Mohon tunggu...
Reckaz Suanggani Rahmansyah
Reckaz Suanggani Rahmansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

Hidup dengan Santuy

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

4.1

6 Maret 2020   06:33 Diperbarui: 6 Maret 2020   06:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sudah rutinan juga aku ini selalu begini, bersyukur banget dapet otak pintar tapi kadang ngerasa bosan juga dan nyerah sebab tidak bisa seperti yang lain.

"Jun ini coba kerjakan soal fisika yang ini"  Tunjuk Bu Rindu pada lembaran soal soal di nomor dua puluh sampai tiga puluh.  "Ibu mau ke dalam dulu"  Lanjut Bu Rindu yang sudak bisa ku tebak bahwa bu rindu akan pergi makan yang super lama dan menitipkan aku bimbingan fisika bersama
"Pak Asep"

"Apa?! Cepat kerjakan!"  Nah beginilah salah satu contoh saat mengawasiku bimbingan, bila begini ku jadi beneran Rindu sama Bu Rindu lah.

"Iya pak"  Dari pada pusing berkepanjangan aku mulai mengerjalan samapai di nomor tujuh aku terus berkutat untuk mendapatkan hasil nilainya.

"Shut Jun"
"Shut Jun!"
"Juno!"

Ku angkat kepalaku dan melihat Pak Asep sedang melihat kertas kertas fisika yang lain, dan ternyata itu bukan suara yang berasal dari Pak Asep. Lantas dimana asal suara itu, ku tengokkan kana kiri dan saat kutemukan siapa itu ternyata biang keroknya adalah raja sekolah. Siapapun penghuni sekolah ini tidak akan tahu  sebab dia yang jarang  sekolah sebab mendapat hukuman terus dan dia itu sama sama tampan seperti Vito. Tinggi semampai, hidung mancung, putih estetik, biang onar, suka tawuran, salah satu grup motor bukan geng motor lho, grup motornya itu para motor motor antik dan para pespaners. Tapi dia juga pernah masuk geng motor saat ketahuan oleh kami dan keluar dari geng itu meski awalnya ada kendala. Intinya ini orang yang sekarang berada di sampingku benar benar Bad boy deh.

"Duduk kamu!"

"Sekarang Bu?"  Dari nada nya saja sudah tahu bahwa ini anak sedang mengejek guru, dasar kau ini memang teman ter bad deh tapi kita berteman dan tidak akan bisa ada yang dipisahkan.

"Nanti Le taun depan saja!"

"Hem"  Sekarang jadinya dia duduk di sampingku.

"Aduh maaf yah Juno, kamu jadi ke ganggu bimbingan. Sebentar kok ibu mau tegur Le nya, kamu bisa sambil lanjut kerjain kok yah"  Pirasatku sudah tidak enak saat Bu Keuke menyebut kata sebentar karena kata sebentarnya itu ancaman atau dengan kata lain lama banget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun