Mohon tunggu...
Regina Phasya Millenia
Regina Phasya Millenia Mohon Tunggu... Lainnya - Jakartans outskirt✨️

writing is a way of talking without being interrupted.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memanfaatkan Waktu untuk Menggali Potensi Diri dengan Mengukir Karya di Tengah Pandemi

30 Mei 2021   19:27 Diperbarui: 30 Mei 2021   19:46 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

COVID-19 masih menyita perhatian utama publik di seluruh dunia hingga saat ini. Cakupan luas virus yang tersebar secara global menjadikan COVID-19 menyandang gelar pandemi, bukan lagi epidemi atau hanya sekedar wabah. Sebagaimana diketahui, penyebaran dan penularan COVID-19 pada awal kemunculannya sangat cepat dan hampir tidak terkontrol. Kehadirannya yang tidak terduga membuat sebagian besar aktivitas penduduk terhambat. Akibatnya tak sedikit dari mereka yang harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi ini dengan melangsungkan kegiatannya dari rumah masing-masing. Hal tersebut berdampak pada banyak sektor, mulai dari produktivitas yang terganggu, perubahan tatanan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Pemerintah terus berusaha guna menanggulangi masalah ini termasuk diantaranya mengkampanyekan gerakan #DiRumahAja, lalu memunculkan fenomena baru, seperti WFH (Work From Home), PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), Webinar dan lain sebagainya dengan basis aktivitas atau kegiatan yang diselenggarakan secara daring atau online. Terbatasnya kegiatan dan aktivitas akibat dari terus merebak dan bermutasinya virus, membuat para pelajar, mahasiswa, hingga pegawai kantoran terpaksa 'di rumahkan' sehingga terdapat waktu luang yang dapat dialihfungsikan ke dalam unit kegiatan bermanfaat lainnya.

Howard Gardner, seorang psikolog terkenal, dengan teori multiple intelligences miliknya mencoba membuktikan bahwa skor IQ tinggi tidak menjamin kesuksesan seseorang di masa depan. Akan tetapi dengan mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki, terdapat banyak anak-anak sukses di seluruh penjuru dunia. Masa pandemi seperti saat ini merupakan kesempatan yang tepat bagi para orang tua untuk lebih mendekatkan diri dengan anaknya dengan cara meluangkan atau menyisihkan sebagian waktu mereka melalui pendampingan aktivitas sekolah daring (online) dari rumah. Tentunya hal ini turut membuat orang tua berkontribusi langsung ke dalam lingkup belajar anak, dimulai dari diskusi bersama, menolong tugas hingga berperan sebagai guru. Dengan demikian jarak yang semula tercipta dapat dipangkas sedikit demi sedikit, kemudian tali kedekatan akan terjalin. Setelah itu, orang tua dapat semakin mengenal minat, bakat serta menggali potensi yang ada pada keluarga mereka.

Penggalian potensi diri tak hanya terbatas dilakukan hanya untuk sang anak, tetapi dapat pula diterapkan kepada kedua orang tua dengan cara mencari hingga menekuni potensi yang ada di keluarga. Perkembangan teknologi informasi saat ini memicu beragam bentuk media digital yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, misalnya sebagai sarana edukasi, informasi dan hiburan, seperti kegiatan story telling, video-blog atau vlog, podcast dan berbagai sarana presentasi diri lainnya yang popular. Earnshaw berpendapat bahwa karakteristik media sosial salah satunya ialah merujuk pada kebebasan individu dalam membuat dan mengunggah konten media digitalnya sendiri atau berkonsep UGC (User-Generated Content). Dalam hal ini, media sosial memegang peran sebagai saluran komunikasi yang mendukung pendistribusian media digital.

Selaras dengan Earnshaw, Murthy juga mengemukakan keleluasaan pengguna media sosial dalam memproduksi konten media berupa teks, musik, foto dan sebagainya untuk disebarluaskan kembali pada pengguna lain di jaringannya. Hal ini dapat didorong oleh ketertarikan dan hobi yang dimiliki pengguna pribadi serta menimbulkan kemungkinan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama pengguna maupun orang baru di luar jaringannya. Bahkan, lanjut Murphy, para pengguna tersebut memiliki kesempatan berinteraksi dengan public figure dan selebriti.

Video blog atau yang lebih dikenal dengan Vlog adalah salah satu bentuk video dengan durasi rekaman kurang dari 20 menit yang dipadukan dengan teknik story telling dengan susunan naratif, lalu disampaikan secara informatif dan dikemas secara menarik untuk secara lebih lanjut didistribusikan melalui berbagai saluran media seperti halnya Youtube. Vlogging sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan merekam diri sendiri selayaknya pembaca berita maupun bermonolog dengan isi video layaknya sebuah film dengan proses rekaman secara sekali rekam (one take) atau dengan merekamnya secara berulang kali (cut into multiple parts). Terdapat banyak aktivitas yang bisa dimuat dalam sebuah vlog. Beragam aktivitas, pekerjaan, hobi, hingga gaya hidup dapat dijadikan video blog seperti vlog mengenai ulasan produk, vlog tentang opini, komedi, kegiatan sehari-hari, saat berlibur atau travelling, bermain game, menyantap makanan, tutorial dan seterusnya.

Ada beberapa jenis vlog yang sering dijumpai, antara lain:
*Talking Head: Jenis vlog ini sangat mudah dibuat sebab hanya memerlukan beberapa perangkat seperti kamera atau ponsel pintar yang memadai, tripod dan pencahayaan yang mendukung. Umumnya vlog ini berisi opini yang creator buat dengan menampilkan satu orang yang berbicara didepan kamera dengan menyorot bagian tubuhnya mulai dari kepala hingga setengah badan.


*Reality: Jenis ini biasanya dimanfaatkan bagi para penjelajah (travellers) dengan hobi berkeliling atau menjelajahi suatu tempat unik dan menarik. Vlog ini cukup sulit dilakukan, sebab pengambilan video harus didukung dengan stabilizer dan perangkat tambahan seperti microphone karena kegiatan banyak dilakukan di luar ruangan.

*How-to: Jenis yang kerap digunakan oleh para reviewer dan vlogger karena suguhan konten yang dianggap edukatif dan menarik. Penyajian jenis ini biasanya berbentuk tips, tutorial dan cara penggunaan suatu alat atau bahan. Teknik pengambilan gambar terbilang sulit karena harus mempertimbangkan banyak aspek seperti sudut kamera, pencahayaan, skrip, alat peraga dan sebagainya.

Turunnya produktivitas akibat dampak dari masa pandemi yang masih kita rasakan sampai saat ini seiring berjalannya waktu telah menimbulkan kecenderungan rasa malas yang terus tumbuh karena pembatasan kegiatan yang dapat dilakukan di luar rumah. Untuk itu, diperlukan penggalian potensi yang ada guna dikembangkan juga menghasilkan keluaran atau output bermanfaat salah satunya dengan memulai video blog. Selain proses perekaman yang dapat dilakukan di dalam rumah (apabila memutuskan untuk membuat jenis talking head dan how-to) hal ini dapat juga dijadikan sebagai sumber penghasilan utama maupun sampingan. Terlebih ketika individu telah mengantongi kecakapan dalam berbicara, memiliki kepercayaan diri untuk berada didepan kamera serta kemampuan dalam menyunting video, tentunya hal ini dapat mendatangkan keuntungan dalam memulai pembuatan vlog.

Karya yang dihasilkan (dalam hal ini konten) tidak hanya berguna bagi orang lain tetapi dapat pula dijadikan sebagai arsip pribadi atau memori berupa produk digital kreatif. Beberapa vlogger terkenal seperti Nessie Judge dengan konten #Nerror, menampilkan keapikannya dalam menyampaikan cerita secara menarik juga mengundang penonton videonya guna berpikir kritis guna menguak fakta yang belum dapat diungkap dalam kasus tersebut. Vlogger lainnya seperti Kimbab Family, menyuguhkan konten 'ramah keluarga' seperti berbagi resep masakan Korea-Indonesia, edukasi terkait keberagaman kultur yang ada pada keluarganya, parenting dan masih banyak lagi. Ada pula Jang Hansol, pria kelahiran Korea yang besar di kota Malang, dengan tagline terkenalnya 'orang Korea yang medok', menyediakan berbagai konten variatif mulai dari perjalanan hidupnya hingga ia sampai di kota Malang, detektif reomit yang membahas kasus-kasus kejahatan di Korea, mukbang, hingga konten terbarunya 'rindingdong' dengan bahasan kisah seram yang menarik banyak khalayak.

Bahkan dibidang pendidikan, vlog mulai digunakan sebagai media pengajaran dan pembelajaran di tengah masa pandemi. Para praktisi terus berusaha untuk mengembangkan ranah pendidikan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Maka dari itu, pandemi bukanlah keadaan yang dapat dijadikan alasan untuk tidak menghasilkan karya atau hanya berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun. Layaknya pepatah klasik yang sering disebutkan 'semua pasti ada hikmahnya' begitu juga dengan keadaan saat ini. Ditengah badai COVID-19 yang masih menerpa bumi pertiwi dan negara lain, tetap hadir kebaikan di tengah persoalan yang menimpa. Keadaan yang terus mendesak untuk mengoptimalkan teknologi yang tersedia, membuat seluruh lapisan masyarakat secara mau tidak mau menerima perubahan yang ada. Kendati masih ditemui beberapa rintangan dalam pelaksanaannya, setidaknya beberapa masyarakat yang semula enggan menerima perubahan baru yang terjadi secara perlahan mulai menerima dan beradaptasi dengan keadaan yang akrab dijuluki 'New Normal' atau Tatanan Kehidupan Baru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun