Mohon tunggu...
Jihan Makailah
Jihan Makailah Mohon Tunggu... Lainnya - Kontributor Tulisan

Pendidikan, Politik, Science, Sosial, Edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Alasan Tidak Perlu Mengejar Validasi Orang Lain

27 Maret 2024   13:42 Diperbarui: 27 Maret 2024   13:42 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Validasi merupakan kata yang sering muncul ketika manusia sedang membahas suatu pengesahan atau hal-hal yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam istilah haus validasi, hal itu lebih merujuk pada kondisi atau perilaku manusia sebagai individu yang nyata.

Mengutip dari laman Psychology Today (Gaba, Juli 2019), menurut Dr. Karen Hall, validasi adalah pengakuan dan penerimaan pengalaman orang lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa haus validasi adalah kondisi seseorang yang haus akan pengakuan dan penerimaan pengalaman dari orang lain. Secara singkat, haus validasi dapat dipahami sebagai kondisi selalu membutuhkan pengakuan.

Banyak orang menggunakan media sosial untuk terhubung dengan orang lain, berbagi informasi, dan mengekspresikan diri. Namun, ada juga aspek lain dari media sosial yang kurang disadari, yaitu pencarian validasi dari orang lain.

Ada beberapa alasan mengapa orang mencari validasi dari orang lain di media sosial. Salah satu alasannya adalah untuk memenuhi keinginan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok. Media sosial dapat menjadi cara untuk terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dan merasa diterima.

Alasan seseorang mencari validasi di media sosial adalah untuk menghindari perasaan terisolasi pada dunia nyata.

Saat seseorang menerima banyak validasi dari orang lain, seseorang merasa lebih terhubung dan diakui. Hal ini dapat membantu mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri dan mengurangi perasaan terisolasi.

Contoh perilaku meminta validasi

Ada beberapa contoh perilaku haus validasi yang bisa dikenali:

  • Adanya potensi untuk berbohong atau membesar-besarkan suatu peristiwa. Individu yang haus validasi mungkin akan cenderung berbohong atau menggelembungkan prestasi untuk memperoleh pandangan yang lebih positif dari orang lain. Contohnya, seseorang bisa mengklaim bahwa memiliki mobil mewah padahal kenyataannya hanya merupkan hasil penggelapan atau korupsi.
  • Tindakan mencari perhatian secara berlebihan. Orang yang haus validasi mungkin sering mencari perhatian dengan cara yang berlebihan, termasuk melakukan tindakan berbahaya atau menjengkelkan hanya untuk menarik perhatian orang lain.
  • Selalu menginginkan pujian dari orang lain. Individu yang haus validasi akan selalu mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Seseorang mungkin merasa tidak puas jika tidak mendapatkan pujian sebagaimana yang mereka harapkan.

Ketika bertemu dengan orang yang haus validasi, seseorang tetap perlu tenang dan berpikir positif dengan tidak menghakimi dalam arti langsung melabeli orang tersebut. Pasalnya, ada banyak faktor yang membuat seseorang tampak haus validasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun