RAID (Redundant Array of Independent Disks): Menggunakan beberapa harddisk untuk menciptakan cadangan internal, sehingga jika satu disk gagal, data tetap utuh.
Server cluster: Beberapa server bekerja secara paralel, sehingga ketika satu server mati, server lain langsung mengambil alih.
Geographical redundancy: Menyimpan data di beberapa lokasi fisik berbeda, misalnya di dua pusat data di kota yang berbeda.
Dengan adanya redundansi, downtime bisnis dapat ditekan seminimal mungkin.
Strategi Backup dan Redundansi yang Efektif
Tidak ada solusi tunggal yang cocok untuk semua perusahaan. Namun, ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman:
3-2-1 Rule: Simpan tiga salinan data, di dua media berbeda, dan satu salinan di lokasi terpisah.
Otomatisasi proses backup: Mengurangi risiko human error dengan menjadwalkan backup otomatis.
Uji pemulihan data secara berkala: Backup yang tidak pernah diuji bisa saja gagal saat benar-benar dibutuhkan.
Gunakan cloud backup: Memastikan data bisa diakses meskipun terjadi bencana di kantor pusat.
Monitoring sistem redundansi: Pastikan RAID, cluster, atau sistem failover bekerja sesuai fungsi.