Mohon tunggu...
Renata W
Renata W Mohon Tunggu... Public Relation -

Shanti. Shanti. Shanti.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Anjing

3 September 2018   01:51 Diperbarui: 3 September 2018   02:27 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : http://norsomnews.com

*

" Aloha" sapaku ramah sambil tersenyum kepada wanita tangguh yang rasa kagumku kepadanya tidak hilang-hilang. Ia membalas sapaaku dengan senyum dan bukan hanya satu, ada dua wanita yang menyambutku pada sore indah nan lembayung. Ia, wanita kedua itu tersenyum manis. Aku merasa pernah melihatnya. " Apa iya, kau menanyakan kepada mahasiswi dengan pertanyaan " apakah kalian akan meninggalkan seorang ayahnya jika ia ternyata korupsi ?" Aku kaget ia tahu akan pertanyaan itu.

Darimana ia tahu ?  Mungkinkah ia hadir dalam salah satu seminar atau kuliah umumku ? Tapi, aku langsung bisa menebak dari senyum anaknya yang terlihat seumuran anak gadis yang sedang kuliah. " Ya, bahkan ide pertanyaanku itu terinspirasi karena perceraianmu dulu". Ia tersenyum sambil mengeleng-gelengkan kepalanya. " Kukira kita sudah impas sekarang" ujarnya, sambil sekali lagi tidak lupa menghentakku dengan senyum semanis madu.

Ia dulu terinpirasi dari pertanyaanku, " mungkinkah binatang tahu surga". Ketika akhirnya ia menikah, ia menyadari, pertanyaan itu bukan konyol.

Hanya saja, saat itu memang ia merasa pertanyaan itu begitu absurd dan sok filosofis, tapi ketika menikah dan memiliki anak bahkan menjadi kaya raya---walaupun sebenarnya ia sudah mandiri dan memiliki rumah sendiri sebelum menikah, ia merasa pertanyaan itu semacam kompas arah hidupnya. Ia bahkan berikrar, suatu saat ia sangat ingin berharap masuk surga agar tahu jawabannya, walaupun surga menurut versinya tidak seperti kumpulan bidadari nan cantik lagi bohai, karena ia wanita. Ia hanya ingin tahu, jawaban pasti dari pertanyaan tersebut. Di surga bisa jadi---maaf, bukan bisa jadi lagi, tapi  pasti ada seseorang yang benar-benar bijaksana nan kudus bijaksana mampu menjawabnya. Jika tidak ada, buat apa pula ia masuk surga, pikirnya.

*

Ternyata anjing dalam kisah Mahabrata adalah salah satu hewan yang berhasil masuk surga. Bahkan konyolnya, Drupadi saja tidak berhasil masuk ( karena meninggal di perjalanan) yang terkenal akan kecantikannya dan kesetiaannya. Ternyata memiliki pesona dan pusat perhatian tidak menjaminkan surga. Ah.

*

Dalam sebuah kuliah umum, sebelum aku bertanya kepada para mahasiswa, aku meminum kopiku, sambil merapikan rambut panjangku yang terjatuh menutupi sebagian wajahku.

" Pernahkah kalian memiliki keberanian melawan, menghantam, membakar para koruptor ?" Pertanyaan menohok ini membuat segenap ruangan menjadi senyap. Rasanya seperti luka yang terkena asam, sehingga para dosen dan beberapa tamu undangan seperti berteriak dalam otaknya dengan senyum perih---kecut. Beruntung sofanya cukup nyaman untuk menanggung beban tubuh yang bergetar. Mungkin mereka heran, mengapa pula pertanyaan ini di sampaikan kepada mahasiswa fakultas agama. Kurang ajar !

Kemudian dengan gaya khasku, aku mulai menggulung kemeja hitamku. Aku selalu melakukan ini jika hendak menutup sebuah kuliah umum. Secara psikologis ini menunjukkan ketegasan dan sikap tanpa tedeng aling sekaligus pemberontakan. Aku mulai mengambil sikap tegap, tangguh. " Ia yang mampu bercerai dari pasangannya karena korupsi, seperti anjing yang berhasil masuk surga " 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun