Mohon tunggu...
Ray Indra T. Wijaya
Ray Indra T. Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Pejuang Literasi

Studied Business Intelligence | Web Developer | Pencinta Humanisme dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Kesehatan Mental Sedunia: Memahami Cyberbullying dan Dampak Buruknya

10 Oktober 2022   09:09 Diperbarui: 10 Oktober 2022   10:25 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cyberbulling by unicef.org

Hari ini pada tanggal 10 Oktober 2022 diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Kali ini saya akan membahas soal Cyberbullying. Jadi, apa itu Cyberbullying? 

Menurut UNICEF, Cyberbullying is bullying with the use of digital technologies. It can take place on social media, messaging platforms, gaming platforms and mobile phones. 

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa tindakan Cyberbullying ini dilakukan menggunakan teknologi digital. Tindakan Cyberbullying ini bisa terjadi di media sosial (Facebook, Twitter, Instagram), whatsapp, bahkan saat kita bermain game dan berbagai platform digital lainnya.

Beberapa contoh tindakan cyberbullying:

  • Dimaki-maki dan disalahkan oleh satu tim ketika mengalami kekalahan dalam bermain game,
  • Komentar di media sosial: "Pasti kebantu sama filter, aslinya lu tuh jelek, gendut, item pula."
  • Seorang atasan yang memaki-maki karyawannya di grup Whatsapp, dll.

By the way, saya sendiri pernah mengalami Cyberbullying yang dilakukan oleh mantan pacar saya sendiri, sebutlah AR. Intinya, dulu saya terjebak dalam sebuah hubungan yang sangat toxic. Akhirnya saya putuskan AR, namun setelah itu, saya terus-menerus mendapatkan ancaman lewat telepon maupun chat. Dia mengancam akan menyebarkan aib saya ke keluarga, memaki-maki saya, dll.

Bagaimana rasanya? Sungguh tersiksa. Saat itu saya lebih banyak diam dan mengurung diri di kamar. Apa yang ada di pikiran saya saat itu? Takut. Iya, saya takut dengan ancaman AR. Akhirnya saya block whatsapp AR, media sosialnya, dll. Bahkan saking takutnya, saya sampai mengganti nomor.

Itu hanyalah sepenggal cerita pengalaman saya sebagai korban cyberbullying di masa lalu, namum hal tersebut masih membekas di ingatan saya. Lalu apa dampaknya? Korban cyberbullying seperti saya ini akan mengalami trauma (Btw, saya takut pergi ke jalan X karena dekat dengan kost AR), ada rasa takut, merasa terintimidasi, bahakan bisa membuat kita depresi, dll.

Baca juga: Mempelajari Etika dan Berbagai Hal Menarik di Mata Pelajaran TIK

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Jujur, saat itu saya menangis beberapa kali karena tak tahan dengan segala ancamannya. Laki-laki lebay? No! Laki-laki itu bukan batu, kami manusia yang punya hati dan perasaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun