RUANG DAN WAKTU BUKANLAH WADAH PASIF, MELAINKAN MANIFESTASI KEHENDAK PENCIPTA
Makalah ini mengeksplorasi pendekatan baru terhadap pemahaman ruang dan waktu, yang menolak pandangan klasik bahwa ruang dan waktu adalah wadah pasif tempat materi dan energi berada. Sebaliknya, ruang dan waktu dipandang sebagai hasil atau manifestasi langsung dari kehendak pencipta, dan hanya eksis sejauh sesuatu dikehendaki untuk eksis. Dengan meninjau ulang anggapan tentang kelengkungan ruang dalam relativitas umum dan memaknai waktu sebagai ukuran perubahan, kami menawarkan pendekatan metafisis yang lebih konsisten dan intuitif terhadap struktur realitas.
1. Pendahuluan
Fisikawan seperti Isaac Newton pernah menganggap ruang dan waktu sebagai kerangka absolut yang tetap. Albert Einstein kemudian merevolusi pemahaman ini dengan teori relativitas umumnya, di mana ruang dan waktu menjadi satu kesatuan empat dimensi yang bisa melengkung akibat kehadiran massa-energi. Namun, pendekatan ini tetap mempertahankan asumsi dasar bahwa ruang dan waktu adalah latar atau medium tempat segala sesuatu berada.
Dalam makalah ini, kami mengusulkan pendekatan yang lebih radikal: ruang dan waktu bukanlah wadah, melainkan merupakan manifestasi dari kehendak pencipta atau subjek yang menciptakan dan menentukan eksistensi suatu ruang atau perubahan.
2. Apa Itu Ruang?
2.1 Ruang sebagai Susunan, Bukan Wadah
Kita sering memahami ruang sebagai "tempat kosong" tempat benda-benda berada. Namun, pendekatan ini menimbulkan kontradiksi ketika kita menyadari bahwa yang disebut "ruang" sebenarnya hanya dapat dikenali lewat isi atau strukturnya.
Sebagai contoh:
Ruang tamu bukanlah volume kosong, melainkan segala sesuatu yang menyusun ruang tamu itu: dinding, lantai, kursi, meja, bahkan kehampaannya.