Ketiganya memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan hasil IPM. Sehingga, semakin tinggi Angka Harapan Hidup, maka semakin tinggi angka IPM suatu negara. Angka Harapan Hidup yang semakin tinggi mencerminkan tingkat kesehatan masyarakat yang membaik secara kualitas dan kuantitas. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlindungan imunisasi berperan penting untuk memperbaiki kesehatan masyarakat, dan mewujudkan Indonesia Sehat.
Kedua, munculnya barang dan jasa baru memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan sumber daya manusia. Mengapa? Sebab manusia adalah makhluk pekerja. Manusialah yang memikirkan, menciptakan, dan mewujudkan barang dan jasa baru di dalam pasar. Daya pikir, cipta, dan wujud seseorang hanya dapat digunakan secara maksimal jika tubuh dan jiwanya sehat.Â
Imunisasi adalah salah satu upaya menguatkan kesehatan tubuh manusia Indonesia, dan untuk mewujudkan Indonesia Sehat. Sehingga, mencapai visi Indonesia Sehat melalui perlindungan imunisasi membantu munculnya barang dan jasa baru yang inovatif secara tidak langsung.
Sebelum kita masuk dalam sudut pandang mitigasi resiko, kita perlu mengetahui definisi dari mitigasi resiko. Jokowinarno (2009) menyatakan bahwa mitigasi resiko adalah tindakan untuk mengurangi potensi negatif dari suatu bencana. Dalam definisi ini, penyakit berbahaya termasuk sebagai salah satu bencana. Maka dari itu, imunisasi dijadikan sebagai salah satu instrumen untuk mengurangi resiko menyebarnya berbagai penyakit berbahaya. Sehingga, kualitas hidup masyarakat tetap terjaga.
Keempat, dinamika inovasi dalam masyarakat juga memiliki hubungan yang kuat dengan sumber daya manusia. Inovasi hanya dapat diciptakan dan digerakkan oleh individu-individu dengan ide, semangat, dan energi untuk membuat pembaharuan.Â
Pertanyaannya, bagaimana mungkin inovasi itu dapat tercipta dan bergerak, jika individu sebagai agen perubahan tidak memiliki semangat dan energi untuk melakukannya? Sehingga, mewujudkan Indonesia Sehat adalah hal yang sangat penting untuk menjaga dinamika inovasi, dan imunisasi sangat membantu untuk mencapainya.
Terakhir, dinamika kewirausahaan adalah preseden dari dinamika inovasi. Keduanya sama-sama berasal dari daya pikir, cipta, dan karsa sumber daya manusia. Ketika dinamika inovasi meningkat, maka dinamika kewirausahaan pasti meningkat, dan begitu sebaliknya. Maka, adanya perlindungan imunisasi mendorong dinamika kewirausahaan secara tidak langsung, dengan menjaga tingkat kesehatan masyarakat, yang terdiri atas produsen dan konsumen.
Lalu, bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam rangka memperkuat perlindungan imunisasi sebagai garda pembangunan ekonomi?
Pertama, Kementerian Kesehatan harus menggalakkan mobilisasi imunisasi nasional di sekolah-sekolah. Seperti yang kita ketahui, sekolah adalah institusi pendidikan sekunder (di luar rumah) yang berperan sebagai pembentuk SDM yang handal. Untuk mendukung pembentukan SDM tersebut, maka sekolah-sekolah di Indonesia harus bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyelenggarakan imunisasi di sekolahnya masing-masing. Ketika setiap sekolah berpartisipiasi dalam gerakan imunisasi nasional, maka visi Indonesia Sehat akan lebih mudah untuk dicapai, dan keberlanjutan pembangunan ekonomi akan terjaga dalam jangka panjang.
Kedua, Kementerian Kesehatan juga harus menggalakkan mobilisasi imunisasi nasional di antara orang-orang dewasa. Mobilisasi ini dapat dilakukan di lingkungan kerja, rukun tetangga (RT), sampai dengan tingkat Kelurahan.Â