut, sekitar 34.000 yang tak ada arah dan harapan.

Yang menjadi pertanyaan adalah dimana kehadiran organisasi profesi (PPNI), dan dimana perhatian pemerintah yang membiarkan pengangguan intelektual begitu marak di Republik ini.

Kembali ke pertanyaan orang-orang yang maha tau tersebut di atas, mereka pasti tidak mengetahui hal ini, apabila mereka mengetahui hal ini pasti mereka takan bertanya  seperti itu, atau kemungkinan mereka tahu, tetapi hanya  ingin menjerumuskan kita kepada hal-hal yang bersifat mubazir.

Untuk dosen-dosen keperawatan mungkin mereka hanya memikirkan kelangsungan hidup mereka sebagai pengajar, maka soal dampak eskalasi perawat tidak menjadi masalah, yang penting dana segar jalan terus.

Memang sungguh miris keadaan profesi  ini, bingung harus berkata apa, baiknya produksi profesi ini segera diberhentikan, karena hanya akan mendatangkan pengangguran, daya serap kurang, lulusan meningkat setiap tahun, ditambah standarisasi yang setiap tahun kian mencekik membuat perawat tak berdaya.

Di daerah saya sendiri ada situasi unik dari profesi ini, profesi perawat ini bahkan diperlakukan seperti bukan tenaga ahli, sistem sukarela pada fasilitas pelayanan kesehatan di papua barat masih sangat menyedihkan. 

Perawat tidak digaji, bahkan harus membuat surat pernyataan tidak menuntut kompensasi apapun ketika bekerja, saya sebagai korban merasa sedih, bahkan sampai detik ini, sampai tulisan ini muncul masih ada situasi ini, masih terjadi bahkan kalau diandaikan sebuah penyakit mungkin sudah mencapai level kronis, dan tumbuh subur layaknya tanaman yang kaya akan oksigen.

Buruknya ada sebagian perawat senior sangat apatis dengan keadaan ini, padahal bila dilihat secara baik ini merupakan pelecehan terhadap profesi, profesi yang katanya garda terdepan dan 24 jam bersama pasien, tetapi itu hanya sekedar kata-kata, untuk aksinya bisa dikatakan omong kosong, senior hanya mementingkan perutnya sendiri.

Saran saya kepada seluruh perawat yang masih menjadi budak Instansi (sukarela) segera berbenah diri, dan membuka pandangan yang luas, serta berani keluar dari zona nyaman.

Tak perlu takut kehilangan pekerjaan apalagi hanya pekerjaan tanpa kompensasi, tak perlu terbuai dengan janji manis para pimpinan, dan tidak perlu terlena dengan iming-iming masa depan yang kabur tak terlihat.

Masih ada kesempatan, bahkan bukan di ruang lingkup profesi perawat, semua bergantung pada pemikiran serta pengambilan keputusan kita masing-masing, semoga derita profesi ini cepat selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun