Mohon tunggu...
Ronald Pasir
Ronald Pasir Mohon Tunggu... Economist, Stock trader, financial adviser, freelance writer

Hobi Mancing dilaut, menyukai humor, open minded, peniti jalan kehidupan. Suka menulis, percaya bahwa kata-kata bisa menjadi senjata nurani. Menulis bukan untuk menjadi populer, tapi untuk membela yang tertindas dan menggugah yang terlena. Diam di tengah ketidakadilan adalah bentuk pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Solidaritas Palsu? Politik Dua Muka Dunia Islam terhadap Palestina

26 Juni 2025   16:01 Diperbarui: 26 Juni 2025   16:01 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika kita terus menunggu negara-negara Muslim untuk konsisten membela Palestina, kita akan terus dikecewakan.

Yang bisa kita lakukan sebagai rakyat adalah:

*Mendukung gerakan boikot produk yang pro-Israel.
*Mengedukasi publik lewat media sosial, diskusi, dan tulisan.
*Menolak narasi palsu dari politisi yang hanya menjual isu Palestina saat butuh dukungan.
*Menjadi bagian dari solidaritas global yang tidak tunduk pada kepentingan ekonomi dan geopolitik.

Penutup: Palestina Tak Butuh Simpati Palsu

Palestina tidak butuh orasi kosong, parade bendera, atau diplomasi pura-pura.
Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk berkata dan bertindak benar, meskipun tidak menguntungkan secara politik.

Jika para pemimpin Muslim terus bermain dua muka, maka rakyatlah yang harus mengambil alih panggung moral ini.
Karena solidaritas sejati tak lahir dari podium, tapi dari hati yang tak mau diam melihat ketidakadilan.

Kita boleh patah  semangat tapi jangan putus asa karena Sang Semesta tak pernah tidur menjaga keadilan bagi makhluk-Nya.

Wallahu a'lam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun