Mohon tunggu...
La Ode Muh Rauda AU Manarfa
La Ode Muh Rauda AU Manarfa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh, mencari sesuatu untuk dibawa pulang kembali. Selama perjalanan mengumpulkan pecahan-pecahan pengalaman yang mungkin akan berguna suatu saat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Pikiran Orang Lain, Mengapa Tidak?

26 Februari 2024   06:57 Diperbarui: 26 Februari 2024   07:23 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia diberikan anugerah yang istimewa dari Allah SWT. Selain tubuh dengan fungsinya yang ajaib juga dibekali dengan pikiran yang menjadi komputer canggih dilengkapi artificial inteligence yang bernama akal. Melalui komunikasi interpersonal guna berkomunikasi secara umum kepada orang lain dan komunikasi intrapersonal guna berkomunikasi kepada dirinya sendiri, manusia hidup sebagai makhluk sosial.

Seringkali manusia tidak dapat mengetahui apa yang orang lain inginkan, apa yang oran lain pikirkan, apa yang orang lain persepsikan. Sesungguhnya mudah saja dengan bertanya, tetapi dengan berbagai sebab maka jawaban atas hal itu tidak menjadi mudah untuk diketahui. 

Biasanya dibutuhkan kesabaran dalam meminta, harus menunggu dalam waktu lama, atau menuruti keinginan dari orang lain baru kemudian isi di dalam kepala orang tersebut disampaikan, apakah setiap informasi harus didapatkan melalui jalan seperti itu?, tentu saja sangat melelahkan.

Manusia memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain melalui pembacaan terhadap diri orang lain yang diinderanya. Sebagai contoh sederhana bila bertemu dengan orang yang coba diajak berkomunikasi tetapi matanya tidak fokus kepada diri kita maka dapat dipastikan kalau orang tersebut pikirannya ada di tempat lain, atau orang tersebut berpotensi sebagai pencuri, tidak memiliki kesopanan, sedang menyembunyikan sesuatu dan berupaya agar kita tidak tahu, dirinya sedang tidak nyaman bertemu dan berbicara dengan kita, dan berbagai penafsiran lain.

Contoh lainnya ketika berbicara kepada orang lain dan respon yang ia tampakan berupa gestur silang tangan di dada ditambah dengan silang kaki, dan tatapan tajam dari kepala yang sedikit menunduk, hal itu hampir dipastikan bahwa ia menolak semua informasi yang kita sampaikan, tidak ada yang ia percayai sebagai kebenaran dari mulut berbuih-buih pembicaraan yang kita upayakan.

Kemampuan seperti ini tidak disadari oleh kebanyakan orang, tentunya kesadaran saja tidak cukup karena ia perlu dibarengi dengan pembacaan literatur maupun hasil penelitian yang dipermantap melalui pendalaman pengalaman masa lalu plus beberapa percobaan komunikasi yang dapat dilakukan dalam lingkup yang dapat dikendalikan. Bila tertarik membaca pikiran orang lain, silahkan mencobanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun