Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Berkas kasus di hadapan Yudha kali ini terasa dingin dan mengerikan. Nama Indra tertera di sampulnya, pelaku serangkaian kejahatan seksual, pemerkosaan, dan mutilasi yang baru saja berhasil diamankan oleh intelijen polisi, Elang. Yudha merasakan amarah mendidih dalam dirinya. Kejahatan Indra bukan hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan masa depan dan meninggalkan trauma mendalam bagi para korban dan keluarga mereka.
Sebagai seorang jaksa yang menjunjung tinggi keadilan, Yudha merasa tertantang sekaligus terpanggil. Kasus ini bukan sekadar rutinitas pekerjaan. Ini adalah tentang membela yang lemah, menegakkan kebenaran, dan memastikan bahwa seorang predator keji tidak lagi berkeliaran bebas. Yudha berjanji dalam hati, ia akan mengerahkan segala kemampuannya untuk membuat Indra mempertanggungjawabkan perbuatannya seberat-beratnya.
Malam-malam Yudha dipenuhi dengan mempelajari berkas kasus Indra. Ia membaca setiap laporan polisi, keterangan saksi, dan hasil visum dengan seksama. Ia mencoba memahami pola kejahatan Indra, mencari tahu motif di balik kekejiannya, dan membangun konstruksi tuntutan yang tak terbantahkan. Rasa jijik dan geram bercampur aduk dalam benaknya, namun ia berusaha tetap fokus dan profesional.
Proses penyidikan oleh kepolisian memang telah mengumpulkan bukti-bukti yang cukup kuat. Namun, Yudha tidak ingin lengah. Ia memeriksa kembali setiap detail, mencari potensi celah yang mungkin dimanfaatkan oleh pengacara Indra. Ia tahu, pelaku kejahatan seperti Indra seringkali licin dan pandai berkelit dari jerat hukum.
Sidang perdana Indra menjadi sorotan media dan masyarakat. Ruang pengadilan dipenuhi oleh keluarga korban yang menuntut keadilan. Indra, dengan wajah dingin dan tanpa penyesalan, duduk di kursi terdakwa. Di hadapannya, Yudha berdiri dengan tatapan mata yang penuh tekad.
Pembelaan pihak Indra mencoba berbagai macam taktik. Mereka meragukan validitas barang bukti, menyerang kredibilitas saksi, bahkan mencoba mengaburkan fakta dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Namun, Yudha telah mempersiapkan diri dengan matang. Ia menyajikan bukti-bukti forensik yang tak terbantahkan, keterangan saksi yang konsisten, dan argumentasi hukum yang kuat.
Setiap kali Indra mencoba memberikan kesaksian yang berbelit-belit, Yudha dengan cerdik mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam yang membongkar kebohongannya. Ia tidak memberikan ruang bagi Indra untuk memanipulasi fakta atau memainkan peran sebagai korban. Yudha menunjukkan kepada majelis hakim betapa kejinya perbuatan Indra dan betapa besar penderitaan yang dialami para korban.
Amarah Yudha semakin memuncak ketika mendengar rincian mutilasi yang dilakukan Indra. Ia tidak bisa membayangkan betapa sadisnya pelaku merenggut nyawa dan menghancurkan tubuh para korbannya. Dalam tuntutannya, Yudha dengan suara lantang meminta hukuman yang setimpal bagi Indra: hukuman mati.
"Perbuatan terdakwa sangat keji dan tidak manusiawi. Ia telah merenggut nyawa dan masa depan para korban dengan cara yang mengerikan. Keadilan hanya bisa ditegakkan dengan hukuman yang setimpal," ujar Yudha dengan nada penuh keyakinan.
Selama persidangan berlangsung, Yudha mendapatkan dukungan penuh dari keluarga korban dan masyarakat luas. Mereka melihat ketulusan dan kegigihan Yudha dalam memperjuangkan keadilan. Tekanan dari pihak-pihak yang mungkin mencoba melindungi Indra tidak sedikit, namun Yudha tidak gentar. Ia percaya bahwa kebenaran harus ditegakkan, tidak peduli seberapa besar rintangan yang menghadang.
Tibalah saat yang dinanti, pembacaan vonis. Ruang sidang kembali dipenuhi emosi. Hakim membacakan putusan yang membuat air mata keluarga korban akhirnya tumpah. Indra dinyatakan bersalah atas semua dakwaan dan dijatuhi hukuman mati.
Rasa lega dan haru menyelimuti ruang sidang. Keadilan, meskipun terasa lama, akhirnya tiba. Yudha, dengan wajah yang menunjukkan kelelahan namun juga kepuasan, merasa bahwa tugasnya telah ia laksanakan dengan sebaik-baiknya. Ia berharap, putusan ini bisa memberikan sedikit ketenangan bagi keluarga korban dan menjadi peringatan bagi para pelaku kejahatan serupa.
Kisah Yudha dalam kasus Indra adalah cerminan dari seorang jaksa muda yang tidak hanya memiliki kecerdasan dan keberanian, tetapi juga hati nurani yang membela kebenaran. Kegigihannya memastikan bahwa seorang predator keji mendapatkan hukuman yang setimpal, dan keadilan bagi para korban akhirnya ditegakkan. Api murka keadilan telah membakar habis kejahatan Indra, memberikan sedikit harapan akan kota yang lebih aman dan berkeadilan.
Ready Brahmana Yudha
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI