Mohon tunggu...
Rehia Angelica Ginting
Rehia Angelica Ginting Mohon Tunggu... Mahasiswa universitas negeri medan

Saya adalah seorang mahasiswa di universitas negeri medan jurusan pendidikan kimia saya tertarik untuk mempelajari ilmu alam dan penerapannya saya juga suka menulis di sela waktu luang saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Kepribadian Unik Setiap Orbital: Dari s hingga f

10 Oktober 2025   23:13 Diperbarui: 10 Oktober 2025   23:13 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Wolfgang Pauli (Sumber: wikimedia.commons)

Mengenal Lebih Dekat 'Rumah' Para Elektron: Dari Orbital S yang Bulat hingga F yang Super Kompleks 

Tahukah Anda? Elektron dalam atom tidak bergerak mengelilingi inti seperti planet mengorbit matahari---seperti yang diajarkan model atom klasik. Sebaliknya, elektron tinggal di dalam 'rumah' aneh berbentuk tiga dimensi yang disebut orbital. Lupakan bayangan lintasan pasti; orbital adalah peta peluang di mana elektron paling mungkin ditemukan. Konsep ini---yang lahir dari mekanika kuantum---menjelaskan banyak hal, mulai dari warna khas suatu zat hingga bagaimana atom-atom berikatan. Mari kita kenali empat tipe orbital utama, dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit, dan apa yang membuat mereka unik! 

1. Orbital S: Sang Bola Sederhana 

Orbital s (berasal dari kata sharp) adalah yang paling mudah dibayangkan: bentuknya bulat sempurna (sferis simetris). 

  • Bentuk Unik: Orbital s adalah satu-satunya yang benar-benar bulat. Ini berarti elektron tersebar merata di sekitar inti atom.

  • Peluang di Inti: Orbital s juga unik karena merupakan satu-satunya orbital yang memiliki kemungkinan elektron ditemukan tepat di inti atom.

  • Bertambah Besar: Semakin tinggi tingkat energinya (misalnya dari 1s ke 2s ke 3s), ukuran orbital s akan semakin besar, dan elektron-elektronnya akan berada semakin jauh dari inti.

(Gambar orbital atom s (sumber: GeeksforGeeks.com))
(Gambar orbital atom s (sumber: GeeksforGeeks.com))

2. Orbital P: Si 'Balon Ganda' yang Tiga Arah 

Orbital p (berasal dari kata principal) mulai menambahkan kerumitan, memperkenalkan konsep arah atau orientasi. 

  • Bentuk Unik: Orbital p berbentuk seperti angka delapan () atau balon ganda (dumbbell).

  • Orientasi: Di setiap tingkat energi (mulai dari n=2 ke atas), selalu ada tiga orbital p yang energinya setara, dan mereka berorientasi tegak lurus pada sumbu ruang: px, py, dan pz.

  • Simpul Nodal: Karena bentuk lobus ganda ini, orbital p memiliki satu bidang nodal yang membelah kedua lobusnya dan melalui inti atom. Ini berarti, tidak ada peluang elektron ditemukan tepat di inti pada orbital p ---berkebalikan dengan orbital s

(Gambar orbital p (sumber: Chemistry made simple.com)
(Gambar orbital p (sumber: Chemistry made simple.com)

3. Orbital D: Bentuk 'Daun Semanggi' yang Kompleks 

Orbital d (berasal dari kata diffuse) adalah tingkat kerumitan selanjutnya, dan ini adalah orbital kunci yang menentukan banyak sifat menarik pada logam transisi. 

  • Bentuk Unik: Orbital d memiliki bentuk yang lebih rumit. Kebanyakan menyerupai daun semanggi (clover-leaf) dengan empat lobus, kecuali orbital dz2 yang terlihat seperti dumbbell dengan cincin di tengahnya.

  • Orientasi: Selalu ada lima orbital d yang setara energinya dalam atom bebas. Kelima orientasi ini sangat menentukan bagaimana atom logam berinteraksi dengan zat lain.

  • Simpul Nodal: Orbital d memiliki dua bidang nodal sudut.

  • Fenomena Khusus: Dalam senyawa kompleks, kelima orbital d yang tadinya setara energinya dapat terpecah menjadi kelompok eg dan t2g (fenomena yang menjelaskan banyak warna-warni logam transisi)

(Gambar orbital d (sumber: word press.com)
(Gambar orbital d (sumber: word press.com)

4. Orbital F: Sang Raksasa Super Rumit 

Orbital f (berasal dari kata fundamental) adalah yang paling misterius dan rumit.

  • Bentuk Unik: Orbital f memiliki bentuk yang sangat kompleks, dengan banyak lobus dan pola tiga dimensi yang rumit.

  • Orientasi: Terdapat tujuh orbital f berbeda yang dapat menampung total 14 elektron.

  • Penghuni Jauh: Elektron pada orbital f memiliki energi yang tinggi dan berada jauh dari inti. Mereka juga sangat terlindungi oleh orbital-orbital di dalamnya.

  • Elemen Spesial: Orbital f mulai terisi pada unsur-unsur logam tanah jarang (lantanida) dan aktinida , yang merupakan alasan mengapa elemen-elemen ini memiliki sifat magnetisme kuat dan spektrum warna yang kompleks.

(Gambar orbital f (sumber: GreeksForGreeks))
(Gambar orbital f (sumber: GreeksForGreeks))
Siapa Ilmuwan di Balik 'Rumah' Elektron Ini?

1. Niels Bohr (1913): Model Atom Bohr

(Gambar: Niels Bohr (sumber: Wikimedia Commons))
(Gambar: Niels Bohr (sumber: Wikimedia Commons))
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengembangkan model atom yang menggambarkan elektron bergerak dalam lintasan-lintasan tertentu di sekitar inti dengan energi diskret. Model ini berhasil menjelaskan spektrum garis hidrogen, namun tidak dapat menjelaskan bentuk lintasan elektron dalam ruang tiga dimensi. Bohr mengusulkan bahwa elektron hanya dapat berada pada lintasan-lintasan tertentu tanpa memancarkan energi, dan transisi antar lintasan tersebut menghasilkan spektrum garis.  

2.  Louis de Broglie (1924): Hipotesis Gelombang Materi

(Gambar Louis Louis de Broglie (sumber: Geniuses.club))
(Gambar Louis Louis de Broglie (sumber: Geniuses.club))
Pada tahun 1924, Louis de Broglie mengusulkan bahwa partikel-partikel, termasuk elektron, memiliki sifat gelombang. Ia menyatakan bahwa panjang gelombang materi () berhubungan dengan momentum partikel melalui rumus = h/p, di mana h adalah konstanta Planck dan p adalah momentum partikel. Hipotesis ini membuka jalan bagi perkembangan mekanika gelombang.

3. Erwin Schrdinger (1926): Persamaan Gelombang Schrdinger

(Gambar: Erwin Schrdinger (Sumber:Geniuses.club)
(Gambar: Erwin Schrdinger (Sumber:Geniuses.club)
Pada tahun 1926, Erwin Schrdinger memperkenalkan persamaan gelombang Schrdinger, yang menandai tonggak penting dalam mekanika kuantum dan pemahaman struktur atom. Persamaan ini mendeskripsikan elektron bukan sebagai partikel yang bergerak pada lintasan tertentu seperti dalam model Bohr, melainkan sebagai fungsi gelombang () yang menyebar di ruang tiga dimensi, memungkinkan ilmuwan menghitung probabilitas menemukan elektron di lokasi tertentu di sekitar inti atom. Dengan kata lain, orbital bukan lagi lintasan fisik, tetapi daerah probabilitas elektron dengan bentuk dan karakteristik unik (s, p, d, f). Persamaan ini menjadi dasar bagi seluruh teori kimia modern, termasuk teori ikatan kimia, interaksi orbital, dan prediksi sifat fisik dan kimia unsur, serta membuktikan bahwa perilaku elektron dalam atom adalah fenomena gelombang yang dapat diprediksi secara matematis 

4. Max Born

(Gambar Max Born (sumber: University of Edinburgh.com)
(Gambar Max Born (sumber: University of Edinburgh.com)
Pada tahun 1926, Max Born mengemukakan tafsiran probabilistik terhadap fungsi gelombang Schrdinger, yang merupakan inovasi penting dalam mekanika kuantum. Ia menegaskan bahwa kuadrat dari fungsi gelombang () bukan sekadar nilai matematis, melainkan memberikan probabilitas menemukan elektron di suatu titik dalam ruang pada waktu tertentu. Dengan pendekatan ini, elektron tidak lagi dianggap memiliki lintasan tetap seperti dalam model Bohr, melainkan tersebar dalam daerah probabilitas yang disebut orbital, di mana elektron paling mungkin berada. Tafsiran Born menjembatani teori matematis Schrdinger dengan realitas fisik atom, memungkinkan ilmuwan untuk menghitung distribusi elektron dalam atom dan molekul, memprediksi konfigurasi elektron, dan memahami fenomena kimia seperti polaritas, ikatan kovalen, serta interaksi antar-elektron.

5. Wolfgang Pauli (1925): Prinsip Larangan Pauli

(Gambar: Wolfgang Pauli (Sumber: wikimedia.commons)
(Gambar: Wolfgang Pauli (Sumber: wikimedia.commons)
Pada tahun 1925, Wolfgang Pauli mengemukakan Prinsip Larangan Pauli, yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam atom yang dapat memiliki empat bilangan kuantum yang sama. Prinsip ini sangat penting karena menjelaskan struktur elektron dalam atom multi-elektron dan bagaimana elektron mengisi orbital secara berurutan. Dengan prinsip ini, setiap orbital hanya dapat menampung maksimum dua elektron dengan spin berlawanan, sehingga terbentuk pola distribusi elektron yang khas dan stabil. Prinsip Pauli menjelaskan fenomena seperti pengisian berjenjang orbital (aufbau), konfigurasi elektron unsur, dan mengapa unsur kimia memiliki sifat periodik yang berulang dalam tabel periodik. Selain itu, prinsip ini juga berperan penting dalam stabilitas materi, karena mencegah elektron "tumpang tindih" dalam orbital yang sama, yang menjadi dasar bagi sifat padat zat dan struktur kimia yang kompleks

6. Friedrich Hund (1927): Aturan Hund

(Gambar: Fredrick Hund (sumber:TeleSchach)
(Gambar: Fredrick Hund (sumber:TeleSchach)
Pada tahun 1927, Friedrich Hund memperkenalkan Aturan Hund, yang menyatakan bahwa ketika elektron mengisi orbital-orbital yang memiliki energi sama (degenerate), elektron akan menempati setiap orbital secara tunggal terlebih dahulu dengan spin searah, sebelum berpasangan dalam orbital yang sama. Aturan ini membantu menjelaskan konfigurasi elektron atom multi-elektron secara lebih realistis, mengurangi tolakan elektron, dan menstabilkan atom. Selain itu, aturan Hund menjelaskan mengapa unsur kimia tertentu memiliki energi lebih rendah dan stabilitas yang lebih besar saat elektron menempati orbital secara seimbang, serta menjadi prinsip dasar dalam pengisian orbital menurut aturan Aufbau. Pemahaman ini menjadi penting dalam kimia kuantum karena memberikan dasar bagi prediksi reaktivitas kimia, polaritas, dan sifat elektron valensi dari berbagai unsur.

7. Robert S. Mulliken 

(Gambar: Robert S. Mulliken  (sumber:Fine Art Storehouse))
(Gambar: Robert S. Mulliken  (sumber:Fine Art Storehouse))
Pada tahun 1932, Robert S. Mulliken mengembangkan teori orbital molekul (Molecular Orbital Theory), yang merevolusi pemahaman tentang ikatan kimia dengan menyatakan bahwa orbital-orbital atom tidak hanya terbatas pada atom tunggal, tetapi dapat bergabung dan membentuk orbital molekul ketika atom-atom berikatan. Ia memperkenalkan istilah "orbital" untuk menggambarkan daerah probabilitas elektron dalam molekul, sehingga konsep orbital tidak lagi hanya berlaku pada atom individu. Teori ini memungkinkan ilmuwan menjelaskan struktur elektronik, stabilitas, dan energi molekul secara kuantitatif, termasuk molekul diatomik dan senyawa kompleks.

Bagaimana Fungsi Gelombang Matematika Setiap Orbital?

Berdasarkan atom hidrogen, fungsi gelombang elektron dinyatakan dalam bentuk produk antara fungsi radial Rnl(r) dan fungsi sudut Y  (,), yang disebut harmonik sferis. 

1. Orbital s ( = 0)

Berbentuk Sferis simetris dan elektron tersebar merata di sekitar inti. Fungsi Gelombang:

(Gambar fungsi matematis orbital s (sumber: Bethe & Salpeter, 1957))
(Gambar fungsi matematis orbital s (sumber: Bethe & Salpeter, 1957))

2. Orbital p ( = 0)

 Berbentuk dumbbell, tiga orientasi (px, py, pz) dengan dua lobus dengan node di inti. Fungsi Gelombang:

(Gambar: fungsi matematis orbital p (sumber: Freire Jr, 2018))
(Gambar: fungsi matematis orbital p (sumber: Freire Jr, 2018))

3. Orbital d ( = 2)

berbentuk empat lobus (dxy, dxz, dyz, dx-y) atau torus (dz) dengan Node planar, elektron tersebar mengikuti orientasi orbital. Fungsi Gelombang:

(Gambar Fungsi matematis orbital d (Bethe & Salpeter, 1957))
(Gambar Fungsi matematis orbital d (Bethe & Salpeter, 1957))

4. Orbital f ( = 3)

Berbentuk kompleks, tujuh orientasi berbeda dengan Banyak lobus, pola tiga dimensi komplek. Fungsi Gelombang:

(Gambar Fungsi matematis orbital f (Bethe & Salpeter, 1957))
(Gambar Fungsi matematis orbital f (Bethe & Salpeter, 1957))

Kesimpulan

Elektron hidup dalam peta peluang berbentuk unik. Memahami s,p,d,f adalah kunci untuk memahami seluruh kimia modern. 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun