Mohon tunggu...
Rayhan Imam Azhar
Rayhan Imam Azhar Mohon Tunggu... Digital Marketer

Games, Movie, Travelling, Opinion

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Senyuman Sederhana Lewat Sebuah Makanan?

20 September 2025   23:32 Diperbarui: 20 September 2025   23:32 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membawa Ompreng di SDN Parung Serab (Dokumentasi SPPG Parung Serab)

Sudah seminggu berjalannya program MBG (Makan Bergizi Gratis) dari Presiden RI, Prabowo Subianto di Kecamatan Ciledug. Ini cerita dari saya sebagai pelaksana program MBG di daerah yang awal saya kira itu masuk kedalam kabupaten Bogor, yaitu Parung Serab. Seminggu penuh dengan struggling, kenapa begitu? Semua belajar dengan posisi yang ditempati. Ada di bagian pencuci ompreng, ada yang bagian distribusi, ada yang bagian masak dan lainnya. Program ini luar biasa menguras ide dan tenaga, bisa dibilang terus beroperasi tanpa henti alias 24 jam, karena saya sebagai pelaksana harus terus menerus untuk mengawasi dan jangan sampai ada kesalahan sekecil apapun, kadangkala juga harus turun tangan untuk membantu pelaksanaan hingga menyita waktu istirahat yang harusnya biasa untuk tidur di 4 - 6 jam sehari kini menjadi 0 - 2 jam sehari. Mungkin ini terlihat lebay, tapi tulisan ini dibuat dengan keadaan apa adanya.


Kenapa Program MBG Men-Trigger Saya?

Program ini menurut saya adalah program yang memiliki trigger luar biasa bagi hidup saya, kenapa? Karena saya bisa melihat bagaimana anak sangat antusias dengan adanya program ini, mereka berlarian menghampiri mobil pengiriman, "bang, saya mau turunin", "bang, saya mau bawa", apalagi yang unik mereka sambil membawa ompreng yang diikat dengan kedua tangan mereka sambil mengigit teh rio. Apalagi yang lebih bahagia dari senyuman sederhana dari anak anak? Ketika kita bertanya di kelas "Gimana makanannya? Enak gak?", mereka menjawab dengan teriak "Enakkkk.... Kak mau Chicken Katsu, Kak mau spaghetti" dan keinginan mereka ini itu atau hal sederhana dalam sebuah tulisan kecil yang disisipkan di dalam ompreng "aku mau nasi". Program yang membuat saya harus mengurangi rasa mengeluh dan terus bersyukur.

Kurang Bukan Cacat tapi Proses Penyempurnaan!

Program MBG ini memang masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan ini bukan lah sebuah kecacatan tapi ini perlu penyempurnaan. Kalau kita lihat dan pikir sejenak dengan secangkir kopi dan suasana tenang di malam hari untuk melamuni program ini, program ini benar - benar memberikan dampak secara langsung bagi berbagai sektor mulai dari Petani, Pedagang atau UMKM bahkan masyarakat sekitar dapur MBG. Banyak produk produk UMKM yang sempat lesu kini bangkit lagi, petani dibeli hasil panennya dengan harga yang pantas, peternak ataupun nelayan pun begitu. Itu baru segi ekonomi, belum dari penerimaan lapangan pekerjaan, dimana orang - orang yang terkena PHK atau jobless terbantukan dengan adanya program ini. 

Kritik Dituai, Pembenahan Dimulai! 

Program MBG penuh dengan kritik baik secara langsung maupun dari media online, itu benar! Bahkan saya ketika menulis ini pun, memiliki kritik dari proses penyelenggaraan dapur yang sedang berjalan ini. Apakah kita menolak kritik? Tentu tidak bahkan haram untuk menolak kritik. Semua kritik tentu terus kita benahi bahkan ada banyak regulasi atau prosedur yang ketat dalam pelaksanaan program MBG ini menurut saya. Saran dan kritik dari pihak luar kepada saya dalam melaksanakan program MBG tentunya menjadi evaluasi bagi saya dan tim untuk terus melaksanakan program ini dengan tanggung jawab dan amanah.

Doakan kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi daerah Parung Serab dan sekitarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun