Mohon tunggu...
Rasna
Rasna Mohon Tunggu... Lainnya - Foresters

Menjadikan masyarakat sasaran menjadi mandiri dalam pembangunan kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Cabe Rawit, Salah Satu Cara Mujarab Mengatasi Masa Paceklik Petani Kopi

21 Maret 2023   08:20 Diperbarui: 22 Maret 2023   08:03 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sugeng, petani di Dusun Krajan, Desa Birowo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, memanen dini buah cabai rawit miliknya yang masih hijau (KOMPAS.com/Asip Hasani)

Hasil Panen cabe Rawit milik Pak Riswanti (doc. Rasna)
Hasil Panen cabe Rawit milik Pak Riswanti (doc. Rasna)

Analisa Panen Cabe Rawit Pengalaman Pak Riswanti

Pak Riswanti menanam cabe rawit selepas panen raya kopi yaitu pada bulan Agustus 2022 dan  pada bulan November 2022 mulai panen. 

Dari modal Rp 2,500 dengan jumlah tanaman cabe rawit 3.000 batang, Pak Riswanti panen buah cabe rawit terhitung dari bulan November 2022 sampai dengan bulam maret 2023 mendapatkan hasil buah cabe rawit sebanyak 1.200 kg. 

Ketika panen petama hanya mendapatkan 50 Kg, minggu berikutnya naik menjadi 80 kg, setelah satu bulan naik menjadi 100 kg, setalah satu bulan panen maka setiap minggunya penghasilan rata-rata 100 kg.

Terhitung dari bulan agustus 2022 sampai Maret 2023 total panen 1.500 kg dengan harga rata-rata Rp.35.000. Jadi penghasilan yang didapat Rp 52.000.000. 

Menurut Pak Riswanti dari hasil panen cabe rawit sangat membantu ketika saat musim paceklik seperti saat ini, bahkan bisa mengembalikan kerugian panen kopi pada tahun 2022. 

Rincian perhitungannya sebagai berikut: panen normal kopi tahun 2021 sebanyak 3.500 kg dikurangi panen kopi tahun 2022 sebanyak 1.200 kg = 2.300 kg x harga Rp 22.000 = 50.600.000. 

Jadi pada tahun 2022, Pak Riswanti rugi Rp 50.600.000, sedangkan hasil cabe rawit selama 8 bulan mendapat hasil uang sebesar Rp 52.000.000. Walaupun selisah tidak banyak mamun pengerjaan dalam budidaya cabe rawit lebih ringan.

Kalau dikalkulasikan dengan biaya perawatan kopi selama satu tahun penghasilan kopi lebih rendah. Sedangakan penghasilan cabe rawit lebih tinggi karena modal dan perawatan lebih ringan dan harga cabe rawit  tahun ini cukup baik. 

Dari pengalaman Pak Riswanti yang memanfaatkan waktu senggang 9 bulan dengan cara budidaya tanaman cabe rawit di sela-sela tanaman kopi, ternyata lebih menguntungkan dan bisa menggantikan kerugian panen kopi yang anjlok pada tahun 2022, sebelum panen raya kopi tahun 2023. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun