Mohon tunggu...
ratna sari dewi f1a122008
ratna sari dewi f1a122008 Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Kecerdasan Buatan (AI) dan Kecerdasan Buatan Generatif (Generative AI): Evolusi Mesin Pencipta

16 September 2025   07:47 Diperbarui: 16 September 2025   08:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Kecerdasan Buatan (AI) dan Kecerdasan Buatan Generatif (Generative AI): Evolusi Mesin Pencipta

Pendahuluan

Dalam lanskap teknologi saat ini, Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi topik yang tak terhindarkan. Namun, seiring dengan perkembangannya, muncul terminologi yang lebih spesifik seperti Kecerdasan Buatan Generatif (Generative AI), yang sering kali menimbulkan kebingungan. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan mendasar antara AI sebagai disiplin ilmu yang luas dan Generative AI sebagai salah satu inovasi terbarunya. Dengan berfokus pada sumber-sumber terkini, kita akan memahami mengapa Generative AI kini menjadi pusat perhatian.

Memahami AI: Fondasi Revolusi Teknologi
Secara luas, AI adalah bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk menciptakan mesin yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. AI mencakup berbagai sub-bidang dan teknik, seperti pembelajaran mesin (machine learning), jaringan saraf tiruan (neural networks), dan pemrosesan bahasa alami (natural language processing). Tujuan utama AI tradisional adalah untuk menganalisis data, mengklasifikasi informasi, dan membuat keputusan atau prediksi berdasarkan pola yang telah dipelajari.

Sebagai contoh, sistem AI digunakan untuk mendeteksi penipuan dalam transaksi keuangan, merekomendasikan produk di e-commerce, atau mengoptimalkan rute pengiriman. Aplikasi-aplikasi ini menunjukkan peran AI sebagai mesin pemecah masalah dan penganalisis data yang efisien. (Kaplan & Haenlein, 2020).

Kemunculan Generative AI: Pergeseran Paradigma dari Analisis ke Kreasi
Generative AI merupakan salah satu perkembangan paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah jenis model AI yang dirancang secara spesifik untuk menghasilkan konten baru dan orisinal yang belum pernah ada sebelumnya. Model ini belajar dari sejumlah besar data untuk memahami pola, struktur, dan gaya, yang kemudian digunakannya untuk menciptakan output yang unik, mulai dari teks, gambar, musik, hingga kode program.

Beberapa contoh Generative AI yang paling populer adalah Large Language Models (LLMs) seperti GPT-4 dan model teks-ke-gambar seperti DALL-E dan Midjourney. Model-model ini menunjukkan pergeseran dari AI yang hanya menganalisis menjadi AI yang juga mampu menciptakan. Fenomena ini memicu ledakan kreativitas dan inovasi di berbagai sektor, dari seni dan desain hingga pengembangan perangkat lunak (OpenAI, 2023).

Perbedaan Krusial: Fungsionalitas dan Dampak
Perbedaan paling mendasar antara AI dan Generative AI terletak pada fungsionalitasnya:

AI (secara umum): Fokus pada analisis dan klasifikasi. Contoh: Algoritma yang mengidentifikasi apakah email adalah spam.

Generative AI: Fokus pada kreasi dan sintesis. Contoh: Model yang menulis draf email balasan untuk Anda.

Generative AI adalah sub-bidang dari AI, namun dampaknya begitu besar hingga menciptakan kategori tersendiri. Ini melampaui kemampuan prediksi atau klasifikasi dengan memberikan kemampuan untuk berproduksi. Menurut penelitian terbaru, Generative AI tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mengubah cara kerja di berbagai industri dengan mengotomatisasi tugas-tugas kreatif (Dwivedi et al., 2023).

Kesimpulan
AI adalah payung besar yang mencakup semua bentuk kecerdasan mesin. Di bawah payung ini, Generative AI muncul sebagai inovasi terdepan yang mendefinisikan ulang batas-batas kemampuan mesin. Jika AI adalah tentang memecahkan masalah dengan data yang ada, Generative AI adalah tentang menciptakan solusi dan konten baru. Perkembangan pesat dalam lima tahun terakhir menunjukkan bahwa AI telah berevolusi dari sekadar alat analisis menjadi mitra kreatif, membuka era baru di mana mesin dapat menjadi pencipta.

Daftar Pustaka
Dwivedi, Y. K., et al. (2023). "So what if ChatGPT wrote it? Multidisciplinary perspectives on generative AI and its impacts on the future of work, education and society." International Journal of Information Management, 71, 102640.

Kaplan, A., & Haenlein, M. (2020). "Risco vs. risiko: A social science perspective on generative artificial intelligence." Journal of Business Research, 111, 230-238.

OpenAI. (2023). GPT-4 Technical Report. Tersedia di: https://openai.com/research/gpt-4

Russell, S. J., & Norvig, P. (2020). Artificial Intelligence: A Modern Approach (4th ed.). Pearson Education.

Wadhwa, V., & Salkever, A. (2023). The New Human-Robot Reality: How AI, Robots, and Technology Are Reshaping Our Lives. Berrett-Koehler Publishers

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun