Mohon tunggu...
Dian Alifirdaus
Dian Alifirdaus Mohon Tunggu... Petani - Penulis Pembaca dan Pendengar

Tidak semua yang mengkilap itu emas atau berlian.Tak penting bagaimana bangkainya, namun lihatlah! Apakah ada yang istimewah dalam hatinya💕 Instagram @dian_alifirdaus 💕

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kado Ulang Tahun

2 Februari 2020   21:17 Diperbarui: 3 Februari 2020   11:30 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak kembar (co.pinterest.com › pin)

" Cepat berlari Ilana, waktu kita tidak banyak," paksa Claudia pada Ilana. Ilana tak bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Claudia, karena sepasang liontin itu harusnya Ilana kenakan. Ilana terlena dengan dengan negeri ini.


***********

" Pulangkan kami dari negeri ini," pintah Claudia.

" Salah satu dari kalian bisa pulang, ingat hanya satu!"
" Tidak bisa, di dunia kami. Kami berdua selalu bersama-sama kemanapun," Claudia balas menjawab dalam hatinya cemas jantungnya berdetak kencang.

" Itu di duniamu tapi di negeri ilusiku kalian tak bisa mengugat semua hal yang terjadi di sini, bukankah setia orang memiliki nasibnya masing-masing. Kalian memang bersaudara kembar. Tapi setiap manusia memiliki jalan nya sendiri!"

" Ayo Ilana kita pergi dari sini, kita suda lama di negeri ini,"  bujuk Claudia dengan mimik muka yang cemas, Claudia ingin menangis cuman ia harus menahan air matanya supaya perempuan yang dihadapanya tidak menakutinya.

Claudia terus memaksa Ilana untuk berlari. Anehnya Ilana tidak memiliki stamina sekuat Claudia, semakin sering berlari semakin energinya habis dan tak berdaya. Liontin itu begitu mengisyaratkan bahwa ibu dan ayahnya mencemaskan mereka. Ilana tak merasakan rasa kerinduan ibunya atau ayahnya. Setelah berlari semakin menjauh dan semakin jauh, mereka berhenti di sebuah labirin. Saat puing puing kecemasan mengerogoti pikiran mereka. Mereka menemukan pintu sama seperti liontin.

" Ilana kita sudah sampai, bergegaslah bangkit itu pintu menuju keluar dari dunia ini,"  perjelas Claudia dengan kesenangan.

" Mana Cla, aku tidak bisa melihatnya?"

" Payah kamu," Claudia terus menuntun Ilana ke arah pintu berbentuk liontin yang berada dekat labirin. Saat kaki Claudia menyentuh pintu liontin itu, dan ia berhasil.

Namun tubuh Ilana tidak bisa menembusnya, yang ilana rasakan seperti dinding hampa. Tangan Claudia masih sempat merasakan tangan Ilana, sebelum akhirnya tangan itu benar-benar terpisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun