Mohon tunggu...
Christopher Reinhart
Christopher Reinhart Mohon Tunggu... Sejarawan - Sejarawan

Christopher Reinhart adalah peneliti sejarah kolonial Asia Tenggara. Sejak 2022, ia merupakan konsultan riset di Nanyang Techological University (NTU), Singapura. Sebelumnya, ia pernah menjadi peneliti tamu di Koninklijke Bibliotheek, Belanda (2021); asisten peneliti di Universitas Cardiff, Inggris (2019-20); dan asisten peneliti Prof. Peter Carey dari Universitas Oxford (2020-22).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Supremasi Logistik Kita Telah Runtuh Sejak Tahun 1830

21 Mei 2020   23:46 Diperbarui: 22 Mei 2020   16:14 2002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geoogste rijst in schoven gebonden (circa 1920 | Koleksi KITLV)

Hal itu juga berlaku untuk kasus Indonesia. Keberhasilan pasar global untuk menghantam supremasi logistik petani Jawa terjadi tepat sejak tahun 1830.

Kita pada masa kini tentu tidak dapat mempraktikkan suatu gaya hidup yang sama sekali tidak terintegrasi dengan pasar global ataupun gaya hidup yang subsisten.

Namun demikian, kedua aspek tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meminimalkan efek kejatuhan ekonomi kita --setidaknya untuk membantu kita tetap makan. 

Apa yang sebetulnya menyebabkan pasar global menghancurkan supremasi logistik petani Jawa? Pasar global dan kapitalisme yang bermain di dalamnya memperkenalkan produk-produk yang sebetulnya tidak dibutuhkan petani. 

Namun demikian, atas nama modernisme, produk ini menjadi kebutuhan. Padahal, produk ini sama sekali tidak hakiki untuk bertahan hidup. Ini adalah fenomena yang kini juga terjadi dengan taraf yang lebih luar biasa. 

Mungkin, kita dapat belajar untuk mengurangi ketergantungan kita pada pasar global sebagai upaya bersiap-sedia bila ekonomi global mengalami keguncangan. 

Selain itu, pelajaran lain yang dapat didengar dari masa pramodern kita adalah kemampuan untuk menciptakan supremasi logistik. 

Dengan bahasa yang lebih mudah, kemampuan untuk menciptakan sendiri makanan kita. Mungkin saja, kita dapat mulai belajar untuk menumbuhkan tanaman pangan --suatu kemampuan yang kini hanya dimiliki oleh sangat sedikit masyarakat Indonesia. 

Pada akhirnya, kita mungkin harus menengok kepada sejarah dan gaya hidup masa lalu yang ada di dalamnya --menengok kepada sebuah topik dan kebiasaan yang selalu kita anggap usang dan tidak berguna.

Daftar Sumber

  • Becker, Jasper. 2008. City of Heavenly Tranquillity: Beijing in the History of China. London: Penguin.
  • Brown, Ian. 1997. Economic Change in Southeast Asia c. 1830---1980. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
  • Reinhart, Christopher. 2017. "S: The Making and Development of Beijing City Centre from the 13th until 20th Century (S: Dinamika Pembentukan dan Perkembangan Pusat Kota Beijing pada Abad XIII---XX)". (Paper tidak diterbitkan).
  • Scott, James C. 1994. Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.
  • Spence, Jonathan D. 1991. The Search for Modern China. London: W. W. Norton & Company.
  • Wolf, Eric R. 1985. Petani: Suatu Tinjauan Antropologis. Jakarta: CV. Rajawali.

Penulis
Christopher Reinhart adalah peneliti bidang sejarah kuno dan sejarah kolonial wilayah Asia Tenggara dan Indonesia. Sejak tahun 2019, menjadi asisten peneliti Prof. Gregor Benton pada School of History, Archaeology, and Religion, Cardiff University. Sejak tahun 2020, menjadi asisten peneliti Prof. Peter Carey.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun