Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kekalahan Beruntun Chelsea dan Bukti Graham Potter Tidak Lebih Baik dari Thomas Tuchel

7 November 2022   12:53 Diperbarui: 7 November 2022   13:06 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Graham Potter/Eurosport

Chelsea mendapakan 2 kekalahan beruntun diajang premier league musim 2022/2023. Setelah sebelumnya dibantai oleh Brighton  & Hove Albion dengan skor 4-1 di laga tandang, kini mereka menyerah 0-1 dari Arsenal di Stamford Bridge.

Peforma buruk kembali diperlihatkan oleh Chelsea. Jika kita putar kebelakang alasan yang mendasari pemecatan dari thomas Tuchel adalah inkonsistensi yang ditunjukan oleh Chelsea.

Sehingga pengangkatan Graham Potter sebagai manajer the blues dianggap menjadi sebuah solusi dan jawaban dari peforma buruk yang ditunjukkan oleh the blues selama ini.

Awal mula kedatangan Graham Potter dirasa cukup tepat mengingat wajah yang tidak asing di Inggris ini mampu memperbaki peforma dari Chelsea. Bahkan Chelsea tidak terkalahkan dalam 9 pertandingan awal dibawah kepelatihan Eks pelatih Brighton & Hove Albion ini. Manajemen Chelsea tentunya memiliki harapan besar potter bisa membawa Chelsea kembali berjaya.

Istilahnya itu Brighton yang hanya tim biasa bisa diangkat peformanya oleh potter, apalagi Chelsea lebih memiliki nama besar sebagai tim yang tidak hanya bisa merengkuh trophy premier league bahkan the blues sudah 2 kali menjuarai ajang paling bergengsi antar club di eropa.

Namun nyatanya hal itu tidak sesuai dengan ekspektasi. Diluar dugaan Chelsea malah kalah dari Brighton. Yang tak lain adalah mantan klub asuhan dari Graham Potter sendiri.

Mungkin sebagian akan beralasan bahwa akan selalu berat untuk menghadapi mantan club yang pernah kita tangani. Berat sih berat apalagi ketika pertama kali kembali ke stadion yang menjadi markas sebelumnya akan menghadirkan sisi emosional yang tidak bisa terhindarkan

Namun yang mejadi permasalahannya Chelsea itu tidak kalah tipis semisal 1-0, 2-1 ataupun maksimal 2-0. Tak tanggung-tanggung Chelsea malah dibenamkan oleh tuan rumah dengan skor telak 4-1. Yang sekaligus menjadi kekalahan terbesar Chelsea musim ini.

Maka tak heran jika kita mempertanyakan. Sebenarnya yang hebat sebelumnya itu Potter atau Brighton?

Yang mengangkat peforma dari Brighton itu potter atau emang pemain Brighton yang bagus?

Entahlah. Namun menurut penulis pribadi skor tersebut terlalu mencolok untuk tim sekelas Chelsea menghadapi Brighton.

Beranjak dari sana , Chelsea sempat menang tipis di ajang liga Champions saat menghadapi Dinamo zagreb namun anak london barat ini harus kebobolan lebih dulu dan memenangkan pertandingan dengan susah payah.

Mimpi buruk kembali berlanjut tadi malam setelah takluk dari Arsenal di Stamford Bridge dengan skor 0-1. Memang saat ini Arsenal berstatus sebagai pemuncak klasemen. Namun masalahnya Chelsea bermain dikandang sendiri tapi tetap saja tidak mampu memgendalikan permainan.

Hal ini juga tidak jauh berbeda saat menghadapi Manchester United beberapa waktu lalu. Manchester United pun pada saat itu peformanya juga tidak lebih baik dari Chelsea namun Chelsea lagi-lagi tidak bisa memanfaatkan momentum bermain di depan pendukungnya sendiri.

Dengan demikian Chelsea pun menjadi kerap kali kehilangan poin penting saat bermain di kandang. Bahkan kabar buruknya Chelsea kembali terlempar keluar dari zona Liga Champions, Karna peforma buruk yang ditunjukkan akhir-akhir ini mereka saat ini hanya menempati posisi ke-7 klasemen.

Kalau kita bandingkan Peforma Chelsea di bawah kepelatihan Potter tidak lebih baik baik dibandingkan Tuchel. Sehingga opini netizen pun mulai bertebaran disosial media atas salahmya keputusan Boenly memecat Tuchel.

Thomas Tuchel mencium piala champioms/BolaSport.com
Thomas Tuchel mencium piala champioms/BolaSport.com

Padahal Thomas Tuchel mampu melengkapi koleksi gelar bagi Chelsea. Selain membawa Chelsea mendapatkan gelar Liga Champions untuk kali kedua, pelatih asal Jerman ini juga memberikan gelar Piala super Eropa dan Piala dunia antar club untuk pertama kalinya kepada klub yang bermarkas di London Barat tersebut hanya dalam kurun waktu kepelatihan kurang dari satu tahun.

Menarik dinantikan gelar apa yang bisa diberikan oleh Graham Potter kepada Chelsea musim ini?.

Karna bagi manajemen Chelsea Prestasi itu harga mati. Maka memecat pelatih yang tidak bisa memberikan banyak kontribusi sudah menjadi tradisi yang lestari. 

Akankah kepelatihan potter  bertahan lama atau akan jadi tumbal selanjutnya?

Salam olahraga. Dari saya untuk kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun