Mohon tunggu...
Ready Brahmana Yudha
Ready Brahmana Yudha Mohon Tunggu... Menebar Inspirasi dengan Narasi, Berbagi Ilmu dengan Cerita.

Automotive Profesional | Penulis Amatir Artikel, Cerpen dan Novel | Politisi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serial Yudha: Api Murka Keadilan untuk Sang Predator

1 Mei 2025   15:00 Diperbarui: 28 April 2025   15:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yudha (Sumber: Dibuat Pribadi dengan AI)

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Berkas kasus di hadapan Yudha kali ini terasa dingin dan mengerikan. Nama Indra tertera di sampulnya, pelaku serangkaian kejahatan seksual, pemerkosaan, dan mutilasi yang baru saja berhasil diamankan oleh intelijen polisi, Elang. Yudha merasakan amarah mendidih dalam dirinya. Kejahatan Indra bukan hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan masa depan dan meninggalkan trauma mendalam bagi para korban dan keluarga mereka.

Sebagai seorang jaksa yang menjunjung tinggi keadilan, Yudha merasa tertantang sekaligus terpanggil. Kasus ini bukan sekadar rutinitas pekerjaan. Ini adalah tentang membela yang lemah, menegakkan kebenaran, dan memastikan bahwa seorang predator keji tidak lagi berkeliaran bebas. Yudha berjanji dalam hati, ia akan mengerahkan segala kemampuannya untuk membuat Indra mempertanggungjawabkan perbuatannya seberat-beratnya.

Malam-malam Yudha dipenuhi dengan mempelajari berkas kasus Indra. Ia membaca setiap laporan polisi, keterangan saksi, dan hasil visum dengan seksama. Ia mencoba memahami pola kejahatan Indra, mencari tahu motif di balik kekejiannya, dan membangun konstruksi tuntutan yang tak terbantahkan. Rasa jijik dan geram bercampur aduk dalam benaknya, namun ia berusaha tetap fokus dan profesional.

Proses penyidikan oleh kepolisian memang telah mengumpulkan bukti-bukti yang cukup kuat. Namun, Yudha tidak ingin lengah. Ia memeriksa kembali setiap detail, mencari potensi celah yang mungkin dimanfaatkan oleh pengacara Indra. Ia tahu, pelaku kejahatan seperti Indra seringkali licin dan pandai berkelit dari jerat hukum.

Sidang perdana Indra menjadi sorotan media dan masyarakat. Ruang pengadilan dipenuhi oleh keluarga korban yang menuntut keadilan. Indra, dengan wajah dingin dan tanpa penyesalan, duduk di kursi terdakwa. Di hadapannya, Yudha berdiri dengan tatapan mata yang penuh tekad.

Pembelaan pihak Indra mencoba berbagai macam taktik. Mereka meragukan validitas barang bukti, menyerang kredibilitas saksi, bahkan mencoba mengaburkan fakta dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Namun, Yudha telah mempersiapkan diri dengan matang. Ia menyajikan bukti-bukti forensik yang tak terbantahkan, keterangan saksi yang konsisten, dan argumentasi hukum yang kuat.

Setiap kali Indra mencoba memberikan kesaksian yang berbelit-belit, Yudha dengan cerdik mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam yang membongkar kebohongannya. Ia tidak memberikan ruang bagi Indra untuk memanipulasi fakta atau memainkan peran sebagai korban. Yudha menunjukkan kepada majelis hakim betapa kejinya perbuatan Indra dan betapa besar penderitaan yang dialami para korban.

Amarah Yudha semakin memuncak ketika mendengar rincian mutilasi yang dilakukan Indra. Ia tidak bisa membayangkan betapa sadisnya pelaku merenggut nyawa dan menghancurkan tubuh para korbannya. Dalam tuntutannya, Yudha dengan suara lantang meminta hukuman yang setimpal bagi Indra: hukuman mati.

"Perbuatan terdakwa sangat keji dan tidak manusiawi. Ia telah merenggut nyawa dan masa depan para korban dengan cara yang mengerikan. Keadilan hanya bisa ditegakkan dengan hukuman yang setimpal," ujar Yudha dengan nada penuh keyakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun