Firmware Controller pada HDD/SSD
Di dalam HDD maupun SSD terdapat ROM kecil yang menyimpan firmware pengendali. Jika firmware ini rusak, perangkat tidak akan terbaca meski data fisiknya masih ada. Perbaikan sering memerlukan reprogramming ROM agar media penyimpanan bisa diakses kembali.
Update BIOS/UEFI untuk Dukungan Storage
Pada beberapa kasus, update ROM BIOS diperlukan agar komputer dapat mengenali jenis penyimpanan baru, misalnya NVMe SSD. Hal ini relevan dalam data recovery ketika media baru dipasang untuk proses cloning.
Boot ke Recovery Mode
Sebagian produsen laptop menanamkan recovery environment dasar ke dalam ROM. Misalnya, tombol khusus pada booting yang memanggil recovery tool meskipun HDD kosong.
Proteksi dari Malware
ROM modern dengan Secure Boot mencegah malware mengubah instruksi boot. Jika malware berhasil masuk ke bootloader, recovery data bisa lebih sulit dilakukan.
Masalah yang Bisa Terjadi pada ROM
Walaupun ROM dirancang tahan lama, beberapa masalah bisa muncul:
Korupsi Firmware: Proses update BIOS yang gagal dapat membuat laptop tidak bisa menyala sama sekali.
ROM Chip Failure: Kerusakan fisik pada chip ROM dapat membuat motherboard tidak berfungsi.
Inkompatibilitas Firmware: Update firmware yang salah bisa membuat hardware tidak dikenali.
Masalah ini secara langsung tidak menghapus data pengguna, namun membuat sistem tidak bisa berjalan. Data di HDD atau SSD tetap ada, hanya saja perlu metode khusus untuk diakses.
Teknik Pemulihan Berkaitan dengan ROM